Arthur berlarian keluar dari lift dan tanpa pikir panjang segera menaiki mobilnya. Di acuhkan saja orang-orang yang menatapnya terkejut bukan main saat melihat wajah Arthur yang berantakan dengan lebam dan bibirnya yang pecah. Pikirannya selalu memikirkan keadaan Earl karena ketakutan akan mentalnya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa Arthur tentu saja senang dengan kabar itu. Demi tuhan, praktek pertama langsung berhasil. Arthur tersenyum lebar ketika membayangkan Earl mengandung anaknya, tetapi kenyataannya ia harus menelan ludah karena harus menenangkan amukan Earl.
"Astaga… aku bisa gila Earl," Gumam Arthur menutupi mulutnya yang tersenyum dengan tangan kirinya.
Ia menyetir mobil sudah seperti orang kesetanan sampai tidak bisa lagi mengendalikan diri ketika berkali-kali Arthur hampir menabrak pejalan kaki yang menyeberang.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com