Sejak pagi, Eric memperhatikan Cecil yang tampak begitu bersemangat. Mulai dari menyiapkan bahan memasaknya untuk nanti makan siang, hingga menata bantal-bantal sofa di ruang depan. Lalu, setelah tak ada lagi yang bisa dilakukannya, Cecil akan mondar-mandir di ruang depan sembari terus menatap lewat jendela rumah.
Tak hanya itu, gadis itu berkali-kali menatap ponselnya dan tersenyum bangga. Dia pasti akan memamerkan itu pada Carol nanti. Lalu, tiba-tiba Cecil berdiri di depan Eric yang duduk bersandar dengan santai di sofa.
"Apa penampilanku sudah bagus?" tanya gadis itu.
Eric mengerutkan kening. "Kau tampak normal, seperti biasa."
Cecil merengut. "Aku mengikat rambutku!" seru gadis itu.
"Ah …" Eric baru menyadari itu.
Cecil mendecak kesal.
"Tapi … bibirmu tampak lebih merah," sebut Eric.
Mata Cecil melebar gembira. "Aku tadi meminjam ini …" Cecil membuat gerakan di bibirnya, "pada salah satu chef."
"Kau memakai bekas mereka?" kaget Eric.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com