Lova diam di dalam kekosongan kelasnya. Hanya tangan kanannya yang bergerak memasukkan satu persatu buku-buku dan alat tulisnya ke dalam backpack. Menutup resleting tas punggung miliknya itu. Lova perlahan mundur hingga punggungnya bersandar pada sandaran kursi.
Lova menghela nafas berat sambil menatap kosong pada backpacknya. Tidak ada yang baik-baik saja ketika dia sedang sendirian seperti sekarang ini. Ingatan tentang Axel akan terus berputar di kepala seolah sedang menerornya, tapi membutuhkan ruang dan waktu untuk sendiri juga.
Lova mengangkat tangan kanannya meraba dadanya yang tiba-tiba saja menjadi sesak. Hatinya nyeri rasanya. Lova menjilat bibir bawahnya yang kering, lalu mencoba mengatur nafas dengan menarik dalam dan menghembuskannya panjang lewat mulut. Air matanya mengalir tanpa bisa dicegah.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com