173 Sumpah Sarapah

Aku mengedikkan dagu pada Satria saat melihat Ruben memasuki lobi. Ruben terlihat beberapa kali menahan senyumnya. Wajahnya sumringah. Aku bisa menyimpulkan kalau kencannya malam ini berjalan dengan sukses.

"Aku rasa kencannya kali ini berhasil deh, Bang. Lihat wajah Ruben."

"Kamu benar, Honey."

Kami mengawasi Ruben berjalan dengan santai. Dia tidak menyadari keberadaanku dan Satria di sini. Kami menyusulnya saat dia sedang menunggu pintu lift terbuka.

"Ruben."

Ruben agak sedikit terkejut mendengar sapaan Satria. "Eh, Pak. Anda sudah pulang?"

"Gimana? Kencanmu sukses?" tanya Satria.

Ruben tersenyum kecil. "Lumayan, Pak. Oh iya, tapi sepertinya Bapak dan Ibu tidak ada di restoran tadi?"

Satria mengedik. "Nyonya besar ngambek. Untung nggak ngamuk."

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter