webnovel

Empat Sempel

Hari menjelang siang, namun langit Distrik 8 masih ditutupi awan kelabu. Di suatu sisi kota, para penduduk sekitar dibuat terheran-heran dengan kemunculan iring-iringan mobil bagus yang melintasi jalan utama. Mungkin total semua kendaraan yang mengawal satu mobil yang paling bagus di bagian tengah sekitar lima unit kendaraan. Rombongan berjalan dengan cukup kencang dan berbelok menuju lingkungan proyek. Beberapa orang pejalan kaki hanya bergosip riang menanggapi kemunculan mereka semua. Mereka pasti adalah pemilik proyek baru yang asal-usulnya masih belum diketahui sampai sekarang. Biasanya, jika ada suatu pembangunan, kabar pasti akan tersiar begitu cepat. Berbeda halnya dengan proyek yang satu ini, rasanya kerahasiaan seluruh kegiatan pembangunan sangat dijaga dengan baik.

Setelah melewati jalanan yang berkelok-kelok menaiki bukit yang tak terlalu tinggi, akhirnya rombongan tiba di pinggir lahan proyek. Beberapa orang pria bersetelan rapi lengkap dengan sepucuk senjata api yang tergantung di balik jas mereka langsung sigap mengerumuni mobil yang paling bagus. Mereka saling berkomunikasi satu sama lain, memastikan segalanya benar-benar aman sebelum penumpang yang mereka kawal keluar dan menginjakkan kaki di wilayah itu. Setelah semuanya dirasa telah di bawah kendali, salah seorang pengawal membuka pintu belakang mobil yang paling bagus. Dari sana, muncullah sosok wanita anggun dengan pakaian ala Yunani kuno, wanita yang sama yang berada di perjamuan Walikota semalam.

Tubuhnya tak terlalu berisi, tingginya pun di bawah rata-rata wanita pada umumnya. Perawakannya yang kecil tak membuat wanita ini kehilangan pesonanya. Dengan langkah perlahan, ia berjalan di atas tanah yang basah. Gaun cantiknya itu terkena lumpur di bagian bawah. Namun, wanita itu sama sekali tak merasa risih atau jijik. Dengan pandangan lurus ke depan dan raut wajah tenang, ia terus berjalan mendekati fondasi bangunan yang telah mulai dibangun oleh para pekerja. Tak lama berselang, ia pun berhenti di bagian depan fondasi bangunan. Untuk sejenak, matanya terpejam sempurna. Ia menarik napas dalam-dalam, aroma batu bara terasa cukup menusuk pernapasan. Lagi-lagi, wanita itu sama sekali tak terlihat terganggu oleh keadaan di sekitarnya.

Kemudian, tangan kanan wanita ini terangkat ke atas dan memberi isyarat. Setelah itu, semua pengawal bergerak sedikit menjauhi sang wanita. Mereka semua lantas membalikkan badan membelakanginya. Lalu, datanglah empat orang pria lain dengan setelan sedikit berbeda dari pengawal lainnya. Empat pria ini memang bukanlah pengawal pribadi sang wanita. Mereka akan mendapat tugas penting darinya untuk memenuhi tujuannya datang ke wilayah itu. Sang wanita berbalik menghadap ke arah empat orang pria. Mereka telah menundukkan pandangan tanda memberi hormat. Lalu, ia pun mulai berbicara dengan keempat pria tersebut.

"Kalian sudah tahu apa tugas kalian di sini, bukan?" tanya sang wanita.

"Sudah, Nyonya Fortuna," jawab salah satu dari keempat pria itu. "Dua orang dari kami akan membawa sempel batu bara yang menyala dan asap pembakaran batu bara dari pembangkit listrik. Sementara dua orang lainnya akan membawa batu kerikil dan sempel air laut dari pelabuhan baru. Kami akan segera mengambilkannya untukmu sebelum tengah hari, Nyonya. Kau tak perlu khawatir," terang si pria.

"Baguslah kalau begitu. Tetaplah berhati-hati dalam menjalankan setiap tugas kalian. Jangan pernah lengah, tetap selalu waspada di setiap keadaan. Gunakan kekuatan kalian seperlunya saja, kita tidak mau menjadi terlalu mencolok bukan? Pergilah, wahai anak buahku."

Keempat pria itu pun langsung pergi untuk menjalankan tugas mereka masing-masing. Tim terbagi menjadi dua bagian. Yang satu akan pergi ke pembangkit listrik, dan yang lain akan pergi ke pelabuhan. Mereka membawa dua buah motor sport dari lahan proyek dan mengendarainya dengan kecepatan tinggi. Kedua tim ini masih sempat berjalan beriringan melewati jalan berkelok yang tadi sempat mereka lewati. Kemudian, setelah sampai di jalan besar, mereka berpisah ke arah yang berlawanan. Letak pembangkit listrik dan pelabuhan memang berjarak tak terlalu jauh, hanya saja rute jalan yang dilalui sangatlah berbeda. Kau harus mengambil jalan memutar untuk sampai ke sana.

Tim pertama bergerak menuju pembangkit listrik. Di gerbang depan, sebuah portal menghalangi jalan masuk mereka. Motor yang dikendarai mereka langsung berhenti di depan pos pengawas. Keduanya nampak tenang saat menemui para petugas jaga yang ada di sana.

"Siapa kalian? Ada keperluan apa kalian datang ke sini?" tanya salah satu petugas sembari memperlihatkan senjata laras panjangnya.

Mereka berdua tak menanggapi mereka dengan satu kata pun. Mereka malah menatap ke arah semua penjaga yang ada di sana, dan dalam sekejap tiba-tiba saja portal telah dibukakan oleh petugas yang ada di dalam pos pengawas. Mereka langsung tancap gas memasuki area pembangkit listrik, meninggalkan para petugas yang sedikit linglung dan sama sekali tak tahu apa yang baru saja mereka lakukan.

Kedua pria ini memarkirkan kendaraan mereka di tempat parkir. Kemudian, mereka mulai melangkah memasuki gedung besar pembangkit listrik. Tanpa pikir panjang, mereka mulai melakukan hal yang sama yang tadi mereka lakukan kepada petugas penjaga gerbang depan kepada semua orang yang mereka temui di dalam gedung. Sampai pada akhirnya keduanya berhasil memperoleh sempel batu bara yang menyala di dalam tungku dan udara hasil pembakaran. Mereka memasukkannya ke dalam dua wadah khusus yang berbeda. Setelah misi mereka berhasil dilaksanakan, mereka pun segera kembali kepada nyonya mereka.

Sedangkan tim kedua, mereka baru saja memasuki area pelabuhan. Tak jauh berbeda dengan tim pertama, mereka berdua juga melakukan hal yang sama kepada semua orang yang mereka temui di pelabuhan, termasuk Kyle. Kebetulan sekali Kyle tengah melakukan inspeksi harian di sekitar area bongkar muat. Melihat dua orang pria tak dikenal yang tidak mengenakan seragam petugas pelabuhan membuat rasa ingin tahu Kyle bertambah. Kemudian, ia pun segera mendatangi.

"Hei! Siapa kalian? Ada perlu apa kalian kemari?"

Tak ada jawaban dari kedua pria itu. Tapi, mereka tetap berhasil membuat Kyle dan semua orang di sekitar mereka linglung.

Mereka berdua pun dapat dengan leluasa mengambil sempel batu dan air laut yang ada di sekitar area bongkar muat. Mereka memasukkannya ke dalam dua wadah khusus yang berbeda. Kemudian, setelah tugas mereka selesai, mereka pun segera angkat kaki dari pelabuhan untuk kembali menemui nyonya mereka.

Sementara itu, di sisi lain kota, Nyonya Fortuna tengah berbisik kepada udara. Sedari tadi, bibirnya tak berhenti bergerak, merapal sesuatu untuk proyek pembangunan besarnya itu. Ketika keempat anak buahnya sudah kembali, ia pun langsung menyambut mereka dengan senyum sumringah.

"Bagaimana? Kalian dapat sempelnya?"

"Tentu saja, Nyonya."

Mereka pun mengeluarkan keempat wadah berisi sempel dari dua tempat paling vital di Distrik 8 itu. Ketika dibuka, mata Nyonya Fortuna langsung berbinar.

***

Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan membaca dengan serius.

Eirene_Aether_5671creators' thoughts