webnovel

Chapter -025-

Hanami yang baru saja masuk kedalam ruang aktivitas club memasak, sedikit mengerutkan dahinya heran saat melihat ada selembar kertas berada diatas meja memasaknya.

Dengan sedikit merasa penasaran, Hanami pun mengulurkan sebelah tangannya untuk mengambil selembar kertas itu untuk membaca apa yang tertulis disana.

"Yuki-kun?" Gumam Hanami semakin merasa heran saat melihat nama sang adik tertulis di kertas itu.

Dengan cermat Hanami pun membaca tulisan yang tertulis di dalam surat pemberian dari adik bungsunya itu.

Kedua mata Hanami langsung memyipit tajam sambil tetap melanjutkan membaca tulisan yang terlampir di kertas itu.

Ceklek..

"Hanami-senpai, kami sudah datang! Hari ini kita akan praktik memasak apa bersama dengan Yuki-kun?" Tanya salah seorang anggota club memasak yang baru saja memasuki ruang aktivitas club memasak bersama dengan anggota lainnya.

Hanami yang masih membaca isi dari surat yang diberikan oleh Yuki memilih untuk tidak merespon pertanyaan anggota memasaknya. Dan itu pun membuat para anggota memasak yang lain merasa heran karena Hanami tidak merespon sama sekali.

Kini para anggota memasak saling melayangkan tatapan pada satu sama lain dan melangkahkan kaki mereka untuk menghampiri Hanami yang masih memunggungi mereka.

"Hanami-senpai? Apa kau baik-baik saja?" Tanya salah satu anggota club memasak lagi yang sedikit merasa heran melihat Hanami yang sama sekali tidak merespon perkataannya.

Begitu juga dengan para anggota lain yang ikut merasa khawatir dengan keterdiaman Hanami.

Brak!

Semua anggota memasak yang berada di dalam ruangan itu langsung tersentak kaget saat tiba-tiba saja Hanami menggebrak meja memasaknya.

"Yuki-kun! Kau tidak akan membiarkan mu lolos malam ini dirumah!"

***

Sedangkan itu didalam gedung lapangan basket indoor, Masaki yang tengah memperhatikan satu persatu anggota club basket tengah melakukan pemasan pun langsung meniup peluitnya yang menandakan jika pemanasan yang sedang di lakukan oleh para anggota club basket sudah selesai.

"Baik, kalian boleh beristirahat selama lima belas menit. Setelah itu kita akan melakukan pelatihan lain." Ucap Masaki sambil menatap semua anggota club basket.

Anggota club basket pun fokus memperhatikan Masaki sambil menganggukan kepala mereka dalam diam. Karena tubuh mereka yang masih merasakan lelah setelah melakukan pemanasan.

"Hari ini Eita-senpai dan Tori-senpai berhalangan hadir. Jadi pelatihan akan berada di bawah pengawasan ku. Aku berharap kalian tidak akan ada yang merasa bebas karena tidak adanya kapten kalian. Kalian mengerti?" Ucap Misaki lagi yang kembali di balas dengan anggukan kepala serempak oleh para anggota club basket.

"Baik Masaki-senpai!"

Masaki menganggukan kepalanya pelan, lalu melirikan matanya kearah jam tangan dan kembali lagi mengarah pada semua anggota club basket.

"Baik, sekarang kalian mulai beristirahatlah selama lima belas menit. Aku akan kembali lagi kesini."

Setelah mengatakan itu, Masaki pun meninggalkan arena lapangan basket dan melangkahkan kakinya berjalan memasuki ruang pertemuan club basket. Karena saat jam makan siang tadi, Eita menitipkan pesan kepadanya, jika ada berkas yang harus dirinya baca di dalam ruang pertemuan.

Ceklek..

Misaki yang baru saja masuk kedalam ruang pertemuan club basket langsung mengarahkan kedua matanya untuk mencari dimana Eita meletakan berkas yang harus dirinya baca.

Gumaman keluar dari bibir Misaki saat dirinyasudah menemukan berkas yang dikatakan oleh Eita tadi siang.

Misaki pun melangkahkan kedua kakinya menghampiri meja yang diatasnya terdapat berkas milik Eita.

"Berkas apa yang diinginkan senpai untuk ku baca?"Gumam Misaki dengan kedua tangannya yang terulur mengambil berkas itu.

Sebelah alis Misaki terangkat keatas saat dirinya melihat berkas yang berada di atas meja itu ternyata adalah dua lembar formulir pendaftaran club aktivitas sekolah.

"Apa ini? Bukankah pendftaran club sudah di tutu-

Perkataan Misaki terhenti saat dirinya melihat tandatangan sang ketua osis dan juga dewan sekolah.

Lalu dengan cepat Misaki langsung mengarahkan tatapan matanya pada bagian kolom nama siswa dan bagian yang dipilih dalam club.

Kedua mata Misaki langsung menyipit tajam saat dirinya melihat nama 'Tetsuya Yuki' tertulis didalam formulir pendaftaran club aktivitas sekolah. Ditambah lagi bagian yang dipilihnya adalah sebagai manager club absket.

"Apa-apaan ini?? Pendaftaran club aktivitas sekolah sudah ditutup minggu lalu! Kenapa Ketua OSIS dan dewan sekolah tetap memberikan izin murid ini masuk kedalam club basket?!" Geram Misaki sambil meremas kertas formulir yang dirinya pegang saat ini.

Lalu tatapan mata Misaki kini beralih pada formulir pendaftaran club aktivitas sekolah yang satu lagi. Dimana dirinya melihat nama 'Matsuyama Aida' tertera di kertas itu dengan bagian yang dipilihnya adalah sebagai manajer club basket.

Masaki kembali meremas lembar formulir milik Aida dan semakin menyipitkan matanya saat melihat nama Aida dan sang ketua OSIS memiliki nama keluarga yang sama yaitu Matsuayama Kentaro.

"Hah, ternyata ini adalah kekuatan orang dalam heh?" Gumam Misaki berdesis sinis lalu meletakan dengan kasar kedua berkas itu kembali keatas meja.

Kedua telapak tangan Misaki mengepal kuat dengan tatapan mata yang menajam menatap kearah jendela diruang pertemuan club basket.

"Aku tidak perduli siapa kalian sebenarnya. Baik kalian adalah matan atlet basket terkenal ataupun mantan manager atlet basket terkenal, jika kalian menyalahi peraturan maka aku akan membuat kalian merasa tidak nyaman berada di club basket ini."

***

Ckittt..

"Hah.." Helaan nafas panjang Eita hembuskan saat dirinya menghentikan laju sepedanya dan sudah berada didepan gerbang sebuah sekolah yang sama sekali tidak merasa asing baginya.

Yuki yang melihat jika sudah sampai ditempat yang ingin dirinya tuju pun, turun dari kursi penumpang di belakang Eita.

"Yuki-kun, apa kau yakin sensei akan menolong kita?" Tanya Eita tanpa menoleh kearah Yuki. Karena kini dirinya tengah menatap lurus kearah gedung sekolah dihadapannya. Gedung sekolah menengah pertama khusus atlet tempat dirinya menuntut ilmu dulu.

"Ehm, aku sedikit kurang yakin jika sensei akan menolong kita sepenuhnya. Tapi aku yakin sensei pasti akan memberikan kita jalan keluar." Jawab Yuki yang membuat Eita langsung menolehkan kepala kerah dirinya dengan ekspresi tidak terbaca.

"Wah, aku sama sekali masih belum terbiasa dengan pemikiran positif dan optimis mu ini Yuki-kun." Sahut Eita yang hanya di balas dengan dehaman oleh Yuki. Karena kini Yuki sudah melangkahkan kedua kakinya untuk memasuki gerbang sekolah itu.

Yuki yang melihat seorang petugas keamanan sekolah keluar dari pos jaganya, langsung mengulaskan senyum di wajahnya.

"Hei, hei, kalian dari sekolah mana? Ada keperluan ap-"

Perkataan sang petugas keamanan langsung terhenti saat dirinya suda berada di jarak cukup dekat dengan Yuki dan Eita.

"Tetsuya-kun? Tsumabuki-kun?? Apa yang kalian lakukan disini?" Tanya sang petugas keamanan menyapa Eita dan Yuki yang kini tengah membungkukan tubuh mereka berdua.

"Selamat sore Masaoka-san. Kami datang kesini ingin bertemu dengan Makashima-sensei." Jawab Yuki dan diberikan anggukan kepal oleh Eita untuk lebih meyakinkan lagi.

"Ya, Masaoka-san. Kedatangan kami kesini, kami ingin bertemu dengan Makashima-sensei."

Masaoka, atau pemilik nama lengkap Masaoka Yohei pun kembali bersuara.

"Ah, begitu. Apa kalian sudah memiliki janji denga Makashima-san sebelumnya?"

Eita dan Yuki kini saling bertatapan lalu menggelengkan kepala mereka dan menatap kembalikearah Yohei.

"Kami belum memiliki janji sebelumnya, karena kami tiba-tiba saja ingin bertmeu dengan Makashima-sensei. Apa Makashima-sensei sedang tidak berada di sekolah saat ini, Masaoka-san?" Tanya Yuki yang di balas dengan gelengan kepala oleh Yohei.

"Ah tidak-tidak, Makashima-san selalu datang kesekolah, dia tidak pernah tidak masuk. Bahkan kalian pasti mengetahui hal itu." Jawab Yohei yang di balas dengan anggukan kepala oleh Yuki dan Eita.

"Kalau begitu, apa kami diperbolehkan untuk masuk kesekolah dan bertemu dengan Makashima-sensei, Masaoka-san?" Tanya Eita yang langsung di balas dengan anggukan kepala.

"Tentu saja kalian sanagt di perbolehkan masuk kedalam sekolah. Karena kalian adalah para bintang besar sekolah ini. Mari, biar aku antar kalian ketempat Makashima-san berada saat ini." Jawab Yohei membauat Eita dan Yuki terkekeh pelan, namun sambil melangkahkan kaki mereka mengikuti kemana Yohei mengantarkan mereka untuk bertemu dengan pelatih mereka dulu.