webnovel
#ROMANCE
#R18
#COMEDY
#ANAKSMA

Farmakologi Cinta

Dikisahkan dua remaja SMA yang bersahabat. Danu yang tampan, pendiam, dan pintar, bersahabat dengan Pradita si cewek tomboy, tapi punya daya tarik tersendiri. Gara-gara kalah balapan, Pradita dihukum harus menjadi pacarnya Bara selama seminggu. Wah, beneran gak tuh pacarannya? Menurut para cewek-cewek, Bara itu adalah cowok tercakep dan terkeren seantero sekolah farmasi. Udah cakep, keren, tajir, model, pinter lagi. Aaah, sempurna banget sih? Gak juga. Bara juga punya kekurangan. Ia memiliki masa lalu yang tidak akan ia ceritakan pada siapa pun selain ... Pradita. Well, Danu tidak bisa tinggal diam melihat sahabatnya terjerat cinta pada cowok menyebalkan seperti Bara. Danu terus menerus mencari-cari kesalahan Bara hingga membuat Pradita jadi kesal. Padahal Danu sendiri sudah berpacaran dengan Arini, si gadis cantik manis seperti gulali. Pradita dan Danu jadi bermusuhan. Belum lagi, Pradita menjadi rebutan para laki-laki di sekolah. Jadi, sebenarnya Danu itu sayangnya sama Arini atau Pradita ya? Lalu, apa Bara sebenarnya sayang sama Pradita atau semua ini hanya sekedar permainan? Setelah lulus SMA, mereka semua berpisah dan menjalani hidup masing-masing. Suatu hari mereka saling bertemu kembali. Siapa sangka jika Pradita si gadis preman bisa berubah menjadi wanita yang anggun dan cantik jelita? Tidakkah Danu merasa menyesal karena sempat bermusuhan dengan Pradita? Akankah Danu mencoba untuk menyatakan perasaannya yang sebenarnya pada Pradita? Siapakah pria yang akan berhasil mendapatkan hati Pradita? Temukan kisah mereka hanya di Webnovel. PERHATIAN! Buku ini mengandung konten dewasa. Harap yang masih di bawah umur untuk tidak membaca buku ini. Bijaksanalah sebelum memilih bacaan Anda. Terima kasih. Silakan follow IG saya: santi_sunz9

Santi_Sunz · Teen
Not enough ratings
405 Chs
#ROMANCE
#R18
#COMEDY
#ANAKSMA

393. Pertemuan Yang Tak Terduga

Hari itu, Pradita sedang berada di Rumah Sakit Karya Nusantara untuk menjenguk ayahnya. Ia melangkah secepat mungkin karena ia sudah tak sabar lagi untuk memberitahu kabar yang baik pada ayahnya.

Namun, saat ia melewati lorong yang cukup sepi, ia kembali merasakan seseorang yang mengikutinya lagi. Pradita sudah tak tahan lagi. Jika memang ada orang yang hendak mengganggunya, maka orang itu harus berhadapan dengannya.

Pradita menghentikan langkahnya dan kemudian berbalik. "Ayo keluar! Ngapain nyumput-nyumput?!"

Pradita melihat ada sebuah bayangan dari balik tiang tembok. Ia mendekati tiang itu dan melihat seorang wanita sedang menunduk sambil menalikan sepatunya. Ia menyipitkan matanya ketika wanita itu mendongak.

"Ada apa?" tanya wanita itu dengan wajah polos tanpa dosa.

Pradita menghela napas dan kemudian melembutkan ekspresinya. "Oh … maaf, saya pikir …."

"Kenapa, Mbak?"