webnovel

DUPLICATE.

Warning! : Penyampaian bahasa lugas dan beberapa part ada yang lebih detail! Ada agdegan KEKERASAN! di dalamnya. [GENRE KEKERASAN DAN ROMANCE SEIMBANG! SETIAP VOLUME MENJELASKAN BAGAIMANA KEHIDUPAN TIDAK SELALU BERPIHAK BAIK SESUAI KEINGINAN!] VOLUME 1 Seorang remaja bernama ALFAEYZA yang mendapat julukan "troublemaker" ingin bertekad untuk menjadi seorang yang berguna dimasa depan. Hal ini terjadi akibat keegoisan seorang Ayah yang menginginkan anak lelakinya menjadi seorang yang sangat pintar, mampu bela diri melebihi orang yang profesional serta semua hal yang melebihi batas manusia normal. Hingga sang Ayah memberikan suntikan formula kepada anaknya. Namun, apa yang terjadi jika formula yang diberikan belum tepat? Akankah sang anak mampu mewujudkan tekadnya itu? "Rasa kecewa, kehilangan, putus asa dan hal-hal negatif lainya mampu memberikan dampak positif yaang lebih besar kedepanya." ~~ALFAEYZA~~ ---------------------------------------- VOLUME 2 Perjalanan Alfa D.K.K tak hanya berhenti setelah la menemukan Bagaskara. la harus kembali lagi untuk membebaskan semuanya sebelum teman-temanya menghilang dari muka Bumi. Musuh besarnya datang yang bahkan tidak Ia kenali. Musuh itu bernama £D. Siapakah £D sebenarnya? Bagaimana bisa mengenali Alfa? Lalu, apakah yang terjadi dengan teman-teman Alfa? Akankah mereka pergi meninggalkan Alfa satu persatu? "My name is £D. You can call me D. I will take you with me to leave the earth. So, please wait for me." ~~Mr.£D~ ------------------------------- VOLUME 3 Raffaela bukanlah seorang tokoh yang baru. Dia adalah Alfaeyza Alexander yang berhasil dilumpuhkan oleh £D. Perjalanan Alpha dan Sheilapun dalam bayangan pencarian £D. Tak hanya itu, keempat teman Alfa yaitu Tata, Dika, Bagas, dan Gladis sudah diasingkan keluar Bumi. Tim Tuan Federick dan Je harus bisa menyelamatkan keadaan mereka. £D yang terkenal sangat kejam ternyata memiliki sebuah masa lalu yang sangat menyakitkan. Bahkan, yang menjadi penyemangat hidupnya hanyalah Leo seorang. Dan Leo sekarang menjadi tangan kepercayaan untuk £D. Leopun sudah menganggap £D sebagai kakaknya sendiri, begitupun sebaliknya. Namun, Leo telah salah memilih dambaan hatinya. Leo mencintai Sheila. Lalu, Iapun dilema untuk memilih. Apakah Ia akan memilih £D yang sudah menjadi kakaknya dan hidup bertahun-tahun lamanya. Atau Leo akan memilih Sheila yang baru dikenalnya, dan mengkhianati £D? WARNING : BANYAK ADEGAN KEKERASAN!!! ------------------------------- VOLUME 4 : NEW WORLD [KETENANGAN] Pada volume ini, anda akan menjumpai ketenangan dalam novel ini. Tak bisa dipungkiri juga akan berisi tentang bagaimana peejuangan Raffaela dalam menentukan tekad pada volume pertama yang tertunda karena kejadian di volume kedua dan ketiga. Tak hanya itu, disinilah terdapat beberapa waktu untuk £D dan Alfa berdamai. Namun, hal lain kembali mengusik kedamaian Alfa setelah Alfa mendapatkan pesan yang mengatas namakan Ayahnya. Yap, hal yang sama dipikirkan oleh Alfa. Apakah surat itu benar-benar dari Ayah Alfa yang sudah diketagui meninggal dunia? bagaimana kelanjutanya? Mari membaca :) WARNING : DISERTAI BUMBU ROMANCE ALA ANAK MUDA ------------------------------------- Hai, mohon dukunganya ya dengan memberikan komentar dan membagikan erita ini jika kalian menyuki cerita ini. Boleh banget untuk diskusi ^~^

Afisar_07 · Sci-fi
Not enough ratings
281 Chs

BIUSAN LISTRIK

"Baik, Tuan" Ucap Alpha setelah mendengar perkataan Alfa yang menyuruhnya pergi dari tempat itu.

Alpha Pun hendak pergi dengan kecepatan kilat yang dimilikinya. Tetapi, ada beberapa profesor yang sudah menembakan senjata bius listrik itu ke arah Alpha sehingga aliran listrik menjalar ke seluruh tubuh Alpha dengan segera.

[15:36]

"AAAAAAKHHHHH" Teriak Alpha.

BZZZT BZZZT sengatan atau percikan listrik bisa dilihat dengan mata telanjang, walaupun sengatan itu bergerak dengan kecepatan kilat.

Alpha kemudian terkapar dengan sedikit kesadaran yang dimilikinya. Sehingga dengan segera para profesor itu membawa Alfa untuk menuju ke ruangan tempat Gipson dan Bagas berada. Ternyata seluruh profesor dan team keamanan berkumpul di lantai 5 guna mempersiapkan penelitian luka di perut Bagas.

"Profesor Gipson, kami telah melumpuhkan pergerakan Alfa. Kami akan menuju ke ruangan anda!" Ucap profesor itu.

"Bagus! kerja bagus, kalian. " Ucap Gipson melupakan bahwa Eden telah membohonginya karena kabar yang begitu Ia inginkan.

"BANGS*T!!" Alfa kesal kemudian Ia membuat Eden pingsan juga, untuk menyamai keadaan Geri.

"Lo udah gak gue gunain lagi" Ucapnya setelah melihat Eden pingsan.

****

[11:46] waktu dalam peledak itu terus berhitung mundur

"Bisa-bisanya gue minta tolong sama lo, fa!" Ucap Bagaskara kepada Alpha yang sekarang sedang bersebelahan dengan posisi yang sama-sama terikat pada ranjang besi. Para profesor itu sedang mengambil serta mempersiapkan peralatan yang lebih karena mereka tidak menyangka akan ada tamu spesial yaitu kedatangan Alfa hari ini. Bukankah tamu harus dijamu, bukan?

"Bangun, Sialan! Lo udah janji sama gue bakal ngebebasin gue!" Ucap Bagaskara yang melihat tubuh Alpha semakin melemas.

"Bangsat!" Bagaskara Pun berpasrah karena kondisi mereka yang benar-benar tidak dalam keadaan terbaik mereka.

"Alpha, Alpha lo dengar gue? Alpha!" Ucap Alfa bermaksud membuat Alpha tetap tersadar.

Posisi Alfa sekarang berada di Belakang Alpha dan Bagaskara. Ia memanfaatkan keadaan disaat para profesor itu sedang sibuk. Ia juga mendengar semua ucapan yang Bagaskara lontarkan, yang sebenarnya tertuju padanya Bukan pada Alpha.

"Iya, Tuan" jawab Alpha dengan suara yang begitu lirih.

Bagaskara mendengar ucapan Alpha yang dikiranya adalah Alfa sehingga Bagaskara merasa kebingungan. Dengan siapa dirinya berbicara? terus mengapa Ia mengucapkan kata 'Tuan'?. Dia hanya terdiam melihat gerak-gerik Alpha yang semakin melemas.

"Lo harus tetap bertahan pha, Lo udah berani ambil resiko ini dan lo harus buktiin itu ke gue!" Ucap Alfa dengan keyakinan yang kuat

"Iya, Tuan" Ucap Alpha yang bertolak belakang karena tubuhnya sudah lemas.

"Gue mohon sama lo, kalau gue nyuruh lo buat lo keluarin seluruh energi lo. Lo harus bisa, keluarin energi es yang lo punya! paham?" Ucap Alfa.

"Baik, Tuan. Akan saya coba" Ucap Alpha

"Gue gak akan ngebiarin mereka nyentuh lo Alpha. Waktu kita tinggal 10 menit lagi sebelum bom waktu yang lo buat meledak!" Alfa memperingatkan.

[09:59]

"Peralatan sudah siap? kita mulai sekarang!" Ucap Gipson sembari memasuki ruangan eksekusinya bersama dua profesor lainya.

Mendengar ucapan Gipson membuang Alfa tetap berada dalam persembunyianya. Dilihatnya para profesor itu sudah tidak membawa biusan listrik. Mungkin mereka beranggapan telah berhasil melumpuhkan Alfa yang sesungguhnya.

Alfa berdiri di belakang brankas besar yang ada di ruangan itu. Ia berniat mengeluarkan kekuatan supernya secara penuh.

[08:36]

"Kita akan megambil sedikit gen yang ada ditubuh Alfa. Setelah itu, giliran Profesor Dito yang akan menangani masalah ini'' Ucap Gipson sembari mengambil alat bedahnya membelakangi Bagas dan Alpha.

"Alpha, lo denger gue? Sekarang! Gue minta lo buat ngeluarin seluruh kemampuan lo, Sekarang!" Ucap Alfa dengan suara yang sebisa mungkin hanya terdengar di telinga Alpha.

"Baik, Tuan" Ucap Alpha dengan lirih

Alpha Pun segera mengeluarkan seluruh kekuatannya, tapi sayang itu semua membutuhkan waktu karena tubuh Alpha yang semakin melemas. Melihat hal tersebut membuat Alfa mengamati setiap pergerakan Alpha.

"Ayo, Pha. Lo bisa!" Ucap Alfa

[05:09]

Gipson akhirnya membalikan tubuhnya, menatap Bagaskara kemudian Alpha bergantian, melihat Alpha yang berusaha mengeluarkan kemampuanya membuat Gipson terkekeh

"Alfa, Alfa. Saya udah mempersiapkan biusan itu dengan tepat! Percuma kamu mengeluarkan kekuatan kamu yang apalah itu. Karena saya gak mungkin salah menafsirkan sesuatu, Alfa Alexander" Ucap Gipson, kedua profesor yang bersama Gipson juga ikut terkekeh melihat tingkah Alpha.

[04:48]

Melihat pergerakan Alpha yang memberikan peningkatan di mata Alfa, membuat dirinya juga bersiap-siap melakukan rencananya untuk membebaskan Bagaskara.

'Ayo phaa' Batin Alfa yang sudah pada posisi terbaiknya, yaitu dengan kekuatan penuhnya di dalam diri Alfa.

Freeeeeez ranjang besi yang digunakan Gipson untuk mengikat Alpha Pun akhirnya membeku. Alpha berhasil mengeluarkan seluruh kemampuannya.

Untuk bius listrik? Memang benar, Gipson telah mempersiapkan biusan yang tepat. Namun, biusan itu akan sangat berfungsi jika diberikan kepada orang yang tepat pula—yaitu Alfa. Biusan itu terhadap Alpha tidak begitu mempan, hanya mempan beberapa detik saja, karena biusan listrik itu dapat disimpan melalui sebuah kotak yang berada di sekitar perut Alpha guna meredam seluruh aliran listrik.

Gipson, Bagaskara, dan kedua rekan Gipson hanya dibuat kebingungan dengan apa yang mereka lihat. Bukankah kekuatan tertinggi dari Alfa Alexander adalah api yang telah membakar perut Bagas? Ta-tapi mengapa sekarang ranjang besi itu membeku.

[02:10]

BLAAAAAAAAAAR

Sebelum Gipson, Bagaskara, dan kedua rekannya Gipson mencerna apa yang sedang terjadi. Dengan segera Alfa membakar batasan antara posisi Gipson dan rekanya dengan posisi Bagaskara dan Alpha.

Dapat dilihat Gipson dan kedua rekannya kebingungan bagaimana caranya supaya mereka keluar dari garis api yang dibuat Alfa. Terlihat sangat jelas ekspresi Gipson yang murka penuh amarah karena kehilangan berlian yang akan mengubah dirinya di masa depan.

"BANGSAAT KAU ALFA, JANGAN LARI KAMU! MENGAPA ADA DUA ALFA DISINI? SAYA TELAH DIBOHONGI! PROFESOR! PROFESOR YANG ADA DI LUAR! SEGERALAH DATANG KEMARI DENGAN MEMBAWA BIUSAN LISTRIK ITU! SAYA GAK RELA ALFA LOLOS KEMBALI! IMPIAN SAYA SUDAH DIDEPAN MATA SAYAAAAA!!" Ucap Gipson dengan frustasi.

Suara alarm di gedung Grinonium kembali membunyikan tanda kebakaran. Dengan segera para profesor yang berada di luar berbondong untuk datang ke arah ruang eksekusi tempat Gipson berada.

Sebelum profesor yang lain datang, dengan segera sinar dari kedua mata Alfa yang setara dengan gelombang mikro (penjelasan di part Pengkhianat) diarahkan ke arah besi yang mengikat tangan Alpha. Dengan terjadinya penekanan antara pembekuan dan pemanasan yang teramat panas, seketika itu pula besi tersebut hancur.

Dengan segera Alfa memerintahkan Alpha untuk membekukan ranjang besi milik Bagaskara. Alfa juga melakukan hal serupa untuk membebaskan Bagaskara.

[01:00]

Para profesor yang lain sudah memasuki ruang eksekusi itu dengan membawa berbagai alat pemadam dan membawa biusan listrik.

[00:30]

Alfa kembali membuat garis api untuk menghadang profesor yang lain mendekat kepada Alfa, Alpha, dan Bagaskara. Sekarang tidak ada lagi tempat untuk mereka bertiga kabur dari ruangan itu selain jendela.

[00:10]

"Kita harus lompat" Ucap Alfa sembari menarik Alpha dan Bagaskara menuju jendela yang ada di ruangan itu.

"Gila lo! ini lantai 5" Ucap Bagaskara memberontak dan tidak dipedulikan Alfa

"Baik, Tuan" Ucap Alpha mengikuti perintah Alfa

"Lo mau mati?" Ucap Bagaskara kepada Alpha

[00:03]

"UDAH GAK ADA WAKTU LAGI, BAGAS!" Bentak Alfa kepada Bagas untuk menuruti perkataanya. Bagas Pun akhirnya menuruti perkataan Alfa.

[00:02]

Para profesor yang terhalang api yang dibuat Alfa dengan segera menembakkan biusan listrik dengan asal. Beruntung, Tembakan itu selalu meleset ke arah yang sedikit jauh dari mereka.

[00:01]

tit tit

[00:00]

DUUUUUUAAAAAARR