webnovel

Kursi kosong presiden

"Astaga! Kau ini mesum sekali Arthur. Aku tidak seganas itu tahu!" Bentak Earl marah. Ia langsung mengipasi wajahnya dengan kedua tangannya. "Kenapa panas sekali ruangan ini… " Arthur menahan tubuhnya agar tidak tertawa terbahak-bahak karena kondisi lukanya yang masih basah. "Kenapa kau semangat sekali ingin tahu, Earl? Tanda lahir itu hanya sebuah tanda, tidak ada istimewanya sama sekali," Earl melipat kedua tangannya kesal. "Tentu saja itu istimewa. Kau ingin lihat tanda lahirku juga?"Arthur juga tiba-tiba bersemangat sekali ketika Earl yang menawarkan. "Dimana? Aku ingin melihatnya. Di bokongmu? Di dadamu? Atau di-hmmff!" "Cukup! Aku tidak jadi memperlihatkannya padamu," Arthur menarik tangan Earl dari mulutnya. "Kenapa? Tidak apa-apa. Tidak perlu malu. Bulan depan kita akan menikah," Earl memutar matanya kesal. Ia beranjak turun dari kasur Arthur perlahan. "Kau mau kemana Earl?" Tanya Arthur yang langsung dibalas jengkel oleh Earl. 

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

Next chapter