webnovel
#ROMANCE
#R18
#COMEDY
#ANAKSMA

Farmakologi Cinta

Dikisahkan dua remaja SMA yang bersahabat. Danu yang tampan, pendiam, dan pintar, bersahabat dengan Pradita si cewek tomboy, tapi punya daya tarik tersendiri. Gara-gara kalah balapan, Pradita dihukum harus menjadi pacarnya Bara selama seminggu. Wah, beneran gak tuh pacarannya? Menurut para cewek-cewek, Bara itu adalah cowok tercakep dan terkeren seantero sekolah farmasi. Udah cakep, keren, tajir, model, pinter lagi. Aaah, sempurna banget sih? Gak juga. Bara juga punya kekurangan. Ia memiliki masa lalu yang tidak akan ia ceritakan pada siapa pun selain ... Pradita. Well, Danu tidak bisa tinggal diam melihat sahabatnya terjerat cinta pada cowok menyebalkan seperti Bara. Danu terus menerus mencari-cari kesalahan Bara hingga membuat Pradita jadi kesal. Padahal Danu sendiri sudah berpacaran dengan Arini, si gadis cantik manis seperti gulali. Pradita dan Danu jadi bermusuhan. Belum lagi, Pradita menjadi rebutan para laki-laki di sekolah. Jadi, sebenarnya Danu itu sayangnya sama Arini atau Pradita ya? Lalu, apa Bara sebenarnya sayang sama Pradita atau semua ini hanya sekedar permainan? Setelah lulus SMA, mereka semua berpisah dan menjalani hidup masing-masing. Suatu hari mereka saling bertemu kembali. Siapa sangka jika Pradita si gadis preman bisa berubah menjadi wanita yang anggun dan cantik jelita? Tidakkah Danu merasa menyesal karena sempat bermusuhan dengan Pradita? Akankah Danu mencoba untuk menyatakan perasaannya yang sebenarnya pada Pradita? Siapakah pria yang akan berhasil mendapatkan hati Pradita? Temukan kisah mereka hanya di Webnovel. PERHATIAN! Buku ini mengandung konten dewasa. Harap yang masih di bawah umur untuk tidak membaca buku ini. Bijaksanalah sebelum memilih bacaan Anda. Terima kasih. Silakan follow IG saya: santi_sunz9

Santi_Sunz · Teen
Not enough ratings
405 Chs
#ROMANCE
#R18
#COMEDY
#ANAKSMA

63. Miss Higgins

Bara membuka kaca helmnya. "Aku mau jemput pacar aku, Mbak."

"Oh." Mbak Romlah langsung tersenyum. "Ya sudah, Mas hati-hati di jalan ya. Pulangnya jangan kemaleman, nanti si Mbak kangen."

Bara terkekeh. "Oke deh, Mbak. Aku pamit dulu ya. Dadah."

Setelah itu ia segera memutar gas dengan secepat kilat. Ia takut jika ia sampai terlambat menjemput Pradita. Syukurlah jalanan menuju ke sekolah cukup lancar meski sebenarnya ini sudah masuk jam macet.

Bara menyelap-nyelip ke kiri dan ke kanan sambil sesekali menerobos lampu merah. Entah kenapa, ia merasa wajib untuk menebus kesalahannya.

Akhirnya, ia tiba di sekolah hanya dalam lima belas menit saja. Masih ada waktu sebelum Pradita bubar praktikum. Jadi, ia diam saja di parkiran untuk menunggu Pradita.

Tiba-tiba, sebuah mobil berhenti tepat di depannya. Bara terperangah menatap mobil itu. Seseorang turun dari mobil itu dan kemudian berjalan menghampirinya.