webnovel

Entre Nous

Arelia Mashel Reina seperti namanya dengan makna Keistimewaan. Lia, sang gadis cantik berambut coklat yang istimewa untuk semua orang terlebih para siswa di sekolahnya. Memasuki tahun ajaran baru dan juga menduduki kelas 11 membuatnya berharap agar kehidupan di sekolahnya lebih menyenangkan. Namun sepertinya sang pencipta mempunyai alasan lain dengan cara mempertemukannya dengan lelaki yang menjadi adik kelas disekolahnya. Tak hanya itu harapan yang ia inginkan agar dapat merasa ketenangan selama di sekolah pupus saat lelaki tersebut datang dalam kehidupannya memberikan kisah tersendiri. Lelaki berambut hitam legam seperti pada malam hari dengan warna manik yang senada dengan rambutnya, lelaki yang menyimpan begitu banyak rahasia yang tidak diketahui siapa pun terkecuali sahabat dan kedua orang tuanya. Hingga suatu saat rahasia yang ia simpan rapat rapat terbongkar dan diketahui oleh Lia, pada saat itu pula konflik datang seiring waktu dengan melibatkan keduanya. Tak ada yang tau akhir dari cerita ini, berdoa saja kepada tuhan agar akhir mereka dapat berakhir sesuai keinginan mereka.

Nisa_Va · Teen
Not enough ratings
8 Chs

Boneka Beruang

"Liaaa" Rengek Ara yang sedari tadi tak diberi respon oleh Lia, gadis itu sibuk membaca novel.

"Lia ih" Kesal Ara karena tak dibalas respon oleh Lia.

"Hm" Respon  Lia membuat Ara kesal.

"Li, anterin gue ke toilet yuk" Ucap Ara membuat Lia menoleh kearahnya.

"Jadi lo dari tadi manggil cuman pengen minta dianter ke toilet?" Tanya Lia dengan datar.

"Iya hehehe" Jawab Ara dengan  cengiran nya.

"Yaudah ayo" Ucap Lia malas, sedangan Ara berjalan dengan semangatnya.

Mereka berjalan menuju toilet, Ara dengan wajah cerianya dan Lia dengan wajah malasnya.

"Lo tunggu disini ya" Ucap Ara saat berada di salah satu bilik pintu toilet.

"Iya" Balas Lia dengan malas.

Lia menunggu Ara di depan salah satu bilik toilet, karena bosan ia berjalan keluar toilet dan tak sengaja melihat seseorang yang ia tak asing.

'Bukannya itu cowok kemarin ya? Kok dia gak masuk kelas sih' Ucap Lia dalam hati saat melihat lelaki berambut hitam legam itu berjalan kearah berlawanan dengan kelas 10.

"Apa gue ikutin aja ya? Eh, tapi buat apa juga. Biarin lah" Ucap Lia pada dirinya sendiri.

Ia masih memperhatikan lelaki itu hingga tepukan pada bahunya membuat Lia terlonjat kaget.

"Ra lo ngagetin gue aja" Ucap Lia sembari mengatur keterjutan nya.

"Habisnya lo ngapain disini? Kan gue minta lo tunggunya di depan pintu" Ucap Ara.

"Ya gue pengen diluar, males nunggu di dalem" Ucap Lia.

"Lo liat apaan sih?  Keknya serius banget sampe gak nyadar gue dibelakang lo" Tanya Ara membuat Lia bingung.

"Enggak gue gak liat apa apa" Jawab Lia diangguki Ara.

"Masuk kelas yuk, keburu bel" Ucap Lia, mereka kembali ke kelas dan tak lama bel berbunyi.

Pelajaran dimulai dengan hening yang hanya terdengar suara sang guru yang sedang menjelaskan materi, Lia pun memperhatikan dengan seksama sembari menulis materi di buku nya.

Kring... kring... (Suara bel Pulang)

"Baik anak anak pelajaran hari ini telah selesai, jangan lupa untuk mengerjakan tugas dan dikumpulkan tepat waktu" Ucap sang guru lalu pergi keluar kelas.

"Li, bareng yuk keluar" Ucap Ara menghampiri Lia yang sedang memasukan bukunya.

"Lo pulang sama siapa Li?" Tanya Ara saat mereka berjalan di koridor.

"Gak tau gue, mungkin minta jemput Pak Ali" Jawab Lia.

"Ya udah gue pulang duluan ya, nyokap gue udah nunggu di rumah soalnya" Ucap Ara diangguki Lia.

Ara pulang duluan menyisakan Lia di depan sekolah, Lia yang sedang fokus menoleh ke kanan dan Ke kiri tak menyadari kehadiran seseorang di belakang nya.

"Lia" Panggil Seorang di belakang Lia.

"Ish Dinda, Lo mah kenapa sih harus manggil dari belakang. Gue udah dua kali ya dikagetin, pertama sama Ara sekarang sama Lo" Ucap Lia kesal karena dua kali dikagetkan.

"Hehe sorry Li, gue gak sengaja" Ucap Dinda.

Lia menatap Dinda yang membawa tas di pundaknya.

"Lo pulang Din?" Tanya Lia.

"Iya" Jawab Dinda.

Lia menyeritkan dahi nya "Tumben pulang cepet, emang gak ada rapat OSIS?" Tanya Lia kembali.

"Gak ada, besok kan udah mulai biasa. Kelas 10 juga udah MOS nya" Jelas Dinda.

"Oh, berarti besok Lo ikut pelajaran juga?" Tanya Lia.

"Yoi, gue mulai ikut pelajaran besok. Lo belum dijemput Li?" Tanya Dinda balik.

"Belum, gue belum bilang sama Pak Ali" Ujar Lia.

"Gue kira Lo udah bilang, oh iya gimana kita ke kedai es krim deket sini? Sekalian Pak Ali jemput Lo disana" Tawar Dinda.

Lia terdiam sesaat lalu menganggukan kepalanya "Boleh" Ucap Lia.

"Ya udah yuk" Ajak Dinda.

Mereka berjalan kaki menuju sebuah kedai es krim, perjalanan pun tak lama karena mereka telah sampai di kedai tersebut.

"Mba es krim greentea nya satu ya ukuran besar" Ucap Dinda lalu beralih menatap Lia.

"Lo mau apa Li?"

"Coklat aja deh ukuran besar, toping nya choco chips" Ucap Lia.

Setelah es krim disiapkan mereka berdua duduk berhadapan di meja yang kosong.

"Eh Din, gue mau ngomong sesuatu" Ucap Lia.

"Ngomong apa Li?" Tanya Dinda sembari memasukan es krim ke dalam mulutnya.

"Tadi gue ga sengaja liat cowok yang Lo omongin di kantin" Ucap Lia membuat Dinda menatap Lia dengan seksama.

"Terus kenapa?" Tanya Dinda kembali.

"Nah gue tadi sama Ara ke toilet dan pas gue nunggu Ara gak sengaja gue liat itu cowok. Tapi yang gue bingungin dia itu jalan bukan ke gedung kelas 10" Ucap Lia menjelaskan.

"Maksudnya dia bolos gitu?" Tanya Dinda.

"Gue gak tau sih, cuma aneh aja gitu dia kaya biasa aja pas jalan gak takut ketemu guru lain" Ujar Lia.

"Iya sih omongan Lo bener, kata temen gue yang ngajar di kelas nya juga tuh cowok katanya pendiem banget" Timpal Dinda.

"Mungkin dia bersikap gitu karena bokap nya donatur terbesar di sekolah kita kali" Ucap Dinda kembali.

"Bisa jadi sih" Ucap Lia membenarkan ucapan Dinda.

Mereka memakan kembali es krim tersebut, Lia menatap Dinda yang sedang asik memakan es krim.

'Gue cerita aja kali ya tentang kemarin' Ucap Lia dalam hati.

"Din" Panggil Lia dijawab deheman oleh Dinda.

"Gue mau cerita nih, tapi Lo jangan bilang siapa siapa ya" Ucap Lia diangguki Dinda.

"Sebenernya gue udah kenal sama itu cowok" Ucap Lia pelan namun membuat Dinda menatap Lia dengan mata yang membelakak.

"Serius lo? Bisanya?" Tanya Dinda.

Lia mulai menceritakan awal ia bertemu dengan lelaki berambut hitam legam itu, Dinda pun mendengarkan cerita Lia dengan seksama.

"Gue masih bingung cowok itu ngomong apaan sama gue" Ucap Lia setelah menceritakan semuanya.

"Hm.. mungkin dia pengen ngomong sesuatu tapi dia ga mau Lo juga tau" Ujar Dinda.

"Mungkin" Ucap Lia.

Lia melihat jam di pergelangan tangannya.

"Udah sore Din! Gue belum ngabarin Pak Ali" Ucap Lia panik, ia tak menyadari hal itu.

"Gara gara terlalu fokus cerita sih, sana Lo kabarin dulu Pak Ali" Suruh Dinda diangguki Lia. Gadis itu menyalakan ponselnya dan mencari nama Pak Ali.

"Halo pak"

"..."

"Tolong jemput Lia ya pak, di kedai es krim dekat sekolah"

"..."

"Iya pak"

Lia menutup telfon tersebut.

"Udah ngabarin?" Tanya Dinda.

"Udah, katanya Pak Ali ada di sekolah nunggu gue" Ucap Lia merasa bersalah karena tak mengabari Pak Ali, membuat pria paruh baya itu menunggu nya terlalu lama.

"Tuh kan kasian Pak Ali nya" Ucap Dinda diangguki Lia.

Tak lama mobil yang disetir oleh Pak Ali telah sampai di depan kedai.

"Eh Din, gue balik duluan ya. Lo pulang nya gimana?" Tanya Lia.

"Biasa gue mah, nanti tinggal pesen ojek online" Jawab Dinda.

Lia berjalan keluar kedai lalu memasuki mobil.

"Maaf ya Pak Ali, Lia lupa ngabarin" Ucap Lia.

"Gak apa apa non" Ujar Pak Ali.

Mobil tersebut pergi dari kedai, di sepanjang perjalanan Lia menatap ke arah kaca memandang jalan kota dengan awan yang mulai senja.

Belasan menit perjalanan mobil tersebut sudah sampai di sebuah pekarangan rumah megah.

"Makasih Pak Ali" Ucap Lia lalu membuka pintu mobil dan berjalan menuju rumah.

"Lia, kamu kemana aja hm? Ini udah sore banget loh" Ucap Qiara saat melihat putrinya memasuki kamar.

"Maaf mah, tadi aku makan es krim dulu sama Dinda lupa ngabarin Pak Ali" Jawab Lia menjelaskan.

Qiara menghela nafasnya pelan lalu mengelus surai Lia dengan senyuman tipis "Lain kali jangan gitu mamah khawatir sama kamu, kamu ke kamar gih mandi" Titah Qiara diangguki Lia.

Lia berjalan menuju kamar nya untuk melakukan ritual mandinya.

•••

"Arion pulang Mom" Ucap seorang lelaki berambut hitam legam saat memasuki sebuah rumah yang terbilang sangat mewah.

"Tumben kamu pulang nya malam Ar?" Tanya wanita paruh baya menghampiri putranya itu.

"Iya mom, tadi main dulu sama Rian Ferrel" Jawab Arion sembari menyalimi tangan wanita tersebut.

"Syukurlah, mommy cuma takut kamu-"

"Rion gak apa apa mom, mommy gak usah khawatir" Potong Arion saat mengetahui kecemasan sang ibu.

Dita menghela nafas nya pelan sembari menghilangkan kecemasan di hati nya "Iya mom gak khawatir kok" Ucap Dita.

"Rion ke kamar dulu ya mom" Ucap Arion lalu pergi menuju kamarnya.

Dita menatap punggung putranya yang kian menjauh dengan pandangan sendu dan terlihat pancaran kekhawatiran di dalam maniknya. Entahlah apa yang di khawatirkan oleh wanita tersebut, hanya ia yang tau.

Ceklek

Arion membuka kamar nya yang bernuansa hitam putih, terlihat jika lelaki itu sangat menyukai warna yang netral tersebut, ia menaruh tas nya di samping kasur.

Tak sengaja pandangannya terjatuh pada sebuah boneka beruang berukuran kecil berwarna pink yang masih sangat terlihat bagus di samping kasurnya, Arion menatap boneka itu dengan lekat.

"On se retrouve, mais tu m'oublies " Gumam Arion.

•••

Lia menatap ke arah langit malam di balkonnya. Fikirannya berkelana entah kemana membuatnya tak menyadari jika seseorang telah masuk ke dalam kamarnya.

"Lia" Panggil Qiara membuat Lia tersadar dan menatap ke arah belakang.

"Mamah" Ucap Lia sembari tersenyum.

Qiara berjalan menuju Lia dan mengusap surai putrinya itu "Kamu ngapain disini hm?" Tanya Qiara lembut.

"Lagi nyari udara segar aja mah" Jawab Lia membuat Qiara tersenyum lembut.

"Kamu fokus banget ya ngeliat langitnya sampe gak denger mamah manggil kamu" Ucap Qiara membuat Lia memandang Qiara menyesal.

"Maaf mah, Lia gak tau kalau Mamah manggil Lia" Sesal Lia membuat Qiara kembali tersenyum.

"It's okey, kamu mikirin apa hm?" Tanya Qiara membuat Lia terdiam sesaat.

"Aku gak mikirin apa apa mah" Jawab Lia diangguki Qiara.

"Ya udah sekarang kita kebawah ya, Papah udah nunggu tuh buat makan malam" Ucap Qiara diangguki Lia, keduanya berjalan keluar kamar menuju ruang makan dan makan bersama.

Acara makan malam pun dimulai dengan hening.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Ada yang penasaran sama kelanjutn ceritanya? tunggu terus sampai up ya, jangan lupa komen juga!

-Nisa

Nisa_Vacreators' thoughts