webnovel

Chapter 10

Chapter 10 : Zero Day – Membantai Orang-Orang Dari Fauna Organization.

(A/N : Mohon maaf kalau saja bab ini terlihat aneh, soalnya authornya author menulis ini, di saat author sendiri sedang dalam mood yang buruk. Semoga kalian bisa menikmatinya ya~ Selamat membaca~)

=-----=-----=-----=-----=

Di dalam suatu gedung yang ada di Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat.

Ekspresi wajah dari Nu mulai memucat, setelah dia melihat dua orang yang sedang menerobos ke dalam gedung hotel tersebut.

Lagi pula, meskipun dikatakan sebagai hotel, tapi hotel ini sebenarnya hanyalah salah satu dari sekian banyak basis rahasia organisasi miliknya, yang biasanya digunakan oleh para anggotanya untuk mengumpulkan informasi.

"Kenapa gadis itu ada di sini!?"

Itu benar sekali. Vestia Zeta, seorang gadis yang muncul entah dari mana dan segera menarik perhatian sang Pendiri, yang membuat sebagian besar orang yang ada di dalam organisasi tersebut menjadi iri.

Lagi pula, tujuan akhir dari hampir setiap orang yang ada di dalam organisasi tersebut, adalah untuk diakui oleh sang pendiri ini, tapi sejak beberapa dekade yang lalu, mengabaikan Zeta, bisa di bilang tidak pernah ada yang benar-benar mendapatkan pengakuannya.

Mungkin, itulah alasan terbesar dari kenapa, sebagian besar pemimpin tertinggi dari organisasi tersebut yang selalu saja membebankan misi yang tidak masuk akal kepada gadis Vestia ini, yang entah bagaimana selalu orang tersebut dapat selesaikan.

"Aku harus melaporkan hal ini kepada pemimpin."

Setelah memutuskan hal itu, Nu kemudian dengan cepat segera pergi dari ruang kontrol dan menuju ke suatu tempat.

...

Sementara itu, di sisi Zeta dan Saber.

"Dan ini yang terakhir." Zeta menggumamkan hal itu dengan penuh rasa letih, ketika pupil matanya mulai berkedut tidak karuan, tepat setelah melihat puluhan mayat yang berjejer di dalam lorong tersebut.

Meskipun Zeta memang pernah mendapatkan tugas untuk membunuh seseorang, tapi dia tidak pernah melakukan pembunuhan secara langsung, alias dia yang selalu menggunakan orang lain untuk membunuh seseorang.

Itulah mengapa, pada saat ini, wajah milik gadis Vestia itu berubah menjadi pucat, karena dia yang masih tidak terbiasa membunuh makhluk hidup.

Saber of Black yang menyadari hal itu, dia hanya memberinya sebuah tepukan kepala saja dan memujinya; "Yosh, kamu hebat untuk seorang pemula."

"Dan juga, tolong jangan biasakan perasaan yang sedang kamu rasakan saat ini, karena jika kamu terbiasa akan hal itu, maka artinya kamu telah berhenti menjadi seorang manusia. Ingat itu baik-baik, oke? Master~"

Setelah memberinya sebuah saran, yang tentunya segera Zeta tanamkan di dalam pikirannya, kedua pasangan itu melanjutkan perjalanan mereka.

Di sepanjang jalan, mereka terus saja di hadang oleh berbagai orang, yang sepertinya sih adalah agen-agen dari organisasi ini, di mana meskipun mereka semua tampaknya mengenal Zeta, tapi mereka semua bertingkah kalau seakan Zeta itu tidak ada.

Tentu saja, hal itu cukup menyakiti perasaan dari gadis agen tersebut, karena dia yang telah berjuang keras di dalam organisasi ini, entah kenapa orang-orang itu malah tampak tidak menganggapnya sama sekali.

Meskipun, memang sih, ada juga fakta lain mengenai Zeta yang lebih dulu menyerang dan membunuh mereka, tapi dirinya melakukan hal itu hanya demi untuk menyelamatkan dirinya dari organisasi ini, sekaligus untuk mendapatkan kebebasannya.

'Aku pasti akan bebas.'

Dengan pemikiran seperti itu di dalam benaknya, Zeta mulai memperkuat tekadnya dan mereka berdua terus melanjutkannya.

...

"Apa yang sebenarnya sedang mereka berdua lakukan?" Lancer of Black segera menanyakan hal itu kepada Masternya, setelah dirinya melihat pembantaian yang terjadi di depan matanya.

Masternya sendiri tampak hanya meliriknya saja sebentar, sebelum dia mulai fokus dengan deduksinya sendiri; "Entahlah. Tapi kemungkinan besar, kelompok yang ada di dalam hotel tersebut pasti memiliki masalah dengan mereka."

"Apa kamu akan membiarkan hal itu, Lancer?"

Itu benar sekali. Mengingat identitas darinya, Masternya ini tidak bisa menahan rasa penasarannya akan hal tersebut, karena dari awal mereka menonton, Lancer tampak sangat acuh tak acuh sekali dengan hal itu.

Lancer sendiri terlihat mulai memandangi Masternya dengan penuh kebingungan; "Apa kamu memintaku untuk menyelamatkan orang-orang itu?"

"Tidak, aku bertanya mengapa kamu tidak berniat untuk pergi membantu orang-orang itu?"

Namu, jawaban yang di terima oleh Masternya ini dari Lancer bisa di bilang, cukup mengejutkannya.

"Tidak ada alasan bagiku untuk menyelamatkan mereka, Master." Lancer kemudian bisa terlihat mulai menatap gedung hotel yang menjadi tempat berlangsungnya pembantaian tersebut dengan dingin; "Selain itu, belum tentu juga kalau orang-orang tersebut adalah orang yang baik. Lagi pula, bisa saja apa yang Saber of Black dan Masternya ini sedang lakukan adalah sebuah tindakan yang benar."

Setelah mendengar jawaban yang seperti itu, Master tersebut segera memutuskan untuk diam saja dan lanjut menonton hal yang terjadi di sana dalam diam, dengan Lancer yang memutuskan untuk melakukan hal yang sama.

...

Kembali ke sisi Zeta dan Saber.

Zeta yang sedang memecahkan kode untuk pergi ke area basement, dia segera di tarik kembali ke kenyataan, tepat setelah dia mendengar sebuah ledakan besar dari arah pintu masuk.

Tidak berhenti sampai di sana saja, di mana bunyi sirine polisi pun mulai bisa di dengar, yang tentunya membuat tubuhnya segera menegang.

Sementara di sisi Saber, dia hanya menatap ke arah pintu masuk hotel dengan penuh ketidapeduliaan saja, sebelum dia menarik Masternya itu untuk pergi menuju ke suatu tempat.

Zeta yang di tarik oleh Saber diam saja tanpa mengatakan sepatah kata pun, karena dia yang tidak tahu harus berkata apa, terutama setelah menyadari, kalau mereka tampaknya menyerang tempat yang salah.

Tempat yang salah? Itu benar sekali, sepertinya hotel tersebut hanyalah salah satu markas milik Faunus Organization yang digunakan hanya untuk mengecoh musuh mereka saja, dan bukan markas mereka yang ada di kota tersebut.

Kedua orang itu pergi meninggalkan hotel tersebut tanpa diketahui oleh siapa pun, di mana hal itu dapat terjadi berkat Rune yang dimiliki oleh Saber.

Namun, yang tidak mereka berdua sadari, adalah tatapan dari seseorang tertentu yang terus saja menatapnya dengan seksama.

Zeta dan Saber kemudian memutuskan untuk kembali ke markas mereka untuk beristirahat, agar mereka bisa bertahan di malam pertama dari Holy Grail War tersebut, yang tampaknya sih akan dipenuhi oleh pertarungan di berbagai sudut kota itu.

...

"Ini menyebalkan sekali. Kenapa orang-orang ini terus saja mengacaukan perang ini sih? Bahkan, belum ada satu hari berlalu, perang ini malah sudah menarik perhatian Dunia."

Ruler hanya bisa menghela nafasnya dengan penuh rasa frustasi, pada saat dia membaca berita yang segera tersebar dengan sangat cepat di internet, mengenai pembantaian yang terjadi di salah satu hotel bintang lima yang ada di Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat.

'Jika ini terus saja berlanjut, aku yakin orang-orang menyebalkan yang berasal dari Clock Tower itu akan mengirim orang-orang mereka kemari untuk memeriksa kota ini, dan Gereja adalah bagian terburuknya...'

Lagi pula, kalau sampai mereka tahu Holy Grail War terjadi di kota ini, maka mereka semua pasti akan mengirim seseorang untuk mengeceknya, dan kalau memang benar apa adanya, orang-orang gila itu pasti akan mengirim beberapa orang untuk dijadikan sebagai seorang penegak secara sepihak.

Memikirkan kemungkinan itu saja, Ruler sudah bisa merasakan kalau kepala miliknya serasa ingin pecah, yang dirinya harap sih perang tersebut tidak akan berjalan ke arah yang jauh lebih buruk lagi.

Sambil mengharapkan hal itu, Ruler kemudian menatap duo pasangan Master dan Servant yang menjadi penyebab kekacauan yang ada di hotel tersebut dengan penuh keseriusan, sebelum dia berakhir memutuskan untuk pergi dari sana.

.....

....

...

Di suatu rumah tertentu yang ada di Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat.

"Kenapa kamu malah terus menyerangnya, Assassin!? Sekarang aku tidak tahu bagaimana cara menghadapinya di sekolah!!" Kobo terlihat segera meneriakkan hal itu dengan penuh amarah kepada Assassin of Red, yang pria itu abaikan sepenuhnya.

Tentu saja, melihat hal tersebut, Kobo segera menjadi tambah jengkel, tapi dia memutuskan untuk mengabaikan hal itu dan memikirkan cara untuk meminta maaf kepadanya.

Namun, seperti biasa, kalau sesuatu hal itu berhubungan dengan hal tersebut, maka otak milik gadis Kanaeru itu akan mandek, karena dia yang tidak begitu ahli dalam hal-hal tersebut.

Sementara Kobo mulai memiliki asap di atas kepalanya, Assassin sendiri memutuskan untuk pergi dari sana dan duduk di atap dari rumah tersebut.

"Kamu tanya kenapa aku terus menyerangnya? Tentu saja, itu karena dia benar-benar sangat menjijikkan."

Gumaman milik Assassin itu bisa terdengar memiliki kebencian yang begitu besar di dalamnya, sementara matanya sendiri mulai memancarkan kebencian yang terus bercampur dengan tatapan rumit.

'Apa yang sekarang harus aku lakukan, Herlina?'

Sambil menanyakan hal itu di dalam benaknya, Assassin mulai menatap langit biru yang ada di atasnya, dengan bayangan dari istrinya terus saja muncul di dalam benaknya.

=-----=-----=-----=-----=

Author Note:

Yayy! Update lagi!

Di dalam bab kali ini, mohon maaf kalau banyak hal yang aneh dan tidak nyambung, soalnya author menulisnya di saat mood milik author buruk, di mana dari pada gak update, mendingan kualitasnya turun dikit, bukan?

Kemudian, di dalam bab kali ini, lebih berfokus kepada Zeta dan Saber, beserta organisasi yang di ikuti oleh Zeta, di mana organisasi ini akan memiliki beberapa karakter anime lain di dalamnya, dan Vtuber, yang akan di ekspos di arc selanjutnya.

Pada awalnya author berniat untuk segera melenyapkannya saja di dalam bab ini, tapi pada akhirnya author berubah pikiran, tepat setelah author melihat potensi yang dimiliki oleh organisasi tersebut.

Terus juga, author hanya ingin mengingatkan, kalau Kobo ini memiliki suatu hubungan yang aneh dengan Dafa, dengan Dafa sendiri yang terkait dengan Servant milik Kobo.

Intinya sih, hal-hal semacam itu bakal dijelaskan secara perlahan, jadi silakan bersabar ye~

Itu aja sih yang author ingin sampaikan, dan bagi kalian yang ingin mendukung author, kalian bisa traktir author di akun trakteer milik author yang bisa kalian akses melalui BIO IG author @Panagakos_Void.

Sampai jumpa lagi di bab selanjutnya! Adios~!