webnovel

Friend and Rival

Keberadaanku di sekolah ini hanya karena sepucuk surat dan sebuah paksaan. Merasa kesal karena alasan masa lalu yang digunakan sebagai penempatan. Aku yang kini ditempatkan di kasta tertinggi merasa tak pantas. Karena kemampuan akademik maupun non akademikku hanyalah sebatas rata-rata. Waktu demi waktu membawaku kepada sebuah ambisi dan kejanggalan realita. Dimana terdapat kontradiksi yang nyata akan sebuah ingatan, dan juga ambisi antar perseorangan. Sempat berselisih dengan isi kepala namun tetap percaya akan memori yang tersisa. Hingga akhirnya, aku memiliki sebuah alasan tersendiri untuk tetap bertahan. Bertahan untuk mengungkap segala hal yang menyeretku ke dalam sebuah kegilaan. _____________________________________ Arc One : Uncontrolled Gathering of Students {Complete} Arc Two : Ringing Reality of Memory [-] _____________________________________ An original story by ZeroReikyuu aka Rei~ _____________________________________

ZeroReikyuu · War
Not enough ratings
24 Chs

Vorbereitung

"Rio ...."

"Ada apa?"

"Terima kasih ...."

"Untuk apa?"

"Karena sudah berbagi informasi mengenai tempat titik buta yang terbaru, selain itu berkat dirimu ... kita ber'empat dapat berkumpul di tempat yang bahkan tak seorang pun tahu."

"LALU KENAPA HARUS JAM 3 PAGI BUTA?"

"Tenanglah Luna! Kita tidak boleh memancing perhatian ...."

"Haahh!? Kamu ngerti gak sih kalau cewek tuh butuh tidur yang cukup? Ah iya ... gorilla berotot sepertimu tak mengetahui hal itu."

"Untung aja aku ini orang yang sabar terutama pada seorang gadis ...."

"Tidak ada gunanya berselisih untuk saat ini, kita harus memanfaatkan waktu yang ada, jadi Rafael .... apa yang ingin kau bahas-"

"Heleh ... kenapa ga bahas di grup chat aja?"

"Aku mulai meragukan sosial media, baru-baru ini Rio memberitahuku beberapa informasi yang sensitif, tapi belum terjamin kebenerannya."

"Ah elah palingan Hoax ... dan satu hal lagi ... kenapa hanya kita berempat? Clarissa? Skyla? Mana mereka? Jangan bilang kalau cuma aku yang disuruh ke sini ...."

"...."

"...."

"Kalau itu sudah sesuai dengan rencana ...."

"Kalian bertiga! dan aku sendiri! Apa yang kalian ingin lakukan?!"

"Luna ... tolong tenangkan dirimu dan jangan berpikir yang tidak-tidak, aku harus memberitahukan beberapa hal secara langsung di sini."

"Oh oke! Aku akan mendengarkanmu sekarang!"

"Sudah-sudah ... mari kita ke topik utamanya sekarang, jadi Rafael ... apa yang ingin kau sampaikan sekarang?"

"Apakah kalian tidak merasakan sesuatu yang janggal saat menggunakan sosial media dan internet di gadget kalian?"

"...."

"Ehm ... kurasa tidak ada yang aneh, masih sama seperti biasa, penuh dengan notifikasi ...."

"Seorang Idol mah pasti banyak penggemarnya."

"Apakah aku harus menjelaskan hal itu kepada mereka juga?"

"Tidak usah ... bukan waktu yang tepat untuk menjelaskan tentang informasi tersebut."

"Lalu?"

Zrrrt

"Luna ... Ivan ... ambillah, tolong baca isinya, setelah selesai langsung buang ke tempat sampah terdekat."

"Skenario? Untuk kapan?"

"Nanti ...."

"Mana mungkin bisa secepat itu untuk memahami skenario sepanjang ini!"

"Ucapannya Luna sangat benar! Aku dan Luna tak mungkin bisa melafal semua ini dan kenapa Rio tak mendapatkan skenario ini juga?"

"Rio sudah punya ... kalau begitu aku akan menjelaskan inti-inti dari tugas kalian ...."

>==X==<

"Ah kalau cuma itu mah mudah saja bagi diriku yang ahli berakting...."

"Bagus kalau begitu ... Ivan!"

"Ah iya?"

"Tolong wakilkan suaraku."

"Siap!"

"Pastikan juga agar dia mengetahui hal tersebut."

"Siap laksanakan!"

"Rio ...."

"Iya ... ada apa?"

"Besok jam nol tujuh titik lima belas pergilah ke bangunan tua sebelah timur laut sekolah."

"Maksudmu di belakang sekolah?"

"Iya."

"Oh oke ...."

"Kalau begitu, sekarang kalian boleh kembali ke kamar masing-masing."

>===o===<