Aku membereskan semua lembar tugas. Dadaku dongkol. Sudah dicurigai dikatakan bego pula. Satria menyebalkan banget. Rasanya percuma saja menjelaskan panjang lebar hubunganku dengan Mas Ardan kalau masih saja dia curiga. Aku mndorong kursiku ke belakang dan turun dari sana.
"Loh, kamu mau kemana?" tanya Satria menegakkan punggung begitu melihatku hendak beranjak.
"Mau ngerjain ini di luar aja. Di sini gerah." Aku menjawab ketus lantas membuka pintu dan menutupnya keras-keras.
Aku menuju kamar Kak Reni. Kak reni sedang melamun di dekat jendela ketika aku masuk. Duh, lagi-lagi aku melihat dia seperti itu. Bengong. Bahkan dia nggak sadar aku masuk. Saat dipanggil pun tak merespon. Aku mendekat dan menyentuh lengannya. Dia terkesiap. Benar kan dia melamun. Aku jadi takut dia sedang memikirkan hal-hal aneh.
"Dek, kok kamu ada di sini?" tanyanya bingung. Aku menggeleng dan bergerak menuju meja belajar yang ada di kamar meletakkan tumpukan paper.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com