webnovel

Menguntit dari Belakang

Editor: Wave Literature

Drrrtt drrrtt...

Xia Changyue baru saja akan menghibur si kecil, Xia Shuhan, saat ponselnya tiba-tiba berbunyi. Setelah menjawab telepon, wajahnya sedikit berubah. 

"Kakak Chenxu, aku minta maaf. Ada tamu penting yang datang ke peresmian peluncuran hari ini. Semua kru yang terlibat harus berkumpul di sana sekarang, jadi aku harus bergegas kembali lebih dulu. Aku meminta tolong untuk merawat Hanhan lagi."

"Ini masih setengah jam sebelum peluncuran, memangnya harus buru-buru?" tanya An Chenxu dengan mata menyala. Kemudian, dia melanjutkan perkataannya dengan suara hangat dan anggukan ringan, "Silahkan pergi, aku tau pekerjaan itu penting bagimu."

"Terima kasih, Kak Chenxu," ujar Xia Changyue sambil menurunkan bocah lelaki dari gendongannya dan mencium wajah mungilnya. "Maafkan aku Kak Han sayang, Changyue akan menemanimu lain kali."

Saat sosok Xia Changyue menghilang, Xia Shuhan langsung bersandar di kursi dan terus menatap ke arah wanita yang meninggalkannya. Kepala mungilnya menoleh dan dia masih melihat An Chenxu duduk di hadapannya. Dia ingin mengikuti ibunya, tetapi dia mengetahui bahwa pria di hadapannya itu tidak akan membiarkannya.

"Kak Han, kamu harus duduk disini sebentar. Paman akan menjawab telepon." An Chenxu menatap Xia Shuhan dan menyuruhnya untuk menjaga dirinya sendiri sebelum dia pergi untuk menjawab ponselnya yang berdering. 

Waktu yang tepat! Batin Xia Shuhan. Mata hitam besar bocah lelaki itu menyala, lalu saat melihat An Chenxu pergi, dia dengan cepat meluncur turun dari kursinya dan bersiap meninggalkan restoran teh. Mulutnya mengeluarkan tiupan kecil, seperti memberi tanda untuk tidak bersuara dan berlari ke meja depan.

Xia Shuhan meminta sepotong kertas kecil kepada pelayan, lalu menuliskan nomor telepon di atasnya. Kemudian dia mendorong meja, mengeluarkan topeng dan kacamata hitam dari tas sekolah kecilnya, membalikkan badan dan meninggalkan restoran teh. Dia masih ingat arah Xia Changyue berjalan saat meninggalkannya, sekarang dia berusaha mengejarnya.

Tiinn… Tiinn!

Suara klakson mobil yang sangat keras tiba-tiba terdengar dari arah belakang. Sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti di belakangnya dengan tepat hingga dua pengawal di belakang mobil itu terpaksa ikut berhenti.

Seketika tubuh Xia Shuhan menjadi kaku. Dia membalikkan badan dan memandangi mobil yang hanya berjarak dua meter darinya. Dia .pun menatap lampu lalu lintas, khawatir dirinya berjalan saat lampu tersebut berwarna hijau.

"Tuan Muda Chi, ada seorang anak kecil di depan," kata sopir yang menginjak rem darurat dan menatap Yan Chengchi yang berada di kursi belakang dengan gelisah.

"Ada anak kecil, apa kamu tidak bisa melewatinya?" Yan Chengchi mengerutkan kening dan melihat ke luar jendela. Dia melihat tubuh mungil yang berdiri di depan mobilnya dengan mengenakan topeng kumbang yang akrab. Seketika seluruh tubuhnya terasa kaku.

"Menepi!" Yan Chengchi tiba-tiba meneriakkan sebuah kata dari mulutnya. Melihat sopir yang terpana, dia tidak bisa menahan diri untuk kembali berteriak, "Apakah kamu tuli? Aku sudah bilang untuk menepi dan berhati-hati agar tidak menabrak anak itu!"

Yan Chengchi tidak menyangka akan bertemu dengan bocah cerdas itu lagi. Mobil mewahnya menep pun, dia lalu mengulurkan tangannya untuk merapikan setelannya dan perlahan mendorong pintu mobil agar terbuka. Kemudian dia turun dari dalam mobil.

Yan Chengchi mengangkat alisnya menatap bocah lelaki yang masih berdiri di pinggir jalan. Kemudian dia tersenyum ke arah bocah lelaki itu. Bagaimanapun bocah lelaki itu masih anak-anak, jadi saat ini pasti merasa ketakutan sehingga tidak bisa berbicara sepatah kata pun.

Kemudian, Yan Chengchi berjalan mendekati bocah lelaki itu, memegang pundak dan menatapnya. Tinggi bocah lelaki itu kurang dari pahanya. Dia membuka bibir tipisnya yang seksi dan berkata, "Nak, sepertinya kamu benar-benar ingin dihancurkan dan dijadikan daging cincang dengan mobilku, ya?"

Xia Shuhan hanya diam. Dia dihentikan oleh klakson mobil saat mengejar Xia Changyue. Mendengar suara pria yang tidak asing baginya, dia mengerutkan kening, kemudian mendongakkan kepalanya. Dia melihat seseorang yang ada di depannya ternyata adalah 'pria simpanan' yang tinggal di tempat yang sama dengan ibunya. Lalu, dia membuka kacamata hitamnya sejenak. Meski dia tidak bisa mengejar Xia Changyue, tapi dia bertemu dengan pria itu.

"Kenapa kamu ketakutan? Merasa bersalah saat melihatku?" Yan Chengchi meraih dan melepas kacamata hitamnya. Mata yang hitam itu langsung menatap ke bocah lelaki yang ada di depannya.