webnovel

bab 2

Setelah berjam-jam acara pernikahan antara Vanilla dan Devano berlangsung, akhirnya kini mereka bisa istirahat. Kini Vanilla berada di kamar mandi, tubuhnya terasa sangat lelah dan lengket karena seharian ini ia hanya belum mandi. Biasanya ia mandi sehari tiga kali, kadang bisa sampai empat kali.

Vanilla melepaskan resleting gaun miliknya setelah sedikit perjuangan keras. Ia tidak seperti pengantin baru seperti yang ada di novel atau film, yang akan meminta bantuan suaminya untuk melepaskan resleting gaun. Karena selama ini ia bisa membuka dan memasang resleting punggung sendiri tanpa meminta bantuan. Toh tangannya cukup jangan dan berguna untuk melakukan itu sendiri. Saat gaun yang di gunakan sudah ada di lantai, disusul dengan bra juga celana dalamnya. Vanilla berjalan menuju shower.

Saat menikmati guyuran air sower dari atas kepalanya yang membuat tenang. Tiba-tiba Vanilla menegang saat merasakan ada sebuah tangan melingkari perutnya. Bahkan tubuh orang itu juga menempel pada tubuhnya yang telanjang.

" Bener kan, tubuh mu pasti akan berbeda dari bibir mu yang sudah menolak " bisik Devano

Vanilla menarik nafas pelan sebelum akhirnya berbalik menatap wajah suaminya yang kini terlihat terkejut. Mungkin karena Vanilla tidak memberontak dengan yang ia lakukan sekarang. Padahal ia sangat tau jika Vanilla tidak pernah menjalin hubungan dengan siapapun. Dan ibunya juga sudah menceritakan banyak hal tentang gadis ini. Tapi kenapa sikap Vanilla biasa saja? Tidak terlihat seperti gadis rumahan yang anti sentuhan.

" Suamiku sayang, aku capek. Jangan hari ini " ujar Vanilla begitu tenang

" Kamu takut dan berusaha menghindar, padahal tubuh murahan mu ini sangat membutuhkan sentuhan dari ku sayang " balas Devano dengan suara serak

Mereka sudah sama-sama tidak mengenakan apa pun sekarang, dan Devano adalah laki-laki yang suka bermain wanita. Mana mungkin ia bisa tahan dengan tubuh indah istrinya yang begitu menggoda. Lekuk tubuh Vanilla terlihat jelas didepan matanya, dan itu sangat menggoda sosok Devano. Tapi harus ia tahan demi gengsi, ia tidak pernah meminta seseorang untuk menyentuh atau bermain dengannya. Para wanitalah yang akan meminta sentuhan dari seorang Devano. Maka dari itu Devano harus menunggu Vanilla yang meminta untuk bermain dengan gadis yang sekarang menjadi istrinya itu.

" Devano Siregar, nama kamu itu udah terkenal di kalangan para gadis diluar sana. Kamu suka bermain wanita, jadi mana mungkin kamu bisa tahan sama tubuh ku yang indah. Kamu pasti mati-matian menahan itu kan? " Vanilla sedikit melirik kebawah

" Cih, aku enggak akan pernah menyentuh tubuh jelek mu ini " Devano menghempaskan tubuh Vanilla, lalu keluar dari kamar mandi dengan wajah kesal

Vanilla pun langsung membuang nafas panjang setelah Devano pergi. Lelaki itu benar-benar gila karena sudah berani melihat tubuhnya. Bahkan Devano juga menempelkan tubuh polos keduanya. Itu sangat membuat Vanilla malu sekaligus jengkel.

" Sial, gadis gila itu. Apa dia mati rasa? Padahal tubuh kita udah nempel tanpa halangan apa pun, kenapa terlihat tenang? " Dumel Devano

Devano memakai kembali pakaiannya, lalu ia pergi entah kemana dengan mobil sport hitam miliknya. Biasanya ia akan mencari pelampiasan untuk menghilangkan kekesalannya. Seperti pergi ke club dan bermain wanita, ya seperti itulah Devano.

Hari sudah semakin larut, Vanilla masih belum bisa tidur karena memikirkan apa yang terjadi di kamar mandi tadi. Ia belum siap untuk bertemu dengan Devano lagi malam ini atau mungkin seterusnya. Tunggu, Vanilla tidak sadar jika suaminya menghilang entah kemana setelah keluar dari kamar mandi.

" Wah pasti main wanita nih orang " gumam Vanilla penuh keyakinan

" Aku takut kalo sampai suatu saat nanti malah jatuh pada pesona Devano, sebagai wanita waras dan mata yang masih sangat sehat. Tentu aku mengakui kalau dia benar-benar tampan dan sempurna, bahkan sangat sempurna. Tapi satu yang membuat kesempurnaan itu rusak, kebiasaan buruk Devano yang suka berganti-ganti pasangan dan melakukan hubungan seks sembarangan. Apalagi Devano to ingin berkomitmen dalam pernikahan, bahkan pernikahan ini di anggap sebagai lelucon. Laki-laki itu bener-bener enggak waras, tapi sayangnya lelaki enggak waras itu adalah suamiku " Vanilla melempar bantal ke arah pintu karena terlalu kesal memikirkan Devano

Baru kali ini Vanilla merasa campur aduk bersama seorang lelaki yang baru ia kenal hari ini. Tapi sudah langsung menjadi suaminya. Meskipun dua Minggu sebelum pernikahan diberitahu, Vanilla dan Devano to pernah bertemu sekalipun. Karena Devano tidak mau bertemu dengan gadis yang menurutnya tidak menggoda. Dilihat dari foto yang ibunya berikan dua Minggu sebelum pernikahan Devano langsung tidak tertarik. Karena gaya berpakaian Vanilla yang sangat tertutup.

" Vanilla Aurora, kamu harus berjanji sama dirimu sendiri. Jangan sampai kamu suka atau cinta sama Devano, ingat ya. Dia itu laki-laki gak baik yang tidak masuk daftar calon suami idaman. Sekarang jadi suami karena terpaksa, jadi kemungkinan kita akan pisah " ujar Vanilla untuk meyakinkan dirinya agar tidak pernah menaruh perasaan pada Devano

Cklek

Vanilla langsung merebahkan kembali tubuhnya saat mendengar kenop pintu di buka. Ia yakin jika itu adalah Devano. Jadi ia harus berpura-pura tidur untuk menutupi rasa gugupnya.

" Loh, Vanilla sendirian? Ck, pasti anak itu perlu bermain wanita " Sani berdecak kesal karena melihat menantunya tidur sendirian, ia berjalan mendekati ranjang. Sani mengerutkan keningnya bingung saat satu bantal tergeletak tidak jauh dari pintu

" Kamu yang sabar ya sayang. Suami mu itu sebenarnya baik, cuma kebiasaan dan sifatnya memang terlalu buruk. Pasti sudah untuk mengubah Devano menjadi laki-laki baik " ujar Sani, seraya mengelus pelan puncak kepala Vanilla

Beberapa menit memang wajah cantik Vanilla, Sani segera keluar. Ia akan menelepon putranya agar cepat pulang dan menemani istrinya. Hanya Devano, pengantin baru yang memilih keluar rumah dan melewatkan malam pertamanya. Biasanya malam pertama adalah hal paling di nantikan oleh pasangan suami istri baru.

Tepat jam 01.00 pagi, Devano pulang dengan pakaian berantakan. Rambut acak-acakan dan beberapa bercak merah pada bajunya, mungkin itu lipstik dari seorang wanita yang sudah menemani malamnya. Dengan santai, Devano ikut berbaring di sebelah Vanilla yang sudah tertidur dengan pulas. Wajahnya begitu damai saat tertidur, dan kecantikan Vanilla semakin terpancar saat ada sedikit cahaya dari luar menyinari wajah gadis itu.

Pagi-pagi sekali vanilla terbangun dari tidurnya karena merasa sesuatu yang berat menimpa perutnya. Dengan berat hati Vanilla membuka matanya, untuk melihat apa yang menimpa perutnya. Alangkah terkejutnya, saat melihat kaki seorang laki-laki ada di atas perutnya.

" Aaaaa " teriak Vanilla spontan

Devano yang mendengar teriakkan Vanilla langsung bangun dengan wajah kesal. Ia baru tidur jam satu pagi, tapi sekarang tidurnya terganggu saat masih pagi buta.

" Ck, bisa gak sih jangan berisik. Masih pagi buta " bentak Devano

" Kamu kenapa di kamar aku? Keluar " teriak Vanilla, masih dengan wajah terkejutnya karena ada seorang lelaki tidur dengannya

" Sayang, kamu lupa pada suami mu yang tanpan ini? " Tanya Devano dengan seringai jahil

" Suami? " Beo Vanilla yang masih belum ingat dengan pernikahan super mewah kemarin

" Cih, gadis tolol ini. Uang orang tua ku udah keluar ratusan milyar untuk pernikahan mu kemarin, dan kamu lupa? " Ujar Devano dengan memandang remeh Vanilla

Plakk

Vanilla memukul keningnya keras, ia baru sadar jika pernikahan kemarin adalah nyata. Bukan mimpi yang ada dalam tidurnya seperti biasanya.

" Jadi pernikahan itu, aish. Aku pikir mimpi " gumam Vanilla kesal

" Ch, bodoh. Sana keluar gue mau lanjut tidur " usir Devano, mendorong tubuh Vanilla kasar hingga gadis itu terjatuh dari atas ranjang

Brukk

" Auh sakit " ringis Vanilla

" Lebaaay " sergah Devano

" Ck, suami gak berguna. Baru hari pertama jadi suami udah KDRT " dengus Vanilla

Dengan kesal, Vanilla pergi ke kamar mandi. Ia ingin berendam air hangat di dalam bathtub. Berburu dengan Devano benar-benar membuang tenaga dan menguji kesabaran. Lelaki seperti itu harus ia beri pelajaran agar tau rasa.

" Awas aja, nanti gue kasih pelajaran lo Devano Siregar. Mentang-mentang gak pernah ada yang berani marah, jadi seenaknya sama gue. Liat aja, gue buat bertekuk lutut di depan gue lo entar " oceh Vanilla dengan mata tertutup menikmati hangatnya air dalam bathtub

Sudah hampir setengah jam Vanilla berendam di dalam air hangat. Hangatnya sudah berkurang, tapi Vanilla masih betah berada dalm air. Vanilla terpaksa membuka mata ketika merasakan ada yang ikut masuk kedalam bathtub. Alangkah terkejutnya saat ia melihat senyum jahil pada wajah Devano. Laki-laki itu bahkan dengan santai menatap Vanilla dengan tersenyum.

" Aaarrh kenapa masuk? " Tanya Vanilla panik

" Katanya mau buat suami tampan mu ini bertekuk lutut, kenapa panik? " goda Devano

" Sial, dia denger semuanya? " Batin Vanilla kesal

" Gimana bisa buat aku bertekuk lutut kalo baru berendam bareng aja kamu udah panik ck ck ck " Devano memasang wajah sok prihatin

" Dih, apa sih. Aku kamu segala nih orang " batin Vanilla kesal

Vanilla hanya diam, ia harus berbuat apa jika Devano sudah tau rencananya. Lelaki menyebalkan di depannya benar-benar membuat moodnya jadi buruk.

" Liat aja nanti, gue pasti bisa buat lo bertekuk lutut sama gue " sentak Vanilla

" Coba dong pengen tau rasanya bertekuk lutut nih. Aku yakin kamu bisa sayang, semangat " ujar Devano sok manis

" Ck, apa sih sayang-sayang " dengus Vanilla tak suka

" Sayang gak boleh kasar sama suami " peringat Devano

Karena kesal dengan Devano, Vanilla memilih untuk beranjak dari bathtub. Ia tak peduli dengan tubuhnya yang telanjang karena tak memakai apapun. Yang terpenting sekarang harus jauh dari Devano.

" Waau, so sexy " ujar Devano dengan mata berbinar menatap tubuh indah istrinya

" Ck, dasar mesum " dengus Vanilla

Devano benar-benar membuat Vanilla kesal setengah mati. Ini hari pertamanya menjadi seorang istri, tapi kenapa sudah menguras emosi.

" Awas aja, gue kasih pelajaran lo entar " geram Vanilla, sambil menarik bajunya asal

bisa-bisanya Devano masuk ke kamar mandi dengan tampang tidak tau malu seperti itu. Vanilla benar-benar ingin tenggelam karena malu, tubuhnya sudah dilihat oleh Devano. ini sungguh pelecehan bukan? ya, meskipun sudah menikah tetap saja Devano tidak boleh asal masuk ke kamar mandi saat dirinya tengah mandi. pernikahan mereka hanya karena perjodohan, tidak lebih. jadi Devano harusnya menjaga sikap.