Dalam lingkaran tangan yang saling bergandeng erat, Agatha menghidupkan api dari sumbu yang diberikan Anatha, Lilith merasa senang ketika mereka berselisih, "Anatha, kamu benar benar terlihat seperti ibumu." gumam Lilith.
"Apa maksud mu dari pengakuan mu?! jelas jelas aku setiap hari menemani ibu! kau hanya berdiam di kamar mu, lantas apa yang kau maksud?" Anatha berbicara dengan nada tinggi, bagaikan amarah yang menggebu-gebu.
Agatha dengan santai ia meledek tingkah adiknya seperti bocah, sebelum ia berbicara, "Jika kau terus tidur apa yang bisa kau dapatkan? aku berlatih bersama ibu saat malam hari, apa kau tau tentang itu? ibu melatih ku seni pedang yang bahkan seharusnya aku dilatih sampai saat ini. Jangan berpikir hanya sihir yang harus di utamakan."
"Jangan jangan, ibu tiada karena kelelahan setiap malam melatih mu?! jika itu benar aku akan membencimu Agatha, seterusnya."
"Apa? jadi sekarang kau menuduhku? hebat sekali dirimu menuduh tanpa bukti, bahkan saudara sendiri. Seharusnya aku yang menuduh wanita tua penyihir ini." bagaikan mata elang, Agatha secara tiba tiba menatap Lilith yang sedari tadi tersenyum gembira.
melihat ke arah Agatha dengan terbata bata dan gugup ia menjawab, "Eh ...., Bibi? maksud kalian apa?"
"Entahlah Agatha, seharusnya kau jangan lempar batu sembunyi tangan!" Anatha dengan amarah yang memuncak ia memojokkan Agatha, demi membela Lilith.
"Hei bocah. Kau mau merasakan pedang ku?" ucap Agatha merasa tertantang, dengan wajah songong.
Secara tak langsung Anatha berdiri dan menatap rendah Agatha yang berada di bawah kepalanya, "Cih, mau ku sihir?"
Sontak Agatha ikut memanas dan berdiri, kini keduanya saling berdiri dan menatap sinis, Lilith yang kebingungan pun menyadari akan lingkaran yang mereka buat telah hancur.
"Siapa yang gentar dengan sihir selemah semut itu?" ucap Agatha.
Tanpa berpikir lama, Anatha yang memanas ia mengambil langkah mundur dengan tangan terangkat dan terbentuklah aura biru terlihat semakin membesar, tiba tiba menghilang.
"Cuman segitu doang?" ucap Agatha
Ternyata dari belakang Garron yang terbangun melihat kedua putri sedang saling berdiri dan akan melawan satu sama lain. Garron terbangun karena Lilith yang panik jika rumah hancur dan barang akan disita kerajaan.
"Apa yang pecundang itu lakukan dibelakang mu, hah?" teriak Agatha.
"Berhentilah putri Anatha, kalian jangan terbawa emosi." dengan tangan gemetar menahan Anatha, Garron mencoba menenangkan Anatha.
Lilith menghampiri putri Agatha dengan segenap keberanian, ia melihat putri Agatha yang sedang memegang pedang, dengan rasa terpaksa dan memelas, "Tolong, jangan berkelahi. Kalian masih saudara."
Melihat Lilith yang mencoba mendekat, Agatha menodong pedangnya tepat di depan leher Lilith, "Diam disitu wanita sihir, jika kau bergerak hidupmu akan berakhir."
"Tolong tenang dulu putri Agatha, aku tak bermaksud menghancurkan tali persaudaraan kalian, jadi tolong jangan buat keributan."
"Kenapa? bukankah itu yang kau mau? kau begitu naif." ucap Agatha dengan wajah tepat di depan kening Lilith.
Sementara itu Anatha masih menatap Agatha yang sedang mengancam Lilith, ia melihat tubuh Lilith yang terpaku diam dengan ancaman pedang Agatha, sedangkan Agatha selesai mengancam ia terlihat serius dan berkata lantang terhadap Anatha, "Hey, mana yang mau maju tadi? apa kau takut wanita tua bangka ini mati karena pedangku yang sangat buas? hahaha."
Anatha menatap Agatha yang sedang berbicara, dengan tatapan kosong dan wajah sedatar papan, Agatha tak sengaja membaca pikiran Anatha yang akan bergerak ke arah belakangnya melalui partikel yang ada.
"Si*lan, dia akan menyerangku!" Agatha terpaksa mundur dengan posisi pedang menghadap belakang, sedetik kemudian tak disangka Anatha benar benar teleport ke arahnya.
Anatha membawa aura yang ia simpan dan sempat ditahan Garron, dengan sigap ia memunculkan tiba tiba saat akan menyerang Agatha, awalnya menipu dengan tangan kosong tapi saat sampai di perut sebelah kanan Agatha, ia segera memancarkan sihirnya.
Dengan instingnya, Agatha menangkis melalui pedang miliknya. Meski dengan tubuh yang terpental tapi ia tak mengeluarkan darah sedikitpun, semua terkejut melihat pertarungan yang tak sengaja terjadi.
"Putri Anatha! sudahlah, tenang kan dirimu, dia kakakmu!" Lilith berteriak dan menghampiri Anatha yang terdiam setelah memberi serangan ke Agatha, dengan ramah Anatha menerima permohonan dari Lilith, tapi tubuhnya masih bersikeras berdiri dengan menatap Agatha yang terlempar.
Agatha berdiri lalu mengangkat pedangnya sembari memegang perutnya, ia mengambil posisi, dengan mengangkat pedang miliknya sejajar dengan wajahnya, lalu menghilang.
Anatha dengan sigap melindungi Bibi Lilith, bola mata Anatha melihat ke semua sisi yang ada, terdengar lirih beberapa kalimat dari Agatha sampai Agatha berkata, "Tidak adil jika aku tak membalas seranganmu." lalu tiba tiba pedang Agatha berada di depan mata Anatha.
"Bagaimana?" ucapnya dengan senyum bangga.
"Lumayan." balas Anatha dengan tubuh yang kembali berdiri tanpa mengambil langkah mundur sedikitpun.
Pertarungan yang dilihat oleh Garron dan Lilith, sangat memukau. Keduanya memiliki respect untuk tidak melukai sebelum mendapatkan luka, posisi dan strategi yang keren untuk Agatha.
Lilith mencoba menurunkan pedang Agatha yang masih menodong wajah Anatha, tak disangka jari miliknya terluka ketika berusaha menekan pedang Agatha, Anatha berteriak, "Astaga! apa yang kau lakukan Bibi Lilith!"
Agatha menurunkan pedangnya dan berkata, "Dasar bodoh, kau hanya mengotori pedangku."
Dengan senyum terpaksa dan jari yang terluka Lilith memegang salah satu jarinya, sedangkan Anatha berteriak panik melihat jari Lilith, Garron terpaksa berlari menghampiri mereka, ia melihat Bibi Lilith dengan jari yang terluka, Garron bergegas pergi mengambil obat untuk jari Lilith.
Sedangkan Agatha sedang menertawakan kebodohan Lilith, "Jangan mencoba sihir aneh aneh, pedangku tak akan menuruti perintah mu."
"Apa maksudmu?" ucap Anatha.
"Wanita tua ini mencoba memerintahkan pedangku agar turun karena takut melukai mu, siapa sangka ternyata malah dia yang jadi beban."
"Hei, Agatha! mulutmu itu tidak sopan!" teriak Anatha
"Biarin."
*****
Tak lama, tibalah Garron membawa obat berupa beberapa lembar daun, Agatha menatap Garron dan berkata, "Ternyata dari tadi keluar toh, cuman buat ambil daun. Memangnya disini gak ada obat tabib ya? semua serba alam."
Sedangkan Anatha menatap heran ketika Garron mengeluarkan beberapa lembar daun, Garron menghiraukan olokan dari Agatha tapi Anatha bertanya, "Untuk apa?"
"Untuk mengobati Bibi Lilith, ini daun alam. Sangat banyak bertebaran dan mudah sekali di jumpai, hanya butuh beberapa jam saja daun ini bisa mengobatinya, tanpa di campur apapun."
"Daun ...., daun ini! aku teringat saat aku terluka! karena daun ini menyembuhkan ku, lalu ...., ibu yang menutupi lukaku dengan daun ini, sambil berbisik ke telingaku, Jangan beritahu ayah."
Tiba tiba saja Anatha berkata seperti itu, Garron melihat kearahnya dengan tatapan menggemaskan, baginya seperti melihat anak kecil.