webnovel

FAITH : LOVE BETWEEN CEO AND LEADER ARMY GIRL

Ji eun, seorang gadis asal Daegu yang mengadu nasib di Seoul sebagai pekerja paruh waktu untuk mencukupi kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya. Masa mudanya dihabiskan untuk mencari uang karena keadaan perekonomian keluarganya yang sulit. Namun hidupnya berubah saat sebuah takdir membawanya menuju hidup penuh kemewahan. Bertemu dengan Ji yeong yang merupakan pria kaya dan bekerja di sebuah agensi besar tak pernah dia bayangkan sebelumnya. Bahkan dia tidak pernah berpikir kalau dirinya akan menjadi pemimpin pasukan dalam kesatuan penghancur musuh. Dimana dirinya harus melawan maut karena musuh yang ditaklukan bukanlah orang biasa. Mereka bahkan bisa mati kapan saja. Karena itulah mereka menutupi wajah dan identitas mereka agar tidak ada satupun musuh yang bisa melacak latar belakang mereka. Ji eun bahkan juga harus menjauhi Ji yeong yang sangat dia cintai demi menyelamatkan nyawa Ji yeong dari incaran musuh. Akankah kisah cinta mereka dapat bersatu dengan akhir yang bahagia???

alfia_damayanti · Teen
Not enough ratings
4 Chs

Part 1

Salju putih yang dingin menyelimuti Daegu pagi ini. Tampak orang yang berlalu lalang menggunakan pakaian tebal untuk menghangatkan diri mereka. Hal itu tak terlepas dari gadis berambut panjang yang tengah duduk di kursi panjang tepat dibawah pohon cherry blossom.

Tertulis nama yang indah di buku harian yang selalu dia bawa. Park Ji Eun. Gadis itu tampak sedang menghubungi seseorang. Seseorang yang sangat dia rindukan.

"Ji eun-ie!!" teriak seseorang memanggil Ji eun.

Sontak yang dipanggil pun menoleh. Dari kejauhan dia melihat seorang gadis berambut pendek berlari kearahnya.

"Eunha-ya, apa yang kamu lakukan disini? Bukannya hari ini kamu ada jadwal kuliah?" tanyanya sambil memandang sahabatnya penuh kasih

"Kenapa? Apa aku tidak boleh bertemu denganmu?"jawab eunha sambil memandang sinis kearahnya.

" Bukan brgitu, aku hanya ingin tau kenapa sahabatku yang cantik ini tidak pergi ke kampusnya dan malah memghampiriku kesini. Apa kamu ingin bolos lagi?bagaimana kalau orang tuamu tau kalau sekarang kamu ada di daegu?" tanyanya dengan penuh selidik.

"Kau sendiri apa yang sedang kau lakukan disini? Dan kenapa tanganmu memegang ponsel? Apa kau masih mencoba menghubunginya?" balasnya dengan pertanyaan beruntun

Gadis itu diam menunduk sambil memandangi layar ponselnya yang tidak kunjung menampilkan nama itu dilayarnya.

"Astaga ji eun kenapa kau masih menghubunginya? Apa kau lupa kalau dia sudah meninggalkanmu dua tahun yang lalu. Apa aku perlu mengingatkanmu tentang itu lagi agar kau sadar dia bukan orang yang baik untukmu" kata eunha yang tidak habis fikir dengan sikap ji eun.

"Eunha-ya, jaebum tidak meninggalkanku, dia tidak pernah bilang putus denganku, dia hanya pergi untuk waktu yang aku tidak tau kapan dia akan kembali" ucapnya dengan lirih.

Air mata perlahan membasahi pipinya yang mulus. Dia selalu berdoa agar hal yang terjadi saat ini hanyalah mimpi tapi yang terjadi saat ini adalah sebuah kenyataan.

Jaebum adalah orang yang selalu ada disisinya setelah eunha, yang selalu menghiburnya saat dia sedih, menjadi sandaran baginya saat dia menangis, dan orang yang sangat dicintainya. Mereka berpacaran dan selalu bahagia setiap harinya.

Mereka menghabiskan hari-hari bersama seperti pasangan manis lainnya. Tapi dua tahun yang lalu Jaebum menghilang. Menghilang entah kemana dan tidak tau kapan akan kembali. Dan bodohnya ji eun masih berharap kalau suatu saat nanti Jaebum akan kembali.

"Ya, Ji eun-ie jangan menangis eoh. Maafkan mulutku yang pedas ini dan berhentilah menangis" bujuk eunha sambil memeluk ji eun.

Eunha sangat tau apa yang dirasakan ji eun saat ini. Bagi ji eun jaebum adalah segalanya. Jaebum adalah orang yang sangat mengerti ji eun setelah dirinya, karena itu eunha sangat merestui hubungan mereka. Tapi entahlah tiba-tiba saja jaebum menghilang seperti ditelan bumi. Dia bahkan tidak mengklarifikasi hubungannya dengan ji eun.

Melihat ji eun menangis seperti ini membuat eunha merasa sesak. Dia tidak ingin sahabat kesayangannya menderita karena itu dia ingin ji eun melupakan jaebum.

"Bagaimana kalau aku traktir makan jjajjangmyeon di kedai kesukaanmu. Kamu bisa makan sepuasnya tapi berjanjilah padaku jangan pernah menangis lagi." seru eunha sambil menjulurkan kelingkingnya.

Ji eun masih diam sesegukan sambil menatap kelingking eunha.

"Ayolah ji eun kamu adalah perempuan yang sangat istimewa. Diluar sana banyak pria yang ingin mengantri untuk menjadi pasanganmu. Kamu harus bangkit dari keterpurukanmu. Lupakan dia dan bahagialah untuk hari-harimu" ucap eunha percaya diri.

"Mana ji eun yang kukenal dulu? Ji eun yang dulu adalah ji eun yang tegar meskipun dia susah dia tidak akan pernah mengeluh ataupun menangis. Ji eun yang dulu akan memghadapi orang-orang yang menggangguku, dia bahkan menghajar mereka sampai akhirnya mereka tidak menggangguku lagi. Ji eun yang dulu adalah orang yang ceria bukan orang yang cengeng. Apakah aku bisa mendapatkan kembali ji eun ku yang dulu?" tutur eunha sambil menitikkan air mata.

Dia tidak tahan lagi melihat ji eun yang terus seperti ini. Dia ingin sahabatnya kembali seperti dulu lagi. Riang dan ceria. Bagi eunha, ji eun bukan hanya sekedar sahabat untuknya melainkan seorang kakak yang selalu menjaganya dan selalu ada untuknya. Karena itu dia ingin yang terbaik untuk ji eun.

Ji eun mentap nanar sahabatnya yang selalu bersamanya selama lima tahun itu. Mungkin benar, jaebum adalah dunianya. Saat jaebum pergi dunianya juga pergi seiring dengan kepergiannya. Tapi melihat kesedihan eunha karena sikapnya membuat hati ji eun semakin sakit.

"Baiklah aku akan mencobanya" jawab ji eun pada akhirnya.

"Benarkah?" ucap eunha menatap ji eun dengan mata yang berair.

"Tentu saja" ucap ji eun dengan yakin sambil menghapus air matanya.

"Kalau begitu ayo kita makan jjajjangmyeon!!" kata ji eun girang sambil menarik tangan eunha

Dalam hati ji eun berniat akan berusaha melupakan jaebum meskipun dia sendiri tidak yakin apakah dia bisa melakukannya.

****************

Setelah berjalan beberapa menit diselangi dengan pembicaraan yang random akhirnya mereka sampai di kedai mie yang tidak begitu besar namun banyak dikunjungi orang.

"Annyeong haseyo ahjumma" ucap ji eun dan eunha serentak sambil membungkukkan badan pada pemilik toko.

"Anyyeong haseyo" ucap ahjumma sambil membungkukkan badan juga kepada mereka.

"Sudah lama ya kalian tidak berkunjung kesini" ucap ahjumma .

"Ne ahjumma aku baru saja pulang ke daegu karena appa sakit dan eunha bolos dari pelajarannya dan menghampiriku kesini. Karena itu kami memutuskan untuk pergi kesini bersama" ucap ji eun sambil tersenyum pada ahjumma.

"Lalu bagaimana dengan pekerjaanmu ji eun?" tanya ahjumma pemilik kedai pada ji eun.

"Terpaksa aku harus mengambil cuti dari bosku untuk menemani appa disini" jawab ji eun sambil menghela nafas.

"Ahjumma tolong bujuk dia untuk menerima tawaran pekerjaan dari appa ku. Dia bisa menjadi karyawan di restoran appa dan aku akan membujuk appa untuk menggaji ji eun dua kali lipat dari karyawan lain" bisik eunha pada ahjumma yang masih bisa didengar oleh ji eun.

Ji eun dan ahjumma hanya bisa tersenyum melihat tingakh eunha yang terlihat lucu. Setelah berbincang cukup lama dengan ahjumma kami pun memesan makanan dan pergi ke tempat biasa kami duduk saat makan di kedai.

"Eunha-ya" panggil ji eun.

"Eoh?" eunha langsung melihat ji eun saat ji eun memanggilnya.

"Terimakasih" ucap ji eun tulus sambil menggenggam tangan eunha.

"Untuk apa?" jawab eunha heran yang melihat ji eun seperti ini.

"Karena sudah menjadi temanku. Aku sangat bersyukur karena tuhan mempertemukan aku denganmu. Terimakasih karena selalu ada disampingku saat aku membutuhkan seseorang disisiku" ucap ji eun dengan air mata yang tiba-tiba jatuh tanpa dia perintahkan.

"Ya!! ada apa denganmu? Kenapa hari ini kau cengeng sekali. Tadi menangis karena si pria jahat itu sekarang kau menangis karena hal yang aneh. Lagipula apa yang tadi kau bicarakan? Karena aku menjadi temanmu? Aku bukan temanmu tapi aku saudarimu. Jadi aku tidak mau mendengar hal ini lagi apalagi melihatmu menangis karna hal-hal aneh" ucap eunha sambil memeluk ji eun erat.

"Baiklah sahabatku yang imut" balas ji eun sambil memeluk eunha tak kalah eratnya.

Mereka bersenda gurau sambil menanti makanan datang. Terkadang mereka tidak punya waktu untuk menghabiskan momen seperti ini. Ji eun sibuk dengan pekerjaannya dan eunha sibuk dengan kuliahnya.

Terkadang ji eun berpikir kenapa eunha mau berteman dengannya. Eunha berasal dari keluarga terpandang di lingkungan masyarakatnya. Appanya pemilik restoran terbesar di gangnam dan eommanya adalah seorang desainer terkenal.

Sedangkan dirinya hanya seorang gadis dari busan yang mengadu nasib di seoul. Appanya hanya seorang petani dan eommanya hanya seorang karyawan di toko tteokbeokki. Ji eun hanya bisa menempuh pendidikan sekolah dasar karena orang tuanya tidak mampu menyekolahkannya. Karena itu ji eun hanya dimasukkan ke sekolah akademi yang bebas dengan biaya hingga akhirnya bisa lulus SMA.

Dari kecil ji eun tidak mengenal namanya kemewahan. Yang dia kenal hanyalah hidup yang kejam karena itu orang tuanya mendidiknya dengan keras agar ji eun tidak terkejut dengan kejamnya dunia.

Dulu ji eun sempat menggeluti dunia pergulatan yaitu taekwondo. Dia sempat menjadi bintang di olahraga itu tapi karena kesibukannya yang sekarang akhirnya dia harus melepaskan keinginannya menjadi seorang pelatih taekwondo yang profesional.

Kata orang roda kehidupan itu akan terus berputar diikuti masanya, tapi bagi ji eun roda kehidupannya seakan berhenti berputar karena kehidupannya selalu seperti ini disibukkan untuk selalu mencari uang dimanapun dia berada.

Apakah suatu hari nanti ji eun akan bertemu dengan pangeran berkuda putih seperti dalam dongeng di malam hari??