webnovel

FALEA WITH PERFECT FRIENDZONE

Falea Aruni Zalfahri gadis cantik yang selalu mendapat sifat protektiv oleh kedua kakak laki lakinya Alzio Sandi Zalfahri dan Aldio Seno Zalfahri harus memiliki kehidupan yang tak semulus keinginanya. Falea yang awal hidupnya adalah gadis manja yang terpenjara karena memiliki kakak begitu posessive, keras kepala, suka melakukan hal yang baru. Harus menderita karena kesalahannya sendiri. Kebayang enggak dia harus di tinggal seseorang yang bahkan bukan kekasih hanya seorang friend zone menimbulkan Luka yang sulit di sembuhkan. Kaffa Reondra pria tampan yang terlahir sebagai anak jutawan. Dari kecil hidupnya merasa sepi karena kesibukan orang tuanya. Kaffa merasa Ada seorang selalu memperhatikan dirinya semenjak bertemu falea 5 tahun yang lalu. Hingga suatu peristiwa nyaris hampir kehilangan nyawanya. Orang tua Kaffa tak tinggal diam mereka membawa kaffa ke London saat koma. Hidup di masalalu itu enggak enak tapi itu yang terjadi pada Falea Aruni Zalfahri harus bertemu seseorang di masalalunya Kaffa Reondra pria tampan pemilik perusahaan besar bergerak di bidang industri. Falea berubah menjadi wanita dewasa setelah tragedi menimpanya di masalalu. Tidak yang bisa mengembalikan Falea yang dulu. Bahkan kedua saudaranya seakan gagal mendidik adiknya sebagai pengganti orang tua mereka setelah meninggal. Zio dan dio berhak memutuskan suatu yang baik untuk falea. Namun Falea sendiri melakukan kesalahan hingga kedua kakak laki laki tersebut tak bisa berbuat apa apa laki. *** "Lea kamu banyak minum. Ntar mabuk." "enggak perduli selama aku terbebas dengan kedua abang aku yang buat hidup di penjara. Aku mau minum sepuasnya." "Lea kita lakukan yang belum pernah lakukan di dunia ini."

Triana_noni · Teen
Not enough ratings
7 Chs

CHAPTER 4

Pukul 07.20 pagi di perusahaan Reondraexport grup. Semua karyawan telah menyambut kedatangan boss besar yang akan mengganti kan posisi direktur utama.

Sesuai rencana semua karyawan akan mempersiapkan pesta kecil untuk anak Pak Reo.

"Le, aku pikir pestanya enggak sebesar ini." Suara wanita berseru pada Lea.

Lea sibuk membersihkan ruangan bossnya yang sebelum Pak reo yang menggunakannya. "Ya, namanya juga anak boss." Lea membalas siska dengan lembut.

Siska adalah sahabat Lea di kantor, Lea hanya berteman baik dengan siska. Dengan statusnya yang memiliki anak, semua orang sering memandang rendah padanya. Apalagi tidak menikah, hanya siska teman yang menerima Lea sebagai teman baiknya.

"Eh, le. Kemarin kan Kaffa ulang tahun. Pasti dia senang banget di ajak jalan. Aku mau ketemu Kaffa ya nanti, mau kasih di hadiah." Siska kembali mengeluarkan suaranya pada Lea yang baru selesai merapihkan ruangan tersebut.

"Udah, sis. Enggak usah repot. Dia kemarin udah seharian ke mall, senang banget." Lea keluar dari ruangan tersebut dan duduk di kursi yang berdekatan dengan siska.

"Enggak papa lagi, le. Kangen aku sama anak kamu." Siska tahu Lea orang tidak suka mendapat pemberian orang lain, termasuk sahabatnya sendiri.

Lea tahu walau bersih keras menolak, Siska pasti tetap memaksa. Hampir sama dengan dirinya keras kepala.

Drrrttttt...Drrrttt..

Ponsel Lea berbunyi, della menelponnya. Padahal tidak biasanya Della menelpon apalagi saat jam kantor yang masih terbilang awal.

"Ha--" Belum saja dapat Lea menyapa, Della sudah menyambar seperti petir.

"Le, kamu harus segera kesini. Sekarang kak Della dirumah sakit bersama zio." Terdengar suara Della dari seberang sana sangat panik.

"Kak zio kenapa, dia sakit." Lea bertanya.

"Bukan kakak kamu, le. Kaffa yang sakit."

"APAAA..!!!" Lea tersentak mendengar kata Della tersebut.

Dengan sigap Lea menutup ponselnya lalu meraih tas kecilnya. Sebelumnya Lea meminta tolong siska menggantikan tugasnya sementara karena dia harus kerumah sakit menemani putranya yang sakit.

Lea berjalan terburu buru hingga tak sengaja menabrak seorang pria hingga membuatnya terjatuh.

BRUK..!!!!

Lea terhempas, "maaf." Hanya satu kata yang terucap dari mulutnya. Bahkan Lea tak melihat wajah pria yang telah di tabraknya.

Lea malah mengambil tasnya cepat lalu pergi tanpa menoleh. Lea berlari tujuan mencari taxi tapi seorang memanggilnya.

"Falea." Suara lantang memanggilnya. Lea menoleh ke sumber suara tersebut.

"Pak Reo." Wajah Lea tak enak, walau pak reo sangat baik padanya, tetap dia tak enak harus ijin disaat posisi Pak reo yang paruh baya itu di ganti putranya.

"Maaf, saya harus ijin. Anak saya sedang sakit. Tugas saya, sudah siska gantikan untuk sementara." Jelas Lea singkat.

"Oh. Ya sudah tidak papa." Reo mengelus rambut Lea yang sudah di anggap seperti putrinya. Pak Reo sendiri sudah pernah sekali bertemu dengan Kaffa, dia sangat menyukai anak dari Lea yang gemas untuknya.

Siapa saja yang bertemu dengan Kaffa kecil untuk jatuh cinta padanya.

***

Kaffa menuju arah kantor ayahnya dengan mobil sport miliknya. Terpisah dengan ayahnya, ia lebih dahulu pergi.

Setelah empat puluh lima menit, akhirnya Kaffa sampai di depan perusahaan Reondraexport grup. Dengan kaca mata hitamnya dan penampilan elegantny, jaz hitam mengenakan tubuhnya yang gagah.

Semua tertuju padanya, tentu saja apalagi kaum wanita yang sudah pasti mengangumi ketampanannya.

"Wow, itu boss baru Kita. Keren banget." Suara wanita terdengar.

"Mempesona." Kata wanita lainnya.

Kaffa mendengar hanya bersikap angkuh tak perduli hingga seorang wanita menabraknya.

Hanya kata 'maaf' terdengar suara lembut wanita itu. Kaffa terdiam mendengar suaranya bahkan Kaffa bisa menghirup parfum khas wanita itu gunakan.

"Hmmmm, wangi ini." Kaffa berlirih saat wanita itu sudah berlari dari hadapannya.

Kaffa tak dapat wajahnya, Lea sudah terburu buru pergi darinya.

"Wangi wanita tadi. Ah.. tidak mungkin, Falea. Wangi yang sama dengan tubuh Lea." Batin Kaffa berbicara.

Kaffa menepis bayangan Lea sementara, lalu fokus dengan rutinitas barunya. Kaffa di sambut meriah dengan pesta.

Pak Reo berpidota kata perpisahan kepada karyawan di susul kafffa menyambut dengan arogan pada karyawannya.

Seusai pesta penyambutan dirinya, Kaffa pergi ke ruangannya yang dulu di tempat oleh Ayahnya Reo.

Kaffa memasuki ruangan yang sudah sangat rapih dan wangi.

Tok..Tok..Tok..

"Masuk." Suara Kaffa menyuruh masuk.

CEKLEK.

"Maaf, pak. Ini jadwal Pak Kaffa untuk besok." Ujar siska memberikan agenda kecil padanya.

"Kamu sekretaris saya." Ucap Kaffa dingin.

"Bukan, Pak. Saya hanya menggantikan tugas sekretaris Pak Kaffa sementara. Fal--"

"Ya sudah keluar sana." Ketus Kaffa.

Siska merenggut kesal disambut boss angkuh yang tampan. "Bisa mati berdiri Lea hadapi Pak bos baru itu." Siska mengerdik ngeri tubuhnya.

***

Falea sudah berada di rumah sakit bersama dua kakaknya dan Della yang menggendong Diffa.

"Kak, gimana ceritanya dia bisa seperti itu." Lea bertanya pada Della.

"Kakak juga enggak tahu, tiba tiba dia lagi main sama diffa di sekolah terserang sesak hebat."

Lea terlihat menangis khawatir menunggu dokter memperiksa putranya yang belum juga keluar.

"Le, tenang aja. Kaffa pasti baik baik aja." Dio berucap menenangkan Lea dengan merangkul pundak Lea.

CEKLEK

Seorang dokter keluar dengan pakaian serba putih. "Keluarga Kaffa."

"Kami keluarga kaffa, dok." Alzio menjawab yang tak kalah panik.

"Bagaimana keadaan Kaffa, dok." Lea bertanya.

"Dok, kenapa kaffa bisa sesak." Dio juga berucap

Mereka semua memberi semua pertanyaan pada dokter, membuat doktek sulit untuk bicara.

"Tenang.. tenang.. Kaffa baik aja." Akhirnya dokter tersebut dapat mengeluarkan suaranya.

"Maaf, dok. Kami semua panik." Seru zio.

"Baik, Saya bisa lanjutkan." Sejenak dokter berhenti lalu melanjutkannya.

"Kaffa mendapatkan penyakit bawaan. Apa ibu atau ayahnya memiliki penyakit Asma." Tanya dokter.

"Tidak, dok. Lea ibu dari Kaffa adik saya, Lea tidak memiliki penyakit Asma." Jelas zio dengan tegas.

"Kalau begitu kemungkinan Ayah anak itu."

Mereka semua terdiam mendengar 'ayah'. Termasuk Lea yang sudah tahu Kaffa memiliki penyakit Asma dari kecil.

Lea tersentak memejamkan matanya sebentar lalu membukanya kembali.

"Apa kami sudah bisa menemui Kaffa." Lea bersuara kembali.

"Tentu, dia juga sudah sadar. Kalian bisa menemukannya." Dokter tersebut lalu pergi.

Mereka semua masuk untuk menemui Kaffa yang telah terbaring lemah di ranjang yang tidak terlalu besar.

Lea menangis melihat putranya yang menggunakan oksigen untuk membantu Kaffa kecil bernapas.

"Kaffa sayang, cepat sembuh ya. Diffa tu sedih enggak Ada teman mainnya." Lirih Della mengusap pucuk lembut Kaffa.

Kaffa hanya tersenyum, karena belum bisa bicara banyak. Sedangkan Lea hanya menangis melihat kesakitan putra kecilnya.

Kaffa mengusap airmata sang mommy. Lea tersenyum dan mencium putranya.

Lea juga membacakan sebuah dongeng pada putra kesayangannya. Hingga Kaffa tertidur.

***

sabar ya Sebentar lagi Lea ketemu Kaffa guys..

Triana_nonicreators' thoughts