webnovel

Si Setan, Dong Dabao

Editor: Wave Literature

Tubuh Nyonya Gao gemetar. Ia bahkan tak berani bernapas. Tubuhnya jelas lebih besar dan lebih kuat jika dibandingkan Dong Huiying yang bertubuh mungil. Namun, wanita tua yang bertulang rapuh ini tidak seperti anak muda yang kuat dan sudah tidak mampu melempar seseorang.

Wanita tua itu takut Dong Huiying akan berselisih dengannya lagi. Sejak awal ia tahu, bahwa ia tak boleh terlalu mencampuri urusan orang lain.

Dong Huiying bertanya berulang kali, tapi Nyonya Gao khawatir jika Dong Huiying merasa ia mengguruinya. Pada akhirnya, Dong Huiying mengakui bahwa tak ada gunanya berurusan dengan Nyonya Gao.

"Cepat katakan padaku. Apa yang terjadi pada Liang Yixuan?" Tegas Dong Huiying.

Wajah Dong Huiying berubah menjadi galak, membuat Nyonya Gao ketakutan, "Itu bukan urusanku! Nyonya Zhu yang membawa Lao Liu pergi!"

"Nyonya Zhu, apakah maksudmu Zhu Xingfang?" Tanya Dong Huiying makin tegas.

Dong Dabao meliriknya. Nyonya Gao menjawab seperti anak kecil, "Ya, Nyonya Zhu dari desa sebelah. Aku tadi mengambil air dari tepi sungai dan melihat Nyonya Zhu membawa Lao Liu pergi!"

Dong Huiying yang semula terdiam, kini dengan sekuat tenaga pergi ke tepi sungai. Dia harus bergegas agar sesuatu tidak terjadi lebih buruk.

Saat Dong Huiying tiba di tepi sungai, ia melihat sebuah gaun yang masih basah mengambang di atas air. Ada beberapa jejak kaki raksasa di tepi sungai. Ia berjongkok dan mengukurnya dengan cakar kecil yang hitam. Ia memperkirakan tinggi dan berat pemilik jejak kaki itu. Kemudian, ia menundukkan wajahnya.

Apakah ia benar-benar Zhu Xingfang?

Cuaca hari ini buruk, karena itu jalan di sini berlumpur, Dong Huiying menatap jejak kaki Zhu Xingfang. Ia berjalan cepat mengikuti jejak kaki itu. Saat ia sudah keluar dari desa, ia mengerutkan kening dan lari dengan perasaan marah.

****

Setengah jam kemudian ia sampai di Gunung Taihang, Desa Zhujia.

"Ah, ternyata Si Setan Dong Huiying sudah datang!" Ujar seseorang dari kejauhan.

Seseorang itu melihat Dong Huiying yang seluruh tubuhnya terbenam dalam lumpur. Napasnya terengah-engah. Lalu ia bergegas masuk ke desa itu.

Sudut bibir Dong Huiying berkerut.

Bila diingat, Dong Huiying bukanlah bandit. Namun, penampilannya menakuti orang-orang ini. Satu per satu warga desa itu kabur melarikan diri, seperti seekor kelinci yang melihat predatornya.

"Tunggu!" Ia menangkap salah seorang di antaranya, orang itu melihatnya ketakutan. Dong Huiying kemudian bertanya, "Di mana Zhu Xingfang tinggal?"

"Zhu, apakah maksudmu rumah Nyonya Zhu?" Jelas warga yang tertangkap itu.

"Benar!"

"Dia…., dia…. dia tinggal di sana …" Tunjuk salah satu warga itu pada sebuah rumah diujung desa.

"Baik, aku tahu. Terima kasih!" Jawab Dong Huiying lembut.

 ***

Seseorang membangunkan Liang Yixuan.

Kepala Liang Yixuan terasa pusing. Saat ia membuka matanya, ia melihat Zhu Xingfang sedang mengayunkan lengannya ke atas dan ke bawah.

Liang Yixuan ragu-ragu sejenak. Ia langsung teringat bahwa sebelumnya ia sedang mencuci pakaian di tepi sungai. Tiba-tiba Zhu Xingfang datang dan melakukan hal yang sembrono kepadanya.

Saudara-saudara di keluarga Liang memiliki reputasi buruk, tapi sebenarnya mereka semua adalah pria yang baik. Bagaimana mungkin membiarkan Zhu Xingfang bersikap seperti itu? Wanita dari Dinasti Yuan itu akhirnya memukul kepala Liang Yixuan. Pukulannya itu langsung membuatnya tidak sadarkan diri.

Beberapa menit kemudian, Liang Yixuan membuka matanya lagi. Kali ini hatinya sangat sedih. Kelihatannya ia menyadari telah dibawa Zhu Xingfang ke Desa Zhujia.

Pakaian yang dikenakan Liang Yixuan telah dibuka, selain itu tangannya terikat kuat. Seluruh tubuhnya seakan dialiri oleh minyak, terasa berbau anyir. Ia mual dan menutup paksa hidung dan matanya.

Benar, situasinya tampak makin buruk. Tangan dan kakinya telah terikat dengan kuat. Tidak mungkin ia bisa lari dengan mudah.

Liang Yixuan menarik napas dalam-dalam dan dengan tenang berkata, "Nyonya Zhu, saya sudah memiliki istri. Kuharap kau berbaik hati melepaskan saya."

"Cuih!" Balas Zhu Xingfang tidak peduli.

Zhu Xingfang mencium dan membentuk tanda bibir di wajah Liang Yixuan, "Aku tak tahu pelacur mana yang bagus!"

Liang Yixuan menarik bibirnya dan berusaha lepas dari ciuman Zhu Xingfang. Setelahnya, terasa sudut bibirnya berdarah. Disisi lain, Ia merasa kedinginan. Sebaliknya, dia pun juga tidak bisa berbuat apapun.

Selain itu, ketenangan hatinya juga ikut meredup. Dia terpaksa harus menerima keadaan ini.

Keadaan yang buruk ini sempat membuat Liang Yixuan menyerah kepada takdir. Bibir tipisnya berkedut. Liang Yixuan menutup matanya, dia berusaha terlihat tenang dan damai, tapi dengan rasa bersalah. 

Dalam hati Liang Yixuan hanya bisa meminta maaf kepada saudara-saudaranya. Dia merasa pasrah terhadap takdir buruk yang akan menimpanya.