86 Cinta yang Terlambat

Aku duduk di kantin fakultas sambil menunggu telepon dari Satria. Ini sudah pukul empat sore. Tidak ada banyak menu pilihan di jam seperti ini. Kebanyakan counter makanan sudah tutup. Hanya beberapa saja yang masih buka. Seperti bakso dan mi ayam misalnya.

Hujan rintik-rintik di luar gedung. Aku memutuskan untuk makan bakso dan segelas teh tawar hangat. Menu hangat dan segar paling enak di makan pas hujan-hujan seperti ini. Kantin tidak terlalu ramai seperti siang hari. Ada banyak bangku kosong yang bisa aku pilih untuk duduk.

Aku baru saja menyuap sendok pertamaku saat kurasakan ada seseorang yang duduk di depanku. Aku mengangkat wajah. Dan kulihat Mas Ardan sudah duduk dengan wajah terlihat sedikit nggak tenang.

"Kamu kenapa, Mas? Ada masalah?" tanyaku heran. Bukan wajahnya saja yang tampak nggak tenang. Tapi alisnya sedikit mengerut.

"Rea, aku mau tanya satu hal sama kamu," katanya.

"Ya udah tanya aja. Kayak yang nggak biasanya aja sih, Mas."

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter