webnovel

Freya's Happiness and Love

Aku yang anak sebenarnya di keluarga ini Aku yang berhak atas harga ayahku Kenapa sekarang aku harus menderit karena saudara tiriku?

Cathy29 · Teen
Not enough ratings
5 Chs

2

"Iya mama.." suara rengean Freya ditelpon Danica, "Iya Rey nanti ketemu sama dia ma.."

"Okeh, jangan telat dan jangan terlalu fokus kerja!" tegas Danica di sebrang telpon

"Iya mamaku sayang yang cantik, suka menabung dan sayang sama Rey." ledek Freya

"Huh dasar kamu. Bisa ya kamu godain mama terus. Ingat janjimu."

"Iya Rey janji ma.. Love u ma" sambi menutup telfon Danica

"Ampun dah punya mama protek amat ama anaknya. Kaya aku gak bisa cari pasangan sendiri aja" batin Freya kesal

Ya memang gak bisa cari pasangan sendiri sih, Freya hanya tepaku dengan dokumen-dokumen dan laptopnya di atas meja. Freya sendiri yang memantau sendiri proyek-proyek yang dikerjakannya. Bagi Freya ke jujuran adalah hal dasar penting dalam mengerjakan proyeknya, jika tidak hasil yang didapatkan akan sangat buruk dan menjadi jelek di mata orang lain.

Jam telah menunjukan pukul 18.25, itu sudah lewat dari jam pulang kerja. Freya memang senang bekerja lembur sejak Danica membuat janji kencan buta untuknya. Dan sekarang Freya tidak bisa menghindar, karena ia sudah berjanji dengan Danica. Freya selalu memegang janjinya. Janji adalah hutang jadi ia harus menepatinya.

Freya pun membereskan barang-barangnya dan turun menuju parkiran. Ia tidak suka memakai sopir makanya ia lebih suka membawa mobilnya sendiri. Freya menaiki mobil putih yang terparkir dibesment kantornya dan langsung menuju tempat janji kencan butanya. Ya jam-jam sekarang tidak membuat jalanan macet, Freya pun sampai hanya berkirsar 30 menit dari kantornya. Maklum saja Danica yang mereservasi restauran dekat kantornya. Danica tahu betul sifat Freya yang malas dengan kencan buta ini.

Freya turun dari mobil setelah memarkirkan mobil putihnya. Ia masuk ke dalam restaurant mewah yang didesing seperti ruangan santai ala jepang. Freya menuju resepsionis dan menanyakan ruangan yang telah direservasi Danica

"Selamat malam nona, atas nama siapa?" tanya pelayan dengan ramah

"Atas nama Marvis." ucap Freya juga sopan

Pelayan itu memeriksa nama yang disebutkan Freya dan mengantarkan ia keruangan tersebut. Dan pasangan kencan buta Freya sudah sampai.

"Silakan nona Marvis, tamu anda sudah menunggu anda." ajak pelayan itu keruangannya

"Terima kasih" senyum Freya dan langsung masuk keruangan tersebut.

Didalamnya sudah ada teman kencan buta Freya. Freya sudah terbiasa dengan kencan butanya yang sudah ia lakukan sebanyak lebih dari 10 kali. Jadi ia tidak terlalu gugup jika bertemu teman kencannya.

"Maaf saya terlambat" ucap Freya menundukan badannya meminta maaf

"Tidak apa-apa. Saya juga baru sampai. Silakan duduk." ajak pria itu

"Nama saya Freya Marvis." sambil berjabat tangan

"Saya Alexander Philip. Senang berkenalan dengan anda."

Alexander Philip adalah Direktur perusahaan Philip's Corporation Real Estage. Umur pria ini baru saja menginjak 27 tahun, tetapi perusahaan yang ia bangun dari dasar sudah mencapai seluruh dunia. Lebih besar lagi dari perusahaan Danica. Alex memiliki tinggi 190cm dan tubuh yang atletis mengingat Alex suka sekali olahraga dan juga wajah yang sangat tampan.

Alex sangatlah disiplin dalam bekerja, bisa dikatakan karyawan yang bekerja dengannya pun tau bagaimana sikap atasan mereka. Alex juga tegas dalam menjalankan proyek-proyek Real Estagenya. Harta kekayaannya pun bisa terbilang cukup mewah. Beda dengan Danica yang tidak sombong dan menghamburkan uangnya, Alex sangat suka mengoleksi barang-barang yang bisa dianggap tidak biasa.

"Mau pesan apa tuan?" tanya Freya sambil memeriksa menu

"Aku bisa mengikuti pesanan kamu Reya"

"Baiklah, kalau gitu makanan saya pilih saja ya." Freya memesankan makanan. Tak lama kemudian makan pesanan mereka pun datang. Dan Freya dan Alex kembali berbincang.

"Ini sudah kencan yang keberapa Reya?" tanya Alex penasaran

"Emm, ini yang ke 12 dengan kamu." jawab Freya tanpa ragu

"Wow, kamu selama itu gak ada yang cocok apa?" Alex terkejud dengan jawaban Freya

"Belum, soalnya aku pemilih juga loh terhadap pria" goda Freya sambil mengedipkan mata

"Kalau gitu sama aku aja Reya" goda Alex

"Kenapa aku harus denganmu? Apa keuntunganku berpacaran denganmu?" tanya Freya ingin menolak

"Ya kamu dan aku bisa menggabungkan dua perusahaan besar dan aku ganteng, kamu cantik mungkin saja anak-anak kita nanti akan sangat cantik dan tampan."

"Wahh bravo" sambi bertepuk tangan atas jawaban Alex, "Kamu benar-benar hebat Alex. Gak di perusahaan gak diluar kamu gajo ya merayu wanita?" ledek Freya santai

"Yah aku juga memilih dalam urusan pasangan kok." jelas Alex

"Narsis banget ini cowo" batin Freya kesal. Kalau bukan Direktur besar pasti Freya sudah ingin memukul Alex

"Aku tidak mau menggabungan perusahaanku denganmu dan juga aku belum mau menikah apa lagi punya anak" jawab Freya kesal

"Okeh kalau begitu." Alex setuju dengan jawaban Freya. "Kamu menantang aku Reya, lihat saja nanti. Aku pastikan kamu bakal jatuh cinta denganku" batin Alex

"Kalau gitu aku pulang duluan ya. Soalnya masih banyak kerjaan."

"Baiklah tapi berikan nomor HP kamu dulu" pinta Alex

"Untuk apa kamu minta nomor aku? Kita engga bakal ketemu lagi kayanya." tolak Freya halus

"Jangan gitu dong cantik. Aku masih mau kok ketemu lagi sama kamu." rengek Alex

"Tapi aku gak mau. Yasudah ya permisi" Freya meninggalkan Alex di restauran sendiri.

Alex merasa tertantang dengan sikap Freya yang menurutnya telah menolak seorang Alexander Philip. Alex masih bisa mendapatkan wanita yang ia inginkan tanpa bersusah payah. Tapi dengan sikap Freya seperti itu membuat Alex ingin sering bertemu dengannya.

Akhirnya Freya sampai dirumah. Walau sudah dirumah tetap saja ada seseorang sedang menunggu ke pulangannya. Freya sangat ingin menghindari Danica, bisa-bisa dia di wawancara banyak tentang kecan buta ini.

"Rey, kok kamu cepet banget sih udah pulang?" tanya Danica yang sedang duduk diruang tamu

"Iya ma, masih mau lanjut kerja lagi aku." sambil duduk di samping Danica

"Istirahat dulu Rey. Nanti kamu sakit kalau kerja over gitu." pinta Danica takut anaknya sakit.

"Iya ma.." keluh Freya, "Rey kekamar ya ma. Rey bau mau mandi" sebelum sempat berdiri dari sofa, tangan Freya ditarik oleh Danica

"Eh.. Mau kemana kamu. Mama belum selesai sayang. Kamu juga gak bau-bau amat kok" ledek Danica

"Ihh.. Kok mama gitu sih?? Iya Rey duduk. Mama mau nanya apa?" sambil melipat tangan di depan dadanya

"Gimana tadi teman kencan kamu?? Cakepkan Rey?" Danica penasaran

"Iya cakep ma.. Udah tinggi kaya tiang listrik, badannya kaya beruang gede banget, dan sifatnya juga nyebelin." kesal Freya

"Kok gitu sih Rey??" Danica bingung dengan penjelasan Freya

"Iya gitu ma. Udah ah ma.. Jangan bahas dia lagi.." rengek Freya kesal dengan Alex

"Yaudah, sana kamu boleh mandi dan jangan over work ya Rey"

"Okeh ibu boss." sambil memeluk Danica

"Iya sana. Bau kamu Rey" sambil menutup hidungnya

"Tadi katanya Rey gak bau. Mama jahat ih.." Freya pergi kekamarnya dengan kesal dan Danica hanya tertawa melihat tingkah anaknya

Freya telah selesai mandi dengan memakai kaos dan celana panjang tidur. Tiba-tiba HPnya menerima telpon nomor tidak dikenal.

"Nomor siapa in?" batin Freya. Freya mengangkat telpon tersebut.

"Halo?"

"Halo sayang" jawab pria di telpon

"Sayang?? Ini siapa ya? Mang kenal ya?" tanya Freya bingung

"Baru beberapa jam gak ketemu udah lupa sama aku??" goda pria tersebut

"Alex?!" seru Freya

"Ya betul cantik. Aku Alexander Philip." ucap Alex dengan percaya dirinya

"Dari mana kamu dapetin nomor aku??"

"Yah bisalah aku dapet nomor kamu. Apa susahnya sih buat aku dapetin nomor kamu?" Kamu aja bentar lagi aq milikin juga" batin Alex

"OMG. Gila kali ini cowo." batin Freya kesal, "Ya udah kalau gitu. Kamu udah dapat nomor aku juga akhirnya. Aku mau istirahat tidur. Bye." tanpa menunggu jawaban Alex sambungan telpon sudah diputus oleh Freya.

"Cowo narsis gila. Apa salahku ya Tuhan bisa kenal sama cowo seperti itu." kesal Freya