webnovel
#ROMANCE
#R18
#COMEDY
#ANAKSMA

Farmakologi Cinta

Dikisahkan dua remaja SMA yang bersahabat. Danu yang tampan, pendiam, dan pintar, bersahabat dengan Pradita si cewek tomboy, tapi punya daya tarik tersendiri. Gara-gara kalah balapan, Pradita dihukum harus menjadi pacarnya Bara selama seminggu. Wah, beneran gak tuh pacarannya? Menurut para cewek-cewek, Bara itu adalah cowok tercakep dan terkeren seantero sekolah farmasi. Udah cakep, keren, tajir, model, pinter lagi. Aaah, sempurna banget sih? Gak juga. Bara juga punya kekurangan. Ia memiliki masa lalu yang tidak akan ia ceritakan pada siapa pun selain ... Pradita. Well, Danu tidak bisa tinggal diam melihat sahabatnya terjerat cinta pada cowok menyebalkan seperti Bara. Danu terus menerus mencari-cari kesalahan Bara hingga membuat Pradita jadi kesal. Padahal Danu sendiri sudah berpacaran dengan Arini, si gadis cantik manis seperti gulali. Pradita dan Danu jadi bermusuhan. Belum lagi, Pradita menjadi rebutan para laki-laki di sekolah. Jadi, sebenarnya Danu itu sayangnya sama Arini atau Pradita ya? Lalu, apa Bara sebenarnya sayang sama Pradita atau semua ini hanya sekedar permainan? Setelah lulus SMA, mereka semua berpisah dan menjalani hidup masing-masing. Suatu hari mereka saling bertemu kembali. Siapa sangka jika Pradita si gadis preman bisa berubah menjadi wanita yang anggun dan cantik jelita? Tidakkah Danu merasa menyesal karena sempat bermusuhan dengan Pradita? Akankah Danu mencoba untuk menyatakan perasaannya yang sebenarnya pada Pradita? Siapakah pria yang akan berhasil mendapatkan hati Pradita? Temukan kisah mereka hanya di Webnovel. PERHATIAN! Buku ini mengandung konten dewasa. Harap yang masih di bawah umur untuk tidak membaca buku ini. Bijaksanalah sebelum memilih bacaan Anda. Terima kasih. Silakan follow IG saya: santi_sunz9

Santi_Sunz · Teen
Not enough ratings
405 Chs
#ROMANCE
#R18
#COMEDY
#ANAKSMA

317. Mencatat Pesanan (2)

"Gak ada, Bu. Hapenya dititipin ke penitipan barang," ujar Bara sambil mengangguk sopan.

"Hah? Emang ada ya?" Pradita terkekeh mendengar pengakuan Bara.

"Ada, Bu. Tadi saya bayar loker buat nyimpen hape. Kalau gak gitu, hape saya mati dong, Bu waktu tadi nyelamatin Ibu di laut. Gimana sih si Ibu? Lupa ya?"

"Oh, iya ya, Pak. Saya lupa. Oke lah! Pokoknya nanti hapus nomer hapenya si Trian, gak mau tau!"

"Siap, Bu. Ada lagi gak?" Bara memasang wajah serius sambil menulis lagi di buku catatan tangannya.

"Ada!" seru Pradita yang tidak tahu harus berkata apa lagi. "Aduh, apa lagi ya? Uhm, pokoknya nanti aku cek hape kamu. Aku gak mau ada nama-nama cewek lagi di hape kamu! Awas aja! Nanti tau-tau ada Trian kedua atau ketiga. Ih! Mau aku jambak-jambak aja rambutnya sampe botak!"

"Waduh, ngeri amat, Bu? Siapa yang botak?"

"Lu!" teriak Pradita spontan. Lalu ia tertawa. "Eh, sori sori. Kamu maksudnya, eh si ceweknya gitu. Ah, kamu ini bikin aku jadi pengen ketawa aja!"