Setelah seribu tahun waktu langit, datanglah perintah kepada Esta agar menciptakan para Estariad di Firdas sebagai penghuni 7 Aula Tinggi. Sehingga sesaat setelah penciptaannya selesai, hal itu disaksikan oleh para Melaikh, Ruheas serta Gordat yang memiliki kedudukan tertinggi di antara mereka.
Saat melihat para Estariad terbangun lalu bersujud pada Esta dan berkata
"Begitu sempurnanya dirimu"
Gordat yang saat itu tengah duduk di singgasana paling tinggi merasa bahwa seharusnya para Estariad menghadap ke arahnya dan bersujud kepadanya. Dengan nada yang tinggi Gordat segera berteriak kepada para Estariad yang baru saja terbangun
"wahai Estariad! Tahukah kalian bahwa akulah yang memiliki kedudukan paling tinggi di sini?"
Segera para Estariad merasa kebingungan.
"Maafkan kami, kami tahu bahwa Esta yang telah menciptakan kami" ucap para Estariad.
Dengan penuh amarah Gordat berkata dengan bersumpah
"Seharusnya kalian tunduk dan sujud di hadapanku yang memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari pada Esta. Karena akulah yang paling taat dan paling dekat dengan-Nya. Kebodohan dan kebingungan kalian akan membuat kalian terusir dari Firdas dan 7 Aula Tinggi!"
Bukan hanya para Estariad yang baru saja terbangun, para Melaikh dan Ruheas pun merasa tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi. Para Melaikh dan Ruheas bertanya-tanya apakah yang Jatuh dari Firdas dari penglihatan Rilu adalah para Estariad. Dan apakah tujuan penciptaan Para Estariad adalah untuk mengubah penglihatan yang didapatkan Rilu bahwa salah satu Melaikh dan Ruheas akan Jatuh dari Firdas.
Namun, mereka pun sama terkejutnya dengan sifat yang baru saja ditampilkan Gordat. Itu adalah Kesombongan. Bukankah para Melaikh, Ruheas dan Gordat sekali pun tidak memiliki wewenang bersikap sombong yang merupakan Sifat Hakiki-Nya.
Esta bertanya kepada para Estariad,
"Apa yang kalian maksudkan?".
"Bukankah engkau yang memberikan kehidupan bagi kami?" ucap para Estariad.
Mendengar kata-kata tersebut Esta bermaksud membinasakan para Estariad. Ketika pedangnya yang berkilatan itu hampir saja memutuskan ke delapan leher para Estariad yang baru saja tercipta itu, maka seketika hancur lah pedang itu. Peringatan secara langsung datang dari-Nya. Bahwa itu bukanlah kesalahan jika mereka tidak tahu.
Tidak sampai di situ, melihat kesombongan dari Gordat, Yang Esa kemudian memberikan ancaman yang sama seperti Gordat mengancam kepada para Estariad.
"Mohon ampunkan diriku Yang Esa, aku akan melakukan semua peribadatan seorang abid selama ribuan tahun untuk bisa menebus kesombonganku"
"Aku tidak akan mengampunimu sampai kau menyentuh kaki para Estariad dan memohon maaf dari mereka"
"Ampuni aku Yang Esa tapi aku lebih baik dari mereka! Dan aku sudah menjadi abid yang sangat dekat dengan-Mu. Aku akan bersujud padaMu selama ribuan tahun agar Engkau memaafkanku, tapi tidak dengan memohon maaf dan menyentuh kaki pada Estariad"
"Aku mengusirmu Gordat dari Firdas!"
"Ibadahmu, telah membuatmu sombong, bahkan sampai akhir kau masih merasa lebih mulia dari makhluk lain di saat Aku memerintahkanmu!"
"Ketahuilah Aku menempatkanmu di sisi-Ku sebagai yang paling dekat bukan karena pelayananmu! Tapi atas kehendak-Ku sendiri!"
"Dan sekarang kesombongan telah merusakmu, sehingga tidak ada tempat untukmu lagi, baik di Firdas ataupun di 7 Aula Tinggi, karena itu turunlah kau dari Firdas"
Dengan begitu, maka Gordat terusir dari Firdas dan ditempatkan di Aula Bawah Ree. Seketika itu pula rupanya yang menawan berubah menjadi seburuk-buruknya rupa dan tak ada satupun makhluk yang ingin melihat rupanya.
Merasa terhina, Gordat bersumpah ia akan menjadi musuh bebuyutan bagi para Estariad. Ia menganggap kemunculan para Estariad adalah awal mula ia mendapatkan kehinaan seperti ini.
Melihat hal tersebut, para Melaikh dan Ruheas tercengang, bagaimana bisa Gordat yang memohon agar mereka tidak menjadi Yang Jatuh dari Firdas justru ia menjadi yang terusir. Mendengar hal itu Yang Esa kemudian menyampaikan
"Ketahuilah, saat Gordat memohon kepada-Ku agar tidak ada yang jatuh dari Firdas. Ia mendoakan kalian semua kecuali dirinya sendiri. Ia menjatuhkan dirinya sendiri dan merasa bahwa ia yang paling dekat dengan-Ku merasa tidak akan mungkin terusir. Itulah kesombongan pertama yang ia buat karena ia merasa taat sebagai abid-Ku karena ibadahnya. Namun, kalian menyaksikan bagaimana ia menyombongkan dirinya sendiri di antara kalian". Maka saat itu pula semuanya tersadar.