Relung hati milik Malik terasa sangat lapang pagi saat dia melihat wanita yang amat dia cintai telah berkantor. Sungguh definisi bahagia yang sangat sederhana.
"Pagi, Ghe?!" sapa Malik saat langkahnya berhasil dia sejajarkan dengan Ghea. Dan mendapat panggilan tak terduga tentu saja itu sudah lebih dari cukup untuk membuat kedua pangkal bahu milik Ghea terangkat dengan sangat baiknya.
"Pagi, Pak Malik," balas wanita itu dengan senyuman yang masih sama dengan sebelumnya. Senyum yang selalu sukses untuk menjadi candu untuk Malik sehingga dia kembali jatuh cinta pada orang yang sama. Iya, masih Ghea Laurensia.
"Ghe ... kalau aku boleh tahu kemarin kamu kenapa nggak masuk?" tanya Malik dengan sorot mata yang terlihat sangat serius untuk itu.
"Sakit, Pak." Tanpa menunggu lebih lama, Ghea lantas menjawab apa yang Malik tanyakan padanya itu. Dan mendengar jawaban yang Ghea tuturkan tak banyak yang bisa dia lakukan kecuali mempercayainya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com