webnovel

Sisi Pertarungan Suami dan NTR

"Hahaha! Ada apa, Tokiomi?! Kemana kesombonganmu yang tadi? Hahaha !!!"

Tokiomi yang benar-benar kewalahan dan terluka parah masih menyiapkan sihirnya untuk menyerang seranggga-serangga milik Kariya.

Segera lingkaran sihir muncul dan api besar keluar untuk menghanguskan seranggga-serangga disana!

Disaat yang sama dia merogoh sakunya dan keringat dingin muncul saat ini, karena tidak ada lagi permata yang tersisa!

Satu-satunya permata sekarang adalah yang ada di tongkatnya, tapi jika dia menggunakan itu untuk menyembuhkan serangan terakhir Hayate tadi...

Dia akan mati karena tidak bisa melindungi dari serangan Kariya di depan.

Kariya dengan warna gila di wajahnya benar-benar senang dengan hal ini, dan dia benar-benar puas dengan kerja sama ini.

Sekarang dia hanya perlu berteriak, "Serangga sekalian, telan...Gguuh..."

Kariya tiba-tiba memegang dadanya dengan kesakitan, dan dia langsung jatuh sambil batuk darah dengan cacing yang keluar dari sana!

Benar-benar menjijikkan, tapi Kariya hanya tahu satu hal kenapa Mana miliknya terkuras habis sekarang...

Berserker memesan Mana lebih banyak sekarang di atas sana!

Dan itu benar, karena saat ini, Berserker meningkatkan output tenaga di jet untuk mengejar Vimana Gilgamesh.

"Rrooooaaar !!!!"

Bum, Bum, Bum, Bum...

Empat rudal keluar menargetkan Gilgamesh, tapi itu hanya membuat senyuman kecil menghina di wajah tampan Gilgamesh yang duduk di tahta Vimana sana.

"Tidak berguna."

Wung...Wungg....

Keduanya terus melakukan kejar-kejaran di langit, dimana Vimana saat ini melakukan blackflip di udara dengan indah, dan riak emas langsung meluncurkan senjata untuk menghancurkan rudal yang mengintainya.

Serangan gagal ini membuat Berserker meraung marah, dan tenaga pendorong jet terus bekerja panik atas kendali Berserker saat ini.

Gilgamesh menunjukkan sentuhan sarkas disana, "Apakah hanya sebatas ini saja?"

Tapi di darat, sentuhan lembut di bibir seorang pemanah muncul, "Hati-hati kepalamu, Eiyuu Ou...Haah!"

Wusshhh–

Lintasan biru indah dengan sangat cepat pergi dari busur Red A, dan itu dengan indah membentuk garis lurus cepat menuju arah dimana Vimana berada!

Gilgamesh yang masih tertawa sinis tiba-tiba...

Dang!

Guncangan ini membuat Gilgamesh hampir jatuh dari tahta, dan itu benar-benar membuatnya marah!

"Siapa?!"

Archer di bawah mengerutkan keningnya, "Sangat keras, apakah senjata biasa dengan basis Mana seperti itu tidak terpengaruh?"

"Atau, karena jaraknya terlalu jauh jadi..."

Memikirkan ini, tangan kanan Archer tiba-tiba terulur kesamping menghadap ke atas, dimana disana, sebuah pedang spiral muncul dan dia langsung memegangnya.

Saat dia menempatkannya ke busur dan menariknya, pedang menipis sangat tajam, dan Archer langsung memusatkan kakinya ke tanah, dimana urat merah langsung terlihat di tanah sekarang.

Sementara itu, Berserker tidak menganggur dan segera menembakkan enam rudal tanpa ragu sekarang!

Gilgamesh dengan marah menggerakkan Vimana sekarang, dan dia juga melihat sosok kecil merah dibawah...

"Sialan! Jadi itu kau, Archer !!!–"

Tapi itu terlambat, karena Archer sudah melepaskan panahnya dengan berbisik agar keren, "Caladbolg!"

Wungggggggg...shhhhh——

Vimana masih diam di tempat, dan selusin riak langsung muncul, dengan enam senjata keluar menghadapi enam rudal Berserker, sementara sisanya menyerang panah Archer!

Tapi enam senjata di GoB melawan Caladbolg Archer, itu benar-benar kalah dan hanya membuat Caladbolg sedikit lambat sekarang.

"Nani?! Senjata Raja ini benar-benar ditembus?"

Arogansi Gilgamesh, itu mungkin satu kelemahan terbesar dan terfatal dari Pikapika ini.

Jika saja dia melemparkan satu saja senjata tingkat A ~ A++ saat ini, jangankan Caladbolg, Archer di bawah sudah pasti terluka karena serangannya!

Tapi sekarang, serangannya ditembus Caladbolg dan....

BOOOOOOOOOOM !!!!———

"Onore! Archer !!!"

Serangan itu mengguncang dan bahkan merusak beberapa tempat di Vimana, dan itu membuat Gilgamesh marah sangat besar dan wajahnya terdistorsi!

Archer dibawah tersenyum melihat ini, tapi tiba-tiba, riak emas muncul disekitar yang membuatnya terkejut bukan main.

"Apakah jarak serangannya sampai kesini?!"

Bam Bam Bam Bam Bam Bam .....

Dengan mengeluh, Archer menghindari dan bahkan melawan senjata dari GoB dengan dua pisaunya.

Tapi di atas sana, Gilgamesh sekali lagi bermain dengan Berserker...

Sementara di sisi Kariya, dia terbatuk mengeluarkan darah dan cacing karena konsumsi banyak Berserker disana, dan ini membuat Tokiomi langsung menyerangnya dengan serangan Mana murni!

"Buargh!"

"Matou Kariya! Kau yang bahkan bukan penyihir, hanya bisa mati dengan tenang di bawah keagungan penyihirku !!!"

Kariya merangkak berdiri dan berteriak sambil menahan rasa sakitnya, "Persetan dengan Penyihir, kubunuh kau! Tokiomi !!!!"

"Haaaahh !!!!" (Tokiomi)

"Aaarrgghhhhhh !!!!" (Kariya)

Keduanya benar-benar bertarung habis-habisan disana, medan perang di atas bahkan lebih menakjubkan dengan pertunjukkan kembang api yang mengesankan!

Di kejauhan lagi, suara ledakan "gas" sekali terdengar, dan jelas Mephistopheles bekerja dengan baik di domain miliknya melawan Artoria.

Sementara di sisi yang lain, dua chariot mewah saling bertabrakan sementara guntur di tengah medan perang sangat menggelegar dengan pemandangan lingkaran sihir yang terus muncul dimana-mana....

Ragu Medb masih belum bergerak banyak, dan hanya memerintahkan Anjing Biru untuk melawan di garda dengan dengan Medea Lily yang benar-benar pekerja keras!

Tapi Raja Penakluk bukanlah kesemek kering! Bahkan jika Wever adalah kesemek lembut, tapi dia adalah Raja Penakluk !!!

Perang disini juga tidak bisa diabaikan!

Tapi dari semua itu, di lift...

"....Kau mau coklat?"

Menyerahkan coklat pada Kirei disampingnya, Hayate bertanya sembari di lift sekarang nyanyian yang tidak dia tahu diputat.

Kirei tidak menerima ini dan malah bertanya, "Tidak terima kasih, lebih penting lagi, bukankah kita akan bertarung?"

"Yah...Cari tempat di luar gedung dulu. Sekarang masih lantai 18, masih jauh bukan? Selain itu, niat bertarungmu masih rendah sekarang bukan?"

"Sebagai bagian Gereja, aku selalu waspada shounen. Aku hanya harus membunuhmu dengan cepat dan membantu Guruku.... Hanya itu saja."

"....."

Suasana di dalam lift menjadi tenang lagi saat percakapan tadi berakhir, dimana saat ini, dua sosok ini terpantul satu sama lain di besi lift yang jernih.

Keduanya masih dengan tenang berdiri menunggu untuk sampai ke lantai bawah... bahkan jika diluar saat ini tengah terjadi bencana perang besar~

Mentalitas ini saja, itu harus dipuji, sampai saat...

Hayate: "Ngomong-ngomong, apakah aku melupakan seseorang?"

Next chapter