Aku mengendarai kuda besiku dengan kecepatan sedang, tidak perlu terburu-buru karena tempat yang hendak aku tuju berada di ujung blok perumahanku.
Saat aku sudah memasuki gerbang rumah dari Om Fauzi, aku bisa memastikan kalau tuan putri di rumah ini masih ada di alam mimpinya dan tidak akan mau membuka kedua kelopak matanya tanpa titah dariku. Aku sangat yakin dengan hal tersebut.
Ting Tong …
Aku memencet bel yang ada di sisi kanan pintu utama rumah Syafa. Aku dan dia memang bersahabat sejak kami masih duduk di taman kanak-kanak tapi, bukan berarti aku bisa semena-mena di rumah ini. Om Fauzi bukanlah lawan yang setara denganku, bisa dipenggal kepalaku kalau hal itu sampai terjadi.
"Sebentar!" Samar-samar aku mendengar ada seruan dari dalam, itu adalah Bi Sumi. ART yang sudah mengabdikan dirinya di keluarga Alamsyah sejak aku dan Syafa duduk di kelas 1 SMP.
KREK~~~
Support your favorite authors and translators in webnovel.com