Jendral Hui berdiri sendirian di atas panggung ekskusi itu. Ia memasang telinga dan matanya dengan lihai untuk melihat dan mendengar kedatangan para siluman itu.
'Aku memang merasakan kehadiran yang mulia pangeran Zayn. Tapi, aku tidak merasakan kalau ini adalah ulahnya. Mereka datang karena satu sebab yang aku tidak bisa pastikan.'Batin Jendral Hui.
Sementara itu, Wook yang berhasil menculik Nyang dari inspektur itu langsung membawanya ke hadapan Anna.
"Nyang ... Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Anna dengan cemas sambil meraba wajah Nyang yang penuh dengan bercak darah.
Nyang pun membuka matanya, ia masih bisa melihat wajah Anna dibalik cahaya yang masih tersisa dari selatan.
"Yang mulia ... Apakah anda menangis?" Tanya Nyang dengan suara yang terbata-bata.
Anna pun menyadari kalau ia baru saja meneteskan air mata yang begitu banyak.
Anna mengangguk sambil menatap Nyang yang masih menahan rasa sakit.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com