webnovel

From Ala Kachuu

Baekhyun yang dalam perjalanannya untuk membuat sebuah jurnal budaya yang akan ia terbitkan tahun depan itu mendapatkan halangan yang tidak terduga di salah satu negara asia tengah yang ia datangi. Nyatanya kedatangan baekhyun membawa perubahan dalam budaya negara tersebut, lalu semakin banyak orang yang mendekatinya. Jurnal dimulai dari sekarang!

Separkelling · Urban
Not enough ratings
2 Chs

PROSES

HAPPY READING!!

.

.

.

Keesokan harinya pagi pagi sekali khal datang mengetuk pintu kamar baekhyun untuk segera bersiap melihat pekerjaan baju tradisional di frindafan.

Baekhyun keluar dengan penampilan berbeda dari sebelumnya. Disana bukan hanya khal yang terdiam namun juga tiga laki laki yang mengawasi khal juga mendadak bisu.

Karena baekhyun dari semalam yang rambutnya berwarna coklat itu saja sudah menarik perhatian warga setempat apalagi penampilannya saat ini.

Rambut biru yang mencolok dengan mata yang memakai lensa biru membuat aura baekhyun semakin memancar disana.

"Baekhyun ka- kau terlihat berbeda" ujar khal.

"Benarkah? Hari ini aku akan meliput jadi aku butuh penampilan berbeda saat tampil di kamera nanti. Maaf ya aku jadi membuatmu malu" ujar baekhyun lagi.

"Kenapa rambutmu bisa berubah dalam semalam?" Tanya trestan yang akhirnya berbicara terlebih dahulu padanya.

"Tentu dengan usahaku yang tidak tidur untuk warna ini." Ujar baekhyun dengan nada sombongnya yang langsung di tertawai oleh khal.

"Apa?" Tanya baekhyun pada khal yang tertawa.

"Kau tidak seharusnya meninggalkan tidurmu demi mewarnai rambutmu, baek" ujar khal.

"Tapi pekerjaanku menuntut penampilanku yang menarik, dari sinilah aku mendapatkan gaji khal" ujarku lagi.

Sementara chan dan suho hanya menatap saja dan langsung saja baekhyun mulai berlalu meninggalkan mereka yang tak bergerak pergi.

Sesampainya di lokasi, baekhyun langsung memasang tripod kameranya untuk stand by dalam posisi merekam. Disana semua warga setempat serta empat orang yang ikut dengannya menatap baekhyun dengan pandangan yang tak bisa diartikan.

Baekhyun yang mulai berbicara bahasa korea mulai memberikan laporan kondisi di tempat ini.

Sesaat sudah selesai baekhyun terkejut saat ia dikelilingi oleh warga setempat dengan pandangan terpaku mereka padanya.

"Apa aku ada salah?" Tanya baekhyun pada khal namun respon gelengan yang ia dapatkan malah dari para warga yang terpanah padanya.

Saat baekhyun membenahi peralatan kameranya yang masih ditatap oleh orang orang disana, ada seseorang yang mendekatinya.

"Sibuk sekali" sindir suara yang baekhyun sangat kenali, lalu ketika ia berbalik dan benar saja dia adalah Guanlin. Hoobaenya di kantor, ia menyusul sangat cepat dibanding hari yang ia janjikan sebelum keberangkatan baekhyun.

Seharusnya baekhyun pergi bersama guanlin di hari pertama namun, guanlin harus menyelesaikan deadlinennya untuk menyelesaikan reset artikel yang akan di publish minggu ini.

Langsung saja baekhyun lupa akan dimana ia berada, ia memakai salam dari budaya yang ia biasa lakukan dikantornya yaitu memeluk guanlin.

"Kau bekerja dengan baik hyung" ujar guanlin membalas pelukan baekhyun dan mengelus lembut kepala baekhyun.

"Tentu saja, aku tak memerlukanmu" sombong baekhyun.

"Baiklah setelah makan siang aku akan kembali ke korea" baekhyun panik.

"Akan ku rekomendasikan pemecatanmu pada onew hyung" ancam baekhyun.

Guanlin menggeleng "Tidak berubah juga sifatmu hyung haha" mereka lupa kalau mereka adalah pusat perhatian.

Baekhyun yang baru sadar situasi langsung melepaskan pelukannya dan bersikap canggung dan pergi dari sana dengan membawa barang barangnya yang tentu saja langsung diikuti oleh guanlin dan khal.

"Aku rasa semua tatapan orang orang disana seperti ingin membunuhku, kau apakan mereka?" Tanya guanlin.

"Aku juga tidak tahu, sejak pagi tatapan mereka seperti itu padaku" baekhyun terlihat panik.

Khal yang disana hanya diam. Baekhyun langsung saja menghampiri, "Apa aku terlihat aneh khal?" Tanya baekhyun.

"Tidak baek, justru kau..

- sangat cantik dimata kami" khal jujur.

"Wah gila, tidak mungkin khal. Apa apaan statementmu itu" ujar baekhyun tak percaya.

"Aku setuju jika itu awalnya, lalu aku datang mengganggu pemandangan mereka sehingga aku ditatap tajam dari segala arah" jelas guanlin.

"Kau gila jika merasa seperti itu lai" sinis baekhyun.

"Lanjutkan pekerjaanmu, lusa aku akan pulang" khal terkejut.

"Baek kau meninggalkan tuan guanlin?" Tanya khal.

"Dari awal ini tugasnya dan aku hanya membantu" ujar baekhyun tersenyum ke khal.

"Besok ayo makan yang enak, aku yang teraktir" ujar baekhyun lagi.

"Ayo"

💐💐💐

Tepat jam 11 malam aku keluar penginapan untuk mencari sesuatu yang bisa ku makan. Karena kupikir aku hanya akan keluar sebentar dan berada didekat sini jadi aku tak membangunkan guanlin atau khal.

Saat aku sedang membeli jajanan khas frindafan yang menurutku hampir sama dengan makanan india itu, aku mendapat kejutan dari suara yang terdengar sangat dekat dengan telingaku.

"Astaga!!!" Aku sedikit berteriak di wajah chan dan trestan yang ternyata merekalah tersangka yang membuatku terkejut. Orang orang yang ada disana jadi memperhatikanku.

"Kumohon untuk tidak menguji kinerja jantung ku ya" sarkasku setelah mendapatkan pesanan dan membayarnya.

"Kau bisa memesan makanan di penginapan kenapa harus repot?" Tanya trestan.

"Sembari mencari udara segar, tuan hantu" ujarku lagi yang masih berjalan didepan mereka berdua.

Tak sadar ketika aku memperhatikan ke samping aku menabrak tubuh seseorang.

"Hyung fokuslah" ujar guanlin yang melingkari tangannya dipinggangku saat aku menabraknya tadi.

Yang otomatis itu menjadi pemandangan yang aneh bagi dua pria yang mengikutinya tadi.

"Kenapa terbangun?" Tanyaku yang berada di pelukannya dan mendongak menatap wajahnya.

"Mencari udara segar dan menemukan senior bersama orang asli disini" jawab guanlin.

"Aku lapar tadi tapi sekarang aku mulai mengantuk" ujar baekhyun setelah guanlin melepaskan pelukannya dan berjongkok memberikan punggungnya didepanku.

"Naiklah" tentu dengan senang hati aku naik ke gendongannya.

Ternyata chan dan trestan masih mengikuti dibelakang.

Aku tak mendengar percakapan mereka karena aku tertidur di punggung guanlin.

💐💐

Keesokan harinya, aku tertidur hingga siang hari. Ia lupa akan ada upacara persembahan ke dewa karena haribini merupakan puncak dari festival minnatdor di frindafan.

Saat aku sudah bersiap dengan pakaian lengkap tak lupa dengan kameraku, aku menemukan chan sedang terduduk disamping pintu kamarku. Sedang apa dia?

"Tidur?" Aku yang langsung berjongkok di hadapannya melambaikan tangan memeriksa apa benar ia tidur.

Ternyata lambaiannya tak direspon oleh mata yang terpejam itu. Baekhyun terdiam memperhatikan.

"Perempuan manapun akan merasa bersyukur jika dinikahi olehmu." Ujar baekhyun dengan bahasa korea dengan tangan yang mengelus lembut pipi pria jangkung itu.

Lalu sepersekian detik kemudian baekhyun menarik tangannya yang berada di pipi pria itu lalu membangunkannya untuk memberitahu dimana khal berada saat di tengah keramaian ini.

"Bagaimana bisa kau tidur didepan pintu kamarku, ayo antar aku ke khal"

💐💐💐

Baekhyun yang sudah berpamitan pada beberapa warga yang membantunya itu sedang berpamitan pada khal dengan berpelukan tidak lupa tiga pria kacungnya khal dan guanlin.

"Semoga bahagia ya khal, senang bertemu denganmu" ucap baekhyun.

Lalu ia berhadapan dengan trestan chan dan suho. Dan tersenyum sangat manis.

"Selamat tinggal ya, dan trestan aku titip khal padamu. oiya chan dan suho semoga penculikan pengantin kalian berhasil setelah ini. Semangat!" Ujar baekhyun yang hanya di respon anggukan suho dan senyum tipis chan.

"Lai cepat pulang ke korea, aku tidak mau menggantikanmu dalam setiap rapat terlalu lama oke?!" Guanlin hanya mengangguk dan memeluk seniornya.

"Hati hati sunbae"

Kemudian baekhyun memasuki taksi yang ia pesan untuk berangkat ke bandara.

Setelah melambaikan tangannya kepada penduduk disana, ia menutup kaca dan menatap langit yang seperti bergerak mengikutinya.

"Chan ssi berbahagialah" satu nama yang selalu kusebutkan di segala kesempatan didalam hati kini kuucapkan pelan namun tak didepan wajahnya.

Tbc

.

.

.

Selamat Tinggal