webnovel

Fight in Love

Richardo Collingwood, putra dari pemilik Perusahaan Anggur terbesar di spanyol. Dia bergabung disalah satu kelompok mafia di spanyol Nara Holmes, Putri tunggal dari pemilik perusahaan senjata asal jerman. Dia seorang Agent FBI yang tangguh. Mereka dipertemukan di kota barcelona. Dengan berbagai masalah yang datang menghampiri menambah rasa kebencian diantara mereka. "Aku sangat membencimu Rich! Sangat membencimu!!" Nara menunjuk wajah Rich. "Kau pikir aku tidak membencimu? Aku muak melihat wajahmu! Aku tidak tahu harus bagaimana lagi aku katakan bahwa aku sangat sangat membencimu!" Balas Rich dengan Nada Tinggi.

Nisva_Okana · Realistic
Not enough ratings
71 Chs

50

Rich melajukan mobil BMW nya dengan kecepatan 100 km/ jam. Nara mulai terbiasa dengan kecepatan mobil saat Rich yang mengendarai.

"Aku akan membunuhnya! Jadi siapkan dirimu!" Ucap Rich dengan penuh amarah. Nara hanya merespon dengan mengangguk.

Sesampainya disana, Rich tercengang. Basecamp dan gedung Narkobanya hangus dibakar. Rich langsung kembali ke dalam mobilnya. Dia menangis didalamnya. Usaha yang ia merintis selama delapan tahun lebih sekarang hancur sudah. Ia memukul-mukul Stir mobil dengan kepalanya.

Nara langsung masuk kedalam mobil dan menghentikan Rich yang sedang menyakiti dirinya sendiri.

"Tenang Rich!"

"Gimana aku bisa tenang? Bisnis ku hancur tepat setelah aku menikah! Dan dalam tiga hari lagi aku harus ke Dubai! Aku bisa gila karena ini semua!" Jelas Rich.

"Aku tahu, tapi coba kamu tenang dulu! Kemana Rich yang aku kenal? Rich yang kejam dan brutal! Rich yang pemberani!" Nara masih mencoba menenangkan Rich.

"Semuanya sudah hancur Nara! Semuanya hancur! Hancur!" Rich terisak.

"Kita bisa mulai ini dari awal, Rich!"

"Aku gak punya apapun lagi" Rich frustasi.

"Kamu punya uang, mobil, apartemen, keluarga, Dom, Brian, dan kamu juga punya aku" Nara menyakinkan Rich dan memberikan semangat. Rich menatap Nara dengan tatapan meragukan.

"Percaya padaku" Nara memegang pipi Rich menyakinkan.

Rich berhenti dari isaknya dan tersenyum kemudian memeluk Nara. "Thank you Nara! Kamu masih ada disamping ku walaupun kamu membenciku"

"Jangan ngomong gitu. Aku gak terlalu membencimu lagi sekarang" Nara membalas pelukan Rich dengan Hangat dan mengelus-elus punggung Rich.

"Artinya kamu gak mau bunuh aku lagi kan?" Tanya Rich.

"Masih dong! Kamu kan masih berbisnis"

"Thank you! Nara" Rich masih memeluk erat Nara.

***    ***    ***

Kini Nara yang menyetir dan melajukan mobilnya ke Hotel. Rich duduk dengan diam seribu bahasa, hanya menatap kedepan dengan tatapan kosong.

"Rich, aku yakin dalam delapan jam kedepan Daniel ataupun Sam akan membakar Basecamp dan gudang mu di City Hunter" ucap Nara.

Rich tak merespon.

"Rich? Rich, kamu denger aku gak?" Nara menyentuh bahu Rich dan membuatnya sadar dari lamunannya.

"Kenapa?" Tanya Rich. Nara menghela nafas panjang, ia tahu kalau Rich sedang tak fokus dan banyak hal yang dipikirkan.

"Kamu harus istirahat" jawab Nara yang direspon anggukan kepala Rich.

Mereka tiba di Hotel. Rich menggiring Rich menuju kamar mereka. Nara lalu menidurkan Rich dan menarik selimut untuknya.

Nara lalu menghidupkan Tv dan duduk di sofa. "Huh" Nara melepas rasa lelahnya.

Tiba-tiba ia teringat untuk menelpon komandan FBI Barcelona dan menceritakan semuanya.

"Komandan, ini saya Nara Holmes" sapa Nara.

"Ada apa Nara? Oh ya bukanya kau sudah menikah dan Nama belakangmu berubah?" Tanya Komandan.

"Maaf pak tapi itu bisa dibicarakan nanti. Saya punya laporan penting"

"Katakan"

"Daniel Fernandez dan Mr. Tekker bekerja sama untuk menghancurkan bisnis Richardo Collingwood. Mereka sudah membakar gudang dan basecamp Rich! Hanya satu yang tersisa" lapor Nara.

"Dimana?"

"City Hunter, mereka akan tiba disana sekitar delapan jam lagi"

"Baiklah saya akan memanggil letkol Char untuk misi ini" perintah komandan.

"Jangan pak!" Cegat Nara dengan nada sedikit panik.

"Kenapa?"

"Yang saya tahu letkol Char sedang cuti dan saya sarankan untuk memanggil Ducati Gisel saja"

"Saran yang bagus! Kalau dia berhasil akan saya promosikan menjadi letnan dua"

"Terima kasih pak! Saya tutup" Nara mengakhiri panggilan tersebut.

Nara menghela nafas lega dan melirik Rich yang tertidur pulas di Tempat tidur.

"I think, I'm fall in love now with you my husband!" Guman Nara menatap lekat wajah Rich yang kelelahan.

Drrt, Drrt, Drrt. Suara handphone Rich mengejutkan lamunan Nara. Nara mengambil handphone Rich di saku celananya lalu mengangkat panggilan tersebut.

"Halo kak! Gimana keadaanmu? Aku dengar basecamp dan gudang mu dibakar oleh Daniel!" Celoteh Dom tanpa jeda dan panik.

"Ini aku Nara, Dom"

"Dimana Rich?"

"Rich sedang tidur"

"Apa dia tahu kalo basecamp dan gudangnya dibakar?" Tanya Dom.

"Dia tahu. Tadi dia sempat Drop tapi sekarang dia udah tenang"

"Syukurlah"

"Boleh aku ajukan satu permintaan?" Tanya Nara ragu.

"Tentu, kita ini keluarga"

"Tolong perketat penjagaan di basecamp dan gudang Rich yang berada di City Hunter" pinta Nara.

"Oke, tapi kenapa kamu menolong kakakku?" Tanya Dom heran.

"Dia sekarang atasanku di FBI dan juga musuhku. Tapi dia juga suamiku"  jawab Nara.

"Apa kalian saling jatuh cinta sekarang?" Goda Dom.

"Menurutmu?"

"Aku Rasa iya. Tapi kita lihat nanti. Sampai jumpa di airport tiga hari lagi" Dom mengakhiri panggilan tersebut.

"Untuk apa di airport?" Guman Nara.

"Kita bakalan honeymoon ke Dubai" ucap Rich yang tiba-tiba sudah bangun dan berada disebelahnya.

"Yakin mau ke Dubai?" Tanya Nara.

Rich hanya mengangguk. "Apa gak mau selamatkan bisnismu?" Tanya Nara.

"Kita lihat nanti" jawab Rich cuek.

"Aku lapar. Kamu bisa masak atau kita makan diluar aja?" Tanya Rich.

"Kita makan di restoran hotel ini aja"

Rich setuju. Nara lalu mengganti seragam FBI nya dengan dress selutut berwarna biru aqua. Rich yang masih mengenakan seragam FBI berdecak kagum melihat kecantikan Nara.

"Wanita ini memang diciptakan hanya untukku seorang" guman Rich di dalam hatinya.

"Aku udah siap, sekarang kamu yang ganti baju" kata Nara.

Rich mengangguk dan mengambil baju yang akan dikenakan. Ia keluar dari kamar mandi dengan mengenakan kaos polo berwarna putih dengan bercak-bercak biru dipadu dengan celana ponggol berwarna putih. Kacamata hitam ia sangkut kan di bajunya.

"Kamu terlihat cantik dengan Dress itu" puji Rich dengan senyuman.

"Thanks. Tapi apa itu Pujian atau kamu sedang menggodaku? Tanya Nara.

Rich tertawa mendengar pertanyaan Nara. "Aku serius! Kamu terlihat cantik"

"Kamu juga terlihat tampan tanpa kumis" Balas Nara dengan tawa di wajah nya.

"Ayo pergi" ucap Rich yang dijawab dengan anggukan Nara.

Rich dan Nara melangkah keluar kamar hotel mereka dan menuju lift kemudian menekan tombol lantai 2. Sesampainya disana mereka memesan dua porsi bistik.

Pesanan datang dan mereka langsung menyantap makanan mereka tanpa ada obrolan. Selesai menyantap makanannya, Rich melihat ada noda saus di bibir bawah Nara.

"Ada saus di bibirmu" ucap Rich.

Nara langsung menyapu bibir nya dengan tangannya namun noda itu tak kunjung hilang.

"Dimana sih?" Tanya Nara.

"Di situ" Rich menunjuk bibir Nara.

Geram karena tangan Nara yang tak berhasil menghapus noda di bibirnya. Rich menggerakkan tangannya untuk menghapus noda dibibir bawah Nara. Nara terkejut, sontak ia menepis tanah Rich dengan kasar.

"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Nara dengan kesal.

"Aku cuma menghapus saus di bibirmu" jawab Rich.

"Hanya karna aku gak terlalu membencimu bukan berarti kamu bisa seenaknya menyentuhku!" Ketus Nara.

"Tapi kan aku hanya mencoba menghilangkan saus di bibirmu, hanya itu" Rich mencoba menenangkan Nara.

"Jangan pikir kamu bisa berbuat seenaknya hanya karena kamu itu suamiku!" Nara pergi meninggalkan Rich.

"Apa aku salah ngomong? Aku kan cuma mau ngilangin saus di bibirnya" Rich berdecak kesal.

***    ***    ***