webnovel

Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints

Ini adalah fanfic yang kubuat untuk menemukan epilog yang kuinginkan untuk MC. Sebaiknya jangan membaca fanfic ini jika belum membaca novel aslinya sampai tamat karena mengandung spoiler. *** Han Sooyoung sampai di depan pintu itu lalu perlahan membukanya dengan harapan putus asa. Bagaimana jika itu harapan palsu? Bagaimana jika hal yang lebih buruk terjadi? Bagaimana jika sekeras apapun mencoba berharap itu mungkin, itu tidak terjadi? Saat pintu itu terbuka, ruangan terang dengan jendela terbuka lebar dan tirai berkibar terlihat. Semua kertas-kertas yang telah dia tulisi bertebaran dimana-mana. Han Sooyoung menyeringai seperti orang idiot lalu melangkah masuk sambil menyaksikan kesimpulannya. [Cerita ini hanya untuk satu pembaca itu] ***

Miharu2Tachi · Others
Not enough ratings
95 Chs

Epilog 42 : Kau yang Memilih Ini (2)

Han Sooyoung memejamkan matanya, mempertimbangkan pilihan terbaik, ya atau tidak. Saran Yoo Sangah secara alami masuk akal, tetapi perasaannya yang nyata merasa bahwa ada sesuatu yang salah. Dia kemudian membuka matanya dan menatap mereka masing-masing, menyiratkan agar mereka ikut memilih.

Lee Jihye menggeleng, dia sangat tegas tentang hal ini, tak ada gunanya kembali ke masa lalu. Menghidupkan seseorang? Jangan konyol! Seseorang yang mati selalu hidup di hati mereka, mungkin. Hanya saja 'Kim Dokja' bagi mereka berbeda. 'Dia' seperti perawat, tanpanya mereka kehilangan arah hidup.

Jung Heewon dan Lee Hyunsung setuju dengan Lee Jihye. Masa lalu tak pernah baik jika diulang atau diatur ulang. Lee Gilyoung sedikit bimbang, dia berpikir mungkin Hyung-nya akan benar-benar tinggal bersama mereka selamanya bila itu bisa diatur ulang. Namun, pikiran rasionalnya yang tajam menolak.

Shin Yoosung mendukung Yoo Sangah, menurutnya tak ada salahnya mencoba, jika yang terburuk terjadi, itu adalah kematian bagi mereka. Setidaknya, dia ingin mengetahui apa yang sebenarnya disiratkan oleh dunia ini? Mengapa ada begitu banyak hal tak masuk akal? Dunia dalam novel? Mengapa itu ada?

Jelas mana pilihan yang harus Han Sooyoung ambil. Dia menolak menggunakan otoritas tls123. Perjalanan mereka selesai, saatnya pulang. 'Kim Dokja' yang keras kepala itu takkan pernah kembali pada mereka, itulah yang seharusnya ditekankan.

Pada saat itu, —

Krak!

Krak!

Krak!

Laboratorium berguncang hebat seolah akan runtuh menjadi puing-puing.

'Apa yang terjadi?' Han Sooyoung goyah sesaat sebelum segera mengatur posisi menjaga yang lain.

"Ayo berkumpul!"

Tak ada pertentangan, yang lain menurut dan berdiri di dekatnya. Setelah pilihan itu ditolak, laboratorium bergetar, mungkin …

Han Sooyoung menggigit bibirnya, menggunakan fabel yang ditransfer padanya untuk membuat penghalang semu.

Sebuah suara menambah kegelisahan mereka.

"Ada masalah dengan inti."

Monarch Jaehwan tiba-tiba muncul entah darimana sambil membawa pedang aneh yang menyerap kegelapan dan tampak lapar untuk darah dan fabel.

"Inti?" tanya Jung Heewon mewakili.

Monarch Jaehwan tak membalas justru mengepalkan tangannya ke atas seakan meraih sesuatu yang abstrak.

Saat berikutnya, dia berteriak nyaring mengejutkan partai Han Sooyoung.

"Keluar dari sini!!!"

Potongan-potongan fabel yang sangat mereka kenal, berwarna putih seperti kertas sebelum ada tinta di atasnya, terbang ke mana-mana, itu adalah pecahan dari langit-langit.

Monarch Jaehwan mendorong mereka keluar dengan cepat sambil berusaha mencaritahu penyebab kehancuran mendadak ini.

Botol-botol dari lemari kaca berjatuhan, cairan penghancur transparan mengalir ke lantai marmer. Seolah logam yang dialiri lava, lantai marmer itu mencair dan membentuk lubang gelap yang tak diketahui ke mana tujuannya.

Sebelumnya, Monarch Jaehwan berhasil memperoleh apa yang selama ini dia inginkan. Alasannya berada di sini, kenapa dia menjadi boneka, dan juga fragmen ingatan yang diambil paksa. Dia mendapatkan semuanya, termasuk pedang yang pernah dia miliki dalam kisahnya.

Semua kisah saling berhubungan, entah itu melalui karakter yang tak sengaja lewat di depan karakter cerita lain, atau cerita yang sengaja memasukkan karakter tersebut.

Meskipun sangat menyakitkan untuk mengingatnya, Monarch Jaehwan menanggungnya demi kebenaran.

Dan tugas yang diberikan oleh God of Stories merupakan tanggung jawabnya, melindungi mereka, karakter yang telah menjadi individu, berbeda darinya.

'Pada akhirnya, aku hanyalah alat yang dimainkan penulis,' gumamnya frustrasi.

Akankah waktu di mana dia bisa hidup selayaknya manusia yang pernah dia alami tiba?

Kepada siapa dia harus memohon?

The First Nightmares?

Monarch Jaehwan bahkan tak tahu apakah The First Nightmares itu nyata atau hanya bentuk simbol dari sesuatu, seperti Big Brother-nya, simbol waktu.

"Cepat!"

Kelompok itu mengikuti instruksi Monarch Jaehwan dengan patuh dan kesadaran menyelimuti mereka. Monarch Jaehwan terlihat seperti yogoe di Journey to the West.

Han Sooyoung memberanikan diri bertanya, lagipula pria itu menyelamatkan mereka.

"Bagaimana denganmu?"

Monarch Jaehwan tertawa saat membalas, "Tak usah peduli. Pergi saja! Keinginanku sudah terpenuhi, bukankah ini saatnya berhenti?"

Pendengar merasa hati mereka diremas, memilukan. Mengapa semua karakter tidak bisa bahagia? Kebahagiaan itu relatif memang, tetapi harapan mereka bukan kebohongan.

"Dengar! Kembalilah ke altar di ruang itu, kalian akan baik-baik saja di sana."

Dengan itu, Monarch Jaehwan mendorong penghalang transparan yang dia buat ke mereka, tepat sebelum langit-langit menjatuhkan apa yang tampak seperti meteorit kecil dan fragmen fabel tak lengkap, kelompok Han Sooyoung jatuh di luar laboratorium yang runtuh.

Partainya ternganga, apa yang mereka lihat sungguh fantastis. Lautan bintang tak berujung, kegelapan yang mendominasi, dan runtuhan laboratorium itu lenyap terhisap Dark Hole. Berkat penghalang yang kuat, mereka tidak ikut terhisap dan hanya bisa mempertanyakan apakah akal sehat mereka masih berfungsi?

Jauh di antara kegelapan dan lautan bintang, ada lempengan putih aneh yang mengambang, mungkin itu adalah pesawat luar angkasa? Namun, itu tampaknya mustahil bagi manusia, tidak, bagi makhluk apapun yang tak memiliki izin menerobos ke wilayah Pohon Ilusi.

"Sekarang apa?"

Pertanyaan Shin Yoosung yang terdengar kosong bergema di benak yang lain.

***

Time Controller memegang arloji dengan nama 'Yoo Jonghyuk' di tangannya, sinar keemasan telah menghilang digantikan korosi yang menakutkan. Dia memandang ke pintu-pintu waktu yang tersisa, masih banyak kepingan yang belum diambil. Rasanya sulit untuk membagi banyak peran sekaligus.

"Heh. Tapi, ini sesuai prediksiku," ucapnya.

Rasa kesepian yang bukan miliknya menyelusup, hanya simbol, dia berulang kali menekankan pentingnya kata itu.

"The First Nightmares, Yang Mulia. Anda pasti mendengar ini. Mari buat perjanjian lain."

Akhirnya, Time Controller memutuskan untuk mengubur dalam-dalam apa yang dia inginkan.

***

[Invasi telah terjadi!]

[Tuan rumah, harap siapkan senjata cerita pertahanan!]

Yang Hebat linglung sejenak, selanjutnya dia memperhatikan atmosfer warna-warni berubah. Ikan-ikan di atas kubah transparan membentuk tornado, seakan sesuatu menyedotnya.

Semua, karakter yang berada di taman, termasuk Hades dari regresi ke-1864 bersiaga.

"Tak bisakah kita mendapatkan ketenangan sedikit lebih lama?!" teriak God of Stories yang frustrasi.

Yoo Jonghyuk memiliki firasat tak menyenangkan. Itu adalah sesuatu yang familiar, sama seperti ketika Kim Dokja yang dia kenal melakukan pengorbanan.

Sayangnya, tak peduli berapa kali dia berniat menghentikan pengorbanannya, itu tidak pernah berhasil. Selalu gagal, atau bahkan hasilnya lebih buruk.

       • Yoo Jonghyuk, maukah kau menyerah di sini?

      • Bukankah melelahkan mengejar seseorang yang tak mungkin sama?

      • Jika kau setuju, aku akan mengirim kalian semua ke dunia masing-masing, hidup bahagia tanpa mengingat apa-apa tentangnya seolah dia tak pernah ada. Bagaimana dengan itu? Apa kau setuju?

Bisikan setan entah darimana membuat kepala Yoo Jonghyuk berdenyut menyakitkan.

     • Ah, sebagai tambahan. Perasaan kalian padanya juga ikut terhapus. Dengan begitu, tak satu pun dari kalian yang tersakiti. Bukankah ini tawaran yang murah hati? Butuh banyak kekuatan dan resiko yang harus kutanggung, tapi aku mengasihanimu, kawan. Ya, kau seperti kawanku. Berjuang hanya untuk tak memperoleh apa-apa!

Ocehan gila semakin banyak dan semakin menggerus ketetapan hatinya.

     • Berjuang hanya untuk mendapatkan sesuatu yang lebih buruk!

     • Ayo, apakah kau setuju?

     • Yoo Jonghyuk, protagonis Ways of Survival yang dicemari oleh simbol waktu.

    • Segala anomali akan dihapus dan diganti. Plotter yang tak seharusnya ada, God of Stories yang seharusnya tak pernah membelah diri. Dan karakter massa ganda.

     • Bayangkan, kau akan hidup bahagia bersama pasanganmu, tanpa perlu memperhatikan alam semesta tak masuk akal.

Yoo Jonghyuk jatuh terduduk menyebabkan kecemasan pihak lain. God of Stories berseru,  "Yoo Jonghyuk?"

Yoo Jonghyuk bergumam dengan suara serak. "Apakah aku pernah menjadi orang yang begitu egois?"

God of Stories tertegun. Plotter mengerutkan kening, sisanya melihat pembicara dengan tatapan bertanya-tanya mengapa anak ini seperti seseorang yang sangat depresi?

"Apapun itu, aku melakukan semua ini bukan untuk diriku sendiri, mungkin sedikit keegoisan tercampur. Tapi, aku tahu kapan harus menarik batas untuk keegoisan itu," lanjutnya sembari melihat langsung ke langit berwarna, tepatnya ke tornado yang menggedor kubah transparan.

"Dan aku yakin, si bodoh itu pasti memahami pikiranku."

Kim Dokja dan Yang Hebat tersentak. Mereka berdua saling berpandangan, menunjukkan pertanyaan dan jawaban lewat kontak mata.

"Aku menolak. Aku tidak menerima kebahagiaan semu. Yang kuinginkan hanyalah agar 'dia' mau kembali bersamaku."

***