112 Cerita di Kantin

Baru setengah hari aku bekerja, sudah berasa pegal ini leher. Gimana tidak? Mungkin karena masih penyesuaian jadi pegalnya terasa banget. Aku nggak terbiasa mantengin laptop atau komputer seharian. Kalau nggak ada tugas, aku jarang membuka laptop. Aku menelengkan kepala ke kiri dan ke kanan mencoba meregangkan otot leher.

"Re, makan siang yuk," ajak Mbak Anin. Ini memang sudah masuk jam makan siang. Pintu ruang kabag terbuka, Axel dari dalam muncul.

"Kalian nggak pada makan siang? kok masih di sini?" tanyanya. Kulihat Vina mendekat ke sisi sebelah Axel. "Saya nungguin, Bapak."

"Kok nungguin saya? Memangnya kita ada janji makan siang bareng?"

"Nggak ada, Pak."

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter