webnovel

Enjoy Life In The New Era (Bahasa Indonesia)

Di awali sekelompok anak muda beranggotakan 5 orang yang secara tidak sengaja menemukan ruang misterius di dalam gua, dan mencoba memasuki ruang itu. Mereka tidak tahu, dalam proses mencoba masuk, mereka telah membangunkan seseorang yang sedang hibernasi di dalamnya, yang tidak lain adalah Shi Qiang, seorang immortal dari zaman kuno. Suasana ruangan itu yang sangat menyeramkan mengakibatkan proses bertemunya kelompok itu dengan Shi Qiang secara tak sengaja memakan 1 korban, yaitu Su Yun. Kebetulan, Shi Qiang yang merupakan orang zaman kuno membutuhkan identitas untuk hidup di zaman sekarang, dan terpaksa digunakanlah identitas Su Yun itu. Menggunakan sebuah artefak, Shi Qiang membuat pil yang dapat merubah segala macam tentang dirinya menjadi Su Yun, baik penampilan, suara, dan bahkan ingatan. Apa yang akan Shi Qiang lakukan dengan identitas barunya? Silahkan baca! ============================================================================================== *Buy me a coffee: -https://saweria.co/xiaokedun -https://trakteer.id/kedun/tip =============================================================================================== *Cover : Gambar di dalam cover bukan milikku, jika kamu merasa itu milikmu, dan ingin aku menghapusnya, silahkan PM saja atau kontak di email: xiaokedun@outlook.com

xiaokedun · Fantasy
Not enough ratings
22 Chs

Cincin lagi

Beberapa saat kemudian Su Yun kembali lagi ke ruang tamu, dan disambut dengan sebuah pertanyaan dari Bibi Hua. "Tadi itu Meixiang?!" Masih dalam keraguannya, apakah wanita yang barusan datang itu Su Meixiang atau bukan.

Pertanyaan yang Bibi Hua lontarkan membuatnya keheranan. "Ya, bukankah baru kemarin sore terakhir kali Bibi bertemu dengan adikku, masa sudah lupa!" Di samping menjawab pertanyaan Bibi Hua, kakinya tetap melangkah hingga akhirnya sampai di mana Bibi Hua duduk.

Terkejut sudah pasti, bagaimana seseorang bisa berubah total dalam kurun waktu semalam saja. Bila ada kesempatan, dia ingin bertanya lebih dalam kepada Su Meixiang tentang hal ini. "Oh, apa yang ada di tanganmu itu?!" Perhatiannya teralihkan pada sebuah botol air mineral 600ml berwarna hitam solid yang dibawa Su Yun.

Botol diangkatnya sedikit, dan mulai menjelaskan kegunaannya. "Obat salep untuk menyembuhkan luka-luka seperti yang dialami Bibi, aku jamin langsung sembuh tanpa meninggalkan bekas!" Meski penjelasannya asal bicara saja, apa yang diomongkannya benar adanya.

Obat salep ini merupakan daur ulang dari Pil Recovery yang kualitasnya tidak memenuhi standarnya, yaitu di bawah Heavenly. Jangan sekali-kali meremehkan produk daur ulang, campuran dari berbagai bahan dapat menghasilkan produk baru berkualitas yang efeknya setara Pil Recovery bergrade Hevaenly, dapat seketika menyembuhkan segala macam luka yang tampak diluar tanpa meninggalkan bekas, terlepas itu luka berat atau ringan. Bahkan menurutnya obat salep ini lebih baik, soalnya dapat digunakan oleh manusia biasa, tanpa merasa takut overdosis. Karena alasan inilah dia memilih obat salep ketimbang pil untuk menyembuhkan luka Bibi Hua.

"Ah masa, mana ada obat yang punya efek seperti itu?!" Belum percaya kalo belum mengalaminya sendiri, dia mengambil botol itu dari tangan Su Yun.

Melihat lebih teliti lagi, ternyata warna hitam solid bukan berasal dari botol, melainkan isinya. Perasaan jijik mulai muncul, isinya ini benar-benar mengingatkannya akan kotoran di air comberan, hitam dan kental, sangat mirip sekali. Untung isi botolnya sangat harum, gabungan berbagai macam rempah-remah, dapat sedikit mengurangi kejijikannya.

Mengambil sedikit salep dari botol, lalu mengoleskannya ke luka lecet-lecet yang ada di lengan kirinya. Hasilnya bikin mata membelalak. "Ini..." Tak percaya dengan apa yang dilihatnya, sekali oles luka itu menghilang seakan sejak awal tidak pernah ada. Dicobalah lagi dan lagi ke beberapa luka yang dalam jangkaunya untuk mengobati rasa ketidakpercayaannya.

Bagi Su Yun, Bibi Hua bukan mengobati rasa ketidakpercayaannya, melainkan bermain-main dengan salepnya, beberapa luka tidak penting seperti lecet sebesar sehelai rambut saja juga ikut diolesi.

Yah tidak apa-apa, lagian tidak buruk-buruk amat membiarkannya, soalnya bisa mendapatkan pemandangan gratis berupa paha mulus saat Bibi Hua mengoleskan salep ke luka memar yang ada di sana.

Melihat Bibi Hua tidak bisa lagi menemukan luka yang dalam jangkauan, Su Yun mengajukan pertanyaan. "Sekarang percaya kan?!" Bibi Hua mengangguk mengakuinya, serta mulai menutup botol salepnya.

Menyerahkan kembali botol itu ke Su Yun. "Bantu Bibi oleskan dibagian wajah!" Diikuti menggeser posisi duduknya menjadi yang lebih dekat ke Su Yun. Namun saat menggerakkan badannya sedikit, wajahnya mengernyit, tiba-tiba rasa sakit menyerang di bagian dada, tepatnya lokasi bekas tendangan Taidu Taoyan.

Alisnya mengerut, bingung terhadap perubahan ekspresi Bibi Hua yang mendadak. "Ada apa dengan dada Bibi, sakit?!" Nada khawatir terdengar jelas di kalimat yang Su Yun ucapkan.

Bibi Hua memandang Su Yun, lalu menganggukkan kepala. "Bekas tendangan Anak Brengsek itu di dada Bibi tiba-tiba rasanya sakit sekali, padahal sebelumnya baik-baik saja!" Mencoba meredakan rasa sakit dengan cara mengelusnya beberapa kali, bukannya mereda malah tambah rasa sakitnya.

Tangan itu dihentikannya. "Jangan asal disentuh, nanti malah tambah parah! Mending buru-buru diolesin pake salep ini biar cepat hilang sakitnya!" Su Yun menyodorkan botol itu ke Bibi Hua, tapi Bibi Hua mendorongnya kembali kepadanya.

"Kamu yang mengoleskannya!" Kalimat yang singkat, padat dan jelas, tanpa ada rasa malu sedikitpun di wajahnya. Sakitnya tidak tahan, boro-boro merasa malu, memikirkan untuk malu pun tidak ada.

Begitu pun Su Yun, tanpa malu-malu melaksanakan perintah Bibi Hua, tentunya tidak ada pikiran kotor yang menyertainya, pure ingin membuatnya segera membaik. Akan tetapi ada sedikit masalah yang menghadang, dia tidak tahu cara membuka pakaian yang dikenakannya.

Masalah yang dihadapi Su Yun disadari oleh Bibi Hua. "Robek saja tidak apa-apa!" Terlalu merepotkan untuk mencopotnya, lebih rela pakaian mahalnya rusak ketimbang semakin mundur waktu untuk mengobatinya.

[Krekkkkk!!!!] Suara kain robek.

Mulai dari bagian leher depan terus ke bawah sampai ke pusar, begitu mudah Su Yun merobeknya, memperlihatkan dua buah gunung kembar yang ditutupi kabut. Sempat sesaat fokusnya tertuju pada pemandangan yang indah itu, sebelum akhirnya teralihkan oleh sebidang tanah yang tercemar alias sebuah tanda yang sangat tipis berbentuk tapak gajah berwarna abu-abu.

Alisnya mengerut sangat dalam menatap tanda yang mengganggu itu. Bila ingatannya benar, seharusnya tanda berbentuk tapak gajah ini biasa muncul pada seseorang yang telah terkena jurus Elephant Curse. Hanya saja, warna abu-abu, belum pernah sekalipun melihatnya, artinya ini di luar sistem kultivasi saat dia masih eksis. Mungkin hasil modifikasi atas perubahan dunia kultivasi, ini terlihat dari efeknya yang 99,9% telah berkurang, biasanya hanya butuh kurang dari 5 menit untuk membuat anggota badan yang terkena tanda ini berubah menjadi bubur bak diinjak gajah.

"Tanda apa itu, kok sakitnya datang dari sana?!" Menurunkan pandangan ke bawah, menatap sebuah tanda yang menutupi separuh payudara kanan dan kiri serta dada bagian atas.

Lalu mengalihkan pandangannya ke wajah Su Yun untuk meminta sebuah jawaban, sedangkan Su Yun masih menatap tanda itu. "Tanda itu disebut Elephant Curse, intinya bisa membunuh seseorang secara perlahan!" Di jeda ini, Su Yun menatap balik matanya. "Aku perkirakan Bibi tidak akan bertahan hingga 2 hari ke depan! Ini membuatku penasaran, ada masalah apa Bibi sama Anak Tiri Bibi?! Sampai-sampai dia nekat ingin membunuh Bibi!" Jawaban yang diberikannya menambahkan ekspresi kesedihan di antara ekspresi kesakitan yang sedang dialami Bibi Hua.

Matanya terlihat mulai basah. "Aku tidak tahu!" Tiba-tiba matanya membelalak, ingat kenangan yang telah dilupakannya. "Tunggu, apakah ini ada hubungannya dengan kejadian seminggu yang lalu?!" Su Yun hanya diam, seakan memberitahu Bibi Hua untuk menceritakannya secara lengkap, dan Bibi Hua tahu itu.

Diceritakanlah kejadian itu secara singkat, latar waktunya terjadi di hari senin, tepatnya pada siang hari. Seperti hari-hari biasa, dia akan selalu hidup sendirian di vila, tapi tidak kali ini. Tidak tahu alasannya apa, tiba-tiba Taidu Taoyan pulang membawa beberapa teman prianya, dan mengadakan pesta hingga mabuk. Meski dia tidak menyukai anak tirinya, sebagai generasi tua yang melihat generasi mudanya menyia-nyiakan hidup, tidak bisa menahan keinginan untuk tidak menasihati mereka. Sayangnya pilihan yang dibuatnya ini merupakan kesalahan besar, belum sempat memberi nasihat apapun, mereka terlebih dulu menangkapnya serta menelanjanginya untuk di gangbang. Beruntung hal itu tertunda gegara pada saat itu ada seorang tamu yang datang, entah siapa tamunya, pokoknya mereka semua diharuskan datang menemui tamu itu. Memanfaatkan kesempatan yang datang, dia melarikan diri dari vila lalu pergi ke kabupaten lain, baru kembali 2 hari yang lalu setelah memastikan anak tiri beserta temannya sudah pergi dari vila.

"Berdasarkan kejadian itu, ditambah fakta suamiku pulang sebulan sekali yang kebetulan jatuh di hari yang sama saat masa sisa hidupku berakhir, dapat ditarik kesimpulan kalau si anak brengsek itu ingin menutup mulutku agar tidak menceritakan kisah percobaan pemerkosaan ke suamiku!" Bibi Hua mengakhiri ceritanya dengan sebuah kesimpulan.

Tampak biasa saja, tidak ada respons berlebihan yang ditampilkan Su Yun. Setidaknya itu yang tampak di luar, berbeda lagi yang ada di dalam, rasa emosi dan jengkel kepada Taidu Taoyan sudah memuncak. Menyesal tadi hanya mematahkan tulangnya, bila tahu kisah itu sebelumnya, dia akan mengubah Taidu Taoyan menjadi wanita lalu membayar beberapa preman untuk menggangbangnya.

Tiba-tiba Bibi Hua melanjutkan lagi omongannya setelah jeda singkatnya. "Kamu bisa tahu tentang tanda itu, seharusnya bisa tahu juga kan cara menghilangkannya?!" Wajah penuh harap diperlihatkannya.

Kepala mengangguk tanda tahu. "Sangat gampang! Hanya saja ada sedikit masalah, cara menghilangkannya menyangkut rahasia terbesarku, dan aku tidak ingin menunjukkannya ke sembarang orang, terbatas anggota keluarga saja!" Jawaban ini merupakan kebohongan belaka, apanya yang menyangkut rahasia, cara menghilangkan kutukan itu tidak perlu menunjukkan rahasia apapun.

Yang diperlukan cuma meminum Pil Breaking the Curse khusus Elephant Curse, yang mana pil ini dia tidak memilikinya, sengaja tidak membuatnya lantaran jurus ini bergrade Rare, waktu yang dimilikinya terlalu berharga untuk membuat antidot dari jurus yang tergolong rendah.

Atau cara yang lain menggunakan Qi-nya untuk mengikis tanda yang tercetak di tubuh. Cara ini paling simpel dan cepat, tanpa perlu repot mengumpulkan bahan untuk membuat Pil Breaking the Curse.

Ada secercah harapan menghilangkan perasaan suram yang mengelilinginya. "Kalo gitu, mengapa kamu tidak jadikan Bibi sebagai ibu angkatmu saja?!" Kalimat yang Bibi Hua ucapkan membuat Su Yun yang sedang dalam posisi berdiri di depannya, seketika jatuh terpeleset ke belakang.

Duduk dilantai, dia memandang Bibi Hua, merasa tak percaya pada apa yang barusan didengarnya. Dia pikir, pilihannya akan memilih menjadi istrinya berdasarkan kata 'suka' yang tadi pagi didengarnya, eh tak tahunya melenceng sangat jauh sekali. "Aku sudah punya ibu angkat, dia melarangku untuk punya yang kedua!" Kalimat diucapkannya bersamaan saat berdiri kembali.

Menatap wajah kecewa yang ditampilkan Bibi Hua atas jawabannya membuat sudut mulutnya berkedut. Sebenarnya, maunya wanita ini apa sih, jelas punya perasaan padanya tapi kok tidak mau mengakui, haruskah dia yang pertama mengutarakannya. Ya, pasti benar, dapat dilihat dari gelagatnya yang sok berpikir, padahal matanya kadang-kadang melirik dirinya.

Sabar bukan gayanya, tangan kanan Bibi Hua diambilnya, lalu mencabut cincin pernikahan yang ada di jari manisnya. Meremas cincin itu menjadi berkeping-keping, sebelum akhirnya membuangnya ke halaman depan rumah.

Kembali-kembali, dia langsung berlutut dengan satu kaki di depan Bibi Hua, tak lupa menggunakan kedua tangannya untuk menyodorkan sebuah cincin baru yang terjepit di antara jari telunjuk dan ibu jari. "Dengan menerima cincin ini berarti Bibi akan menjadi istriku, sekaligus memasuki dunia baru, dunia yang belum pernah dilihat manusia biasa!" Serius, itulah muka Su Yun yang sekarang terlihat.