webnovel

Fanfic Omniscient Reader's Viewpoints

Ini adalah fanfic yang kubuat untuk menemukan epilog yang kuinginkan untuk MC. Sebaiknya jangan membaca fanfic ini jika belum membaca novel aslinya sampai tamat karena mengandung spoiler. *** Han Sooyoung sampai di depan pintu itu lalu perlahan membukanya dengan harapan putus asa. Bagaimana jika itu harapan palsu? Bagaimana jika hal yang lebih buruk terjadi? Bagaimana jika sekeras apapun mencoba berharap itu mungkin, itu tidak terjadi? Saat pintu itu terbuka, ruangan terang dengan jendela terbuka lebar dan tirai berkibar terlihat. Semua kertas-kertas yang telah dia tulisi bertebaran dimana-mana. Han Sooyoung menyeringai seperti orang idiot lalu melangkah masuk sambil menyaksikan kesimpulannya. [Cerita ini hanya untuk satu pembaca itu] ***

Miharu2Tachi · Others
Not enough ratings
95 Chs

Epilog 26 : Jalan Lain (1)

Dalam suatu ruangan tanpa cahaya, seseorang tiba-tiba berbisik kepadaku yang sedang meringkuk.

—Jalan termudah adalah menghancurkan Great Land yang sekarang.

Tidak, aku tidak mau. Berhenti membisikkan hal mengerikan padaku.

—Jadi, kau ingin kita tidur selamanya. Itu memang kedamaian yang kuinginkan.

Kalau begitu kenapa kau terus menyuruhku untuk menghancurkan?!

—Sayangnya, sebagian diriku ada di tempat lain, bukankah begitu? Meskipun kita tertidur di sini, yang tersisa akan tetap memiliki peran sebagai Nightmares.

Ya, aku tahu. Mereka memang ceroboh, mungkin. Aku harus percaya  pada mereka untuk merawat sisanya, lagipula yang tersisa memiliki sebagian besar dari sisi positif.

—Dan aku tidak bisa menjamin, sebagian diriku di sana takkan menghasut.

Keraguan sesaat menyapuku, apakah akan berakhir begini? Aku memang merusak keseimbangan dengan memilih jalan ini. Namun, cerita awal yang tak pernah kubaca kembali mulai membuka untuk menunjukkanku jalan lain.

<Di langit yang lain, aku mungkin seseorang>

<Namun, di sini aku adalah Nightmares, itu adalah kutukan untuk selamanya>

Aku menekan cerita itu agar tidak membuka lebih banyak, ini sudah cukup. Jika aku membiarkannya, mungkin hal terlarang akan keluar dan itu akan mencegahku tertidur.

—Mau kuceritakan sesuatu?

Terlepas dari apakah aku mau atau tidak, suaranya yang menjengkelkan tetap berlanjut, dia memakai suaraku untuk bermain-main.

—Ada seorang anak kecil yang terus-menerus terlahir kembali dan mati dengan tragis sebanyak 1000 kali.

Hentikan! Aku tidak ingin mendengar lebih banyak. Tolong berhenti!

—Dan kau tahu apa yang menyebabkannya?

Sialan! Aku tidak bisa menghentikan ocehan berbahayanya. Jadi, aku terpaksa membuka mulutku.

[Diamlah!]

Ruangan gelap berguncang karena geramanku, ah tempat ini adalah bagian terdalam Perpustakaan Abadi. Tempat yang akan menjadi makamku.

—Itu untuk memenuhi syarat menjadi Nightmares.

—Di alam semesta paralel dengan berbagai tingkatan langit, selalu ada langit di atas langit. Dan langit lain adalah cermin langit di bawahnya.

Aku menyerah menghentikan ocehannya yang semakin banyak dan  berbahaya karena mengungkapkan hal terlarang.

—Sayangnya itu masih belum cukup, anak itu akhirnya membuat kesepakatan dengan menara terkutuk.

Seharusnya sebentar lagi waktu tidur datang, tapi aku tidak merasakan tanda-tanda mengantuk. Apakah penyegelan tidak berhasil? Itu adalah kasus terburuk, orang ini terus menggerogoti egoku.

[Reader]

Aku tersentak pada panggilan itu, tidak mungkin. Dia seharusnya tidak bisa masuk, tapi—

[Aku bisa menggantikanmu, kau tahu]

Jangan, jangan datang ke sini. Kau adalah yang asli yang seharusnya hidup, sementara aku adalah wadah bagi Nightmares untuk tertidur.

—Sepertinya dia menganggu. Haruskah aku mengusirnya?

Apakah itu hal baik? Bagaimana jika orang ini justru melakukan sesuatu yang lebih buruk?

—Hei, bagaimanapun kita punya tujuan yang sama, kecuali ada yang merangsangku untuk berubah pikiran.

Itu benar, setidaknya aku tidak akan membiarkan dia datang ke sini.

[Reader, katakan sesuatu]

Pergilah! Aku tidak ingin dia datang ke sini, dia tidak boleh datang.

[Reader, bagaimana dengan teman-temanmu? Kau menyayangi mereka, kan? Emosi itu meski aku sudah mengambilnya, kau pasti masih memikirkan mereka]

Lama-lama dia akan mengungkapkan segala macam hal yang membuatku goyah, aku mendesak orang itu untuk segera mengusirnya.

—Tidak berhasil, penyegelannya setengah gagal. Kembaranmu berbahaya.

Deg!

Dan berakhir seperti ini karena satu hal yang kuabaikan sebelumnya, apa yang harus kulakukan sekarang?

—Masih ada jalan lain, tapi...

Aku siap untuk melakukannya meski —

<Aku ingin hidup>

<Tapi aku harus tertidur>

***

"Kim Dokja!!!"

Plotter dengan sangat cepat berlari menuju tempat yang penuh genangan darah untuk menangkap anak itu. God Of Stories yang telah terlepas dari tekanan segera berbalik untuk mendapati si pelaku yang sudah tak sadarkan diri.

God Of Stories mendekati si pelaku yang terbaring di atas tubuh berdarah targetnya. Dia lalu memeriksa keduanya dan bergumam dengan suara lemah.

"Penyegelannya gagal. Harusnya kau pasti sudah memprediksi ini kan, Nightmares?"

Dia mendongak untuk melihat layar merah transparan yang sebelumnya berkedip eror kembali menampilan peringatan.

<Kemunculan 50%>

Itu semakin buruk. Sebenarnya God Of Stories tahu bahwa tidak akan mudah, meskipun dia memakai [Predictive Plagiarism] untuk mengumpulkan semua senjata pemusnah itu. Yang pasti adalah dia sudah menepati janjinya, sekarang yang tersisa harus diserahkan kepada mereka, yang akan mengakhirinya.

Dia melihat Plotter yang memiliki ekspresi takut mulai mendekati anak itu, ini pertama kali dia melihat Plotter dalam kondisi seperti ini. Tentu saja, dia mengerti karena dia pernah dalam situasi yang sama dan berakhir hancur. Cerita yang dia ambil dan terus masuk untuk mengubahnya, namun mustahil.

Kemustahilan itu sekarang ada di depannya tergeletak berlumuran darah karena dirinya. Dia menggigit bibir lalu berbalik dan melangkah menuju altar, ke tempat anggota partai Yoo Jonghyuk yang pingsan, saatnya mengatur akhir dari kemustahilan itu.

"Kim Dokja!"

Plotter meraih tubuh kecil anak itu dengan tangan gemetar kemudian mengangkat dan memeluknya. Dia menatap ke tubuh berdarah di depannya dengan sedih lalu menoleh ke dua individu yang tak jauh dari tempatnya, kedua individu itu jatuh terduduk dengan ekspresi yang menunjukkan kehancuran mental.

"Inilah akhirnya," gumam Plotter sambil bangkit dan berjalan menjauh dari tubuh itu perlahan.

God Of Stories membangunkan anggota partai Yoo Jonghyuk yang pingsan, dia menyebarkan manik-manik yang mengambang ke masing-masing dari mereka termasuk dua individu yang dipaksa menyaksikan pesta darah. Sejujurnya, dia lah yang menjaga agar keduanya tetap sadar, sementara anggota partai yang lain lebih baik tidak menyaksikan itu.

[Oh, Tower Of Nightmares]

God Of Stories menghela napas lalu bergumam, "Kau selalu teliti dan kejam, Nightmares." untuk menanggapi suara yang muncul dari pemilik tubuh berdarah yang perlahan membuka matanya kembali.

"Kim Dokja, apa kau benar-benar ingin seperti ini? Kenapa kau meminta kami datang ke sini? Apa itu untuk membunuhmu?"

Yoo Jonghyuk mempertahankan sisa-sisa rasionalitas demi menanyakan pertanyaan-pertanyaan itu. Meski hanya dijawab satu saja, dia akan menerimanya, jadi dia menggunakan pedangnya sebagai tumpuan untuk melangkah menuju orang itu.

[Kesepakatan berakhir di sini]

Seolah itu sebuah sinyal, suara retak bergema di seluruh ruangan dan tersampaikan ke semua pendengar.

[Peran ini harus menjadi yang terakhir, sebagai gantinya ambil semua hal yang kumiliki]

Yoo Jonghyuk berhenti di jalurnya ketika mendengar itu. Dia merasa jantungnya berhenti sesaat pada permintaan putus asa itu.

God Of Stories menghampirinya setelah menyelesaikan apa yang perlu dia lakukan dan berbisik tepat di sampingnya.

"Semua yang dia miliki tidak termasuk teman-temannya, itu adalah kekuatannya, seharusnya tidak begini," bisik God Of Stories dengan nada kesal.

"Kau.... "

Yoo Jonghyuk menggeram. God Of Stories yang berwajah datar menyahut.

"Kau berhubungan baik dengan Han Sooyoung, itu bagus. Kau belum mendapatkan kesimpulanmu, bukan?"

Yoo Jonghyuk tidak menjawab, dia justru bertanya-tanya dalam hati kenapa dia masih belum mendapatkan kesimpulannya, apa yang dia cari selama ini? Apakah itu...

Tatapannya jatuh pada sosok itu yang masih dia anggap sebagai rekannya. Mungkinkah —

God Of Stories mengganggu penafsirannya.

"Kau akan segera mendapatkannya," katanya meyakinkan sambil mengaktifkan [Predictive Plagiarism] yang dapat membaca potongan-potongan petunjuk dari sekitarnya. Mungkin lebih dari itu karena dia sudah meningkatkannya sampai tingkat tertinggi yang diizinkan Tower Of Nightmares.

Sosok yang terbaring diselimuti cahaya putih yang hangat untuk sesaat, setelah cahaya itu menghilang, Tower Of Nightmares sepenuhnya mengendalikannya.

***