webnovel

Bab 146

di menara sihir, saat ini kami semua berhadapan dengan 3 Petapa yg sedang mengambang di depan kami.

semua kesatria sihir dan para pemimpin masing masing suku juga hadir di sini.

"semuanya, terima kasih sudah bekerja keras untuk mengalah kan raja kegelapan dan bukan hanya itu, kalian juga memulihkan dunia ini dari kerusakan yg di akibatkan oleh serangan energi gelap" kata Fatima dengan anggun layak seorang Petapa.

"jadi sebagai ucapan terima kasih ku, saya akan menghadiahkan sesuatu yg luar biasa bagi orang yg paling berjasa atas keberhasilan ini" kata Fatima sambil menatapku dengan tajam

"Nero maju lah kedepan" kata Fatima dengan tegas dan saya dengan santai melangkah kedepan.

"dengan ini saya menghadiahkan Nero sebuah pernikahan dan calon istrinya adalah saya sendiri" saat kata itu jatuh suasana Langsung hening seketika.

"eeehhhhhhh" teriak kaget semua orang

"diam" teriak Fatima dengan tegas sambil memandang semua orang.

"keputusan ini sudah bulat dan upacara pernikahan akan di adakan besok" kata Fatima dengan nada mengancam

"saya menolak dengan tegas" teriak iren yg langsung melangkah ke depan ku

"siapa kamu, berani nya menolak keputusan ku" kata Fatima dengan kesal

"saya adalah pelayan tuan muda, sebagai pelayannya saya berkewajiban menjaga tuan muda dari segala macam bahaya" kata iren dengan tegas

"apa menurut mu aku ini akan membahayakan tuan muda mu" teriak Fatima dengan marah

"kelayakan mu belum di uji secara menyeluruh, pertama dada mu terlalu rata, kedua kamu terlihat seperti pelacur yg selalu bertelanjang dada dan ketiga aku belum memastikan bahwa kamu terbebas dari penyakit kelamin apapun, hal ini benar benar berisiko bagi tuan ku" jawab iren dengan tegas sambil menatap Fatima yg tiba tiba membatu.

melihat ini semua orang menutup mulut mereka untuk menahan tawanya.

"pufff, ha ha ha ha" tawa Dilma tiba tiba terdengar.

"Fatima, jadi ini rencana mu untuk menjadikan Nero sebagai suami mu, apa menurut mu Nero adalah orang yg akan menikahi wanita dengan sembarangan" kata Dilma dengan tenang sambil menatap Fatima, lalu tiba tiba aura yg sangat kuat mulai menyebar dari tubuh Dilma

"jangan menghina suami ku di depan umum, kamu pelacur" teriak Dilma dengan marah dan energi yg kuat langsung menghantam Fatima.

dalam sekejap Fatima Langsung terpental keluar dari menara sihir.

setelah itu Dilma langsung turun dan memeluk ku dengan erat.

"maaf suami ku, aku tidak tahu bahwa Fatima akan menghina mu seperti itu" kata Dilma dengan sedih

"tidak apa apa, aku kemari hanya untuk menjemput mu" saat itu saya juga memeluknya dengan tangan kiri ku dan mengelus kepalanya dengan tangan kanan ku

"Dilma sudah menunggu lama untuk hari ini" saat itu kami langsung berciuman dengan mesra di hadapan semua orang.

"ehem, tuan muda tidak baik berciuman terlalu lama, itu bisa mengganggu kesehatan mu, pelayan ini belum memeriksa kesehatan mulut nyoya Dilma, mohon di maklumi" sela iren yg membuat kami memisahkan ciuman kami.

"suami ku, pelayan mu sangat teliti dan sangat perhatian pada mu, tapi kenapa seperti Dilma sedang di tipu oleh nya" kata Dilma dengan lembut sambil membenamkan kepalanya di dada ku.

"pelayan ini hanya melakukan tugas nya, ini semua demi tuan muda" jawab iren dengan sopan

"dilmaaaaaaa, kamu bajingannn" teriak Fatima dari kejauhan yg sedang terbang menuju ke arah kamu.

tiba tiba iren langsung melambaikan tangannya dan lingkaran portal emas langsung muncul di depan Fatima dan dia langsung masuk ke dalam portal tersebut.

dengan cepat iren menutup kembali portal tersebut dengan cepat dan adegan kembali sunyi.

"kemana kamu mengirimnya iren" tanyaku dengan santai

"lapor tuan muda, pelayan ini mengirim hama itu pergi ke tempat yg sangat dingin tidak jauh dari sini, setidaknya dia akan belajar untuk mengenakan pakaiannya" jawab iren dengan sopan yg membuat bulu kuduk semua orang merinding.

"suamiku, pelayan mu sangat kejam" kata Dilma sambil menatap mata ku

"pelayan ini hanya kejam pada sesuatu yg akan membayarkan tuan muda" jawab iren dengan sopan

"anu Nero, lalu apa yg akan kita lakukan selanjut nya, kemana tujuanmu berikutnya" tanya Yuri dengan canggung.

"bagaimana jika kita mengadakan pesta untuk malam ini, aku juga akan menikahi phoena dan marina, kita buat pernikahan yg sederhana saja untuk malam ini, sekalian upacara perpisahan" jawab ku dengan santai pada Yuri

"Nero, kemana kamu akan pergi, kenapa kita akan berpisah" tanya Juliana

"baiklah semuanya mungkin tidak tahu, aku bukan dari dunia ini, sejatinya aku adalah dewa iseng yg sedang berjalan jalan ke dunia ini, senang bisa berkenalan dengan kalian semua, ini adalah perjalan yg paling mengesankan bagi ku"

"dulu saya hanya melakukan perjalan sendirian dan hanya menculik gadis gadis di dalam perjalanan ku" tiba tiba lantunan musik yg sedih terdengar entah dari mana

"tapi di dunia ini aku bisa berkumpul bersama seseorang yg bisa aku anggap sebagi seorang teman, bertarung bersama, tertawa bersama, hal itu sangat menyenangkan bahkan bagi seorang dewa seperti ku"

"saat kekuatanmu berada di puncak dunia kamu akan merasakan rasa bosan seperti ku"

"aku bahkan dapat menghancurkan sebuah dunia hanya dengan satu pukulan"

"dari sini juga kalian harus belajar bahwa mengejar kekuatan tidak akan ada artinya, yg terpenting adalah hargai orang orang yg mencintaimu, teman mu, sahabat mu, kekasih mu, orang tua mu, Bahkan kekasih gelap mu"

"sebenar nya pengalaman yg benar benar berkesan bagi ku adalah saat aku bertemu dengan Dilma"

"saat itu kami sama sama menyamar sebagai warga biasa, tanpa kekuatan, tanpa sihir"

"berburu bersama, bekerja bersama untuk mendapat kan uang, sampai kami menikah bersama"

"tapi tetap saja hal itu tidak bisa berlangsung lama, kami berdua masing masing juga punya kewajiban yg harus di penuhi"

"tapi momen itu tidak akan pernah aku lupakan" saat itu Dilma langsung memelukku dengan erat

"jadi intinya adalah, selama kamu bisa menghargai apa yg kamu miliki, kamu akan menemukan kebahagian di mana pun kamu berada" tiba tiba musik sedih itu berubah menjadi musik yg lebih bersemangat

"harta, tahta, martabat, kekutan, bahkan wanita, semua itu kayak untuk di perjuangkan, tapi jika kamu terobsesi dengan nya kamu akan terjatuh ke dalam kegelapan seperti raja kegelapan yg telah kita kalah kan"

"setiap orang punya kegelapan dan cahaya di dalam hatinya, sekarang pilihan mu sendiri untuk memilih yg mana atau kalian bisa memilih keduanya, semua ada di tangan sendiri, itu hidup mu, itu tubuh mu, dan hanya kamu yg bisa memutuskan kemana itu akan melangkah"

"jadi.. mm Marie bisa kamu matikan musik nya, ini jadi terlihat seperti drama musikal" kata ku dengan canggung pada Marie yg sedang memegang alat pemutaran MP3

"he he he maaf sayangku, ini hanya agar terlihat keren" jawab Marie dengan malu malu dan semua orang langsung menatap Marie Dangan tajam

"ok ok dari mana kita tadi, mm jadi semuanya mari kita mengadakan pesta malam ini" teriak ku dengan bangga, tapi phoena dan marina langsung menghampiriku dan mulai memukuli

"pidato mu tidak ada hubungannya dengan pesta" teriak phoena dengan kesal

"kamu merusak momen heroik mu sendiri, pria bodoh" teriak Marina dengan kesal juga

hal ini langsung membuat semua orang tertawa terbahak bahak.

"tenang tenang, aku hanya tidak mau semua orang terlalu serius" jawab ku dengan santai sambil menenangkan phoena dan marina

"tuan muda, sebaiknya istirahat lebih dahulu, biar pelayan ini mempersiapkan urusan pesta nanti malam, tuan muda lebih baik mempersiapkan gaun pengantin untuk para nyonya yg akan menikah"

"mm baiklah, aku serah kan padamu, setelah selesai kamu segera datang ke kamarku" jawabku pada iren

"pelayan ini mengikuti perintah tuan muda"

"suamiku, kalo begitu Dilma akan membawa para tamu untuk beristirahat dulu dan juga membantu iren" kata Dilma dengan senyum lembut.

"mm baik lah, jangan terlalu memaksakan diri"

"tenang saja suamiku" lalu Dilma langsung mencium pipiku

"phoena, Marina, Marie aku titip suami ku dulu"

"tenang saudari Dilma, Marie akan menjaga nya"

"justru karena kamu yg menjaganya aku sedikit khawatir, he he he" kata Dilma dengan nada bercanda

"setidaknya tidak akan lebih dari 5 ronde" jawab Marie dengan kesal

"ok ok, ayo phoena, Marian, aku sudah membawa banyak gaun pengantin, kamu tinggal memilihnya, mari kita ke kamar ku dulu"

"mm"

saat itu kami berempat langsung pergi ke kamarku yg memang sudah di siapkan dari dulu oleh Dilma.