webnovel

2. MENUTUPI SEMUA DENGAN KEBOHONGAN

Didunia ini banyak orang yang berbohong demi menutupi sesuatu, demi gengsi, bahkan ada yang demi terkenal. Bohong akan membuahkan hasil yang menyakitkan apapun alasannya, karena bohong sama dengan menutupi kenyataan yang ada, mengurangi kepercayaan yang ada, jikalau bohong demi kebaikan tetap akan membuahkan hasil yang menyakitkan, karena ketika kita tertangkap basah telah berbohong maka kita tidak akan bisa mengukur apakah kepercayaan orang lain terhadap kita akan tetap sama. Begitu pula hal yang terjadi pada Hana, disaat pagi tiba Hana terbangun dengan mata berat dia memaksakan diri menuju kamar mandi, seperti biasa kegiatan pagi Hana mandi, berkemas dan sarapan, sebelum berangkat sekolah Hana meminta uang saku "ma, aku mau berangkat boleh minta uang sakunya? " ibunya pun menjawab "mulai sekarang kamu tidak boleh meminta uang saku kecuali mama sendiri yang memberikannya, mengerti? " "baik ma" jawab Hana, Hana pun berangkat berjalan kaki kesekolah.

Tiba disekolah Hana belajar seperti biasa yang berubah adalah teman temannya menjauhinya, Hana semakin menjadi pemurung dan pendiam, merasa kecil diantara yang lain, walaupun tidak ada yang menindasnya tapi menjauhinya sama rasa sakitnya. Lonceng berbunyi tanda pulang Hana bergegas pulang, sesampainya dirumah Hana bertanyapada ibunya "ma, kenapa ayah mati? Aku tidak melihat jasadnya, kenapa ada orang asing dirumah kita? " ibunya pun menjawab "ayahmu orang jahat tidaklah perlu menemui jasadnya nanti kamu ketularan jahat, orang asing itu mulai sekarang akan membantu kita" "membantu apa ma? " tanya Hana lagi "ini masalah orang tua jangan pernah ikut campur kamu urus sekolah saja! " jawab ibunya dengan nada agak marah.

Hana pergi menemui kakanya Andi di teras "kaka aku ingin menemui jasad ayah" kata Hana, sontak kakaknya terkejut "Hana kaka tidak mampu membawamu, kita masih sekolah belum ada kemampuan, tapi suatu hari nanti kau akan mendapati kenyataan, jadi saat ini ayo kita bermain drama dan ikuti alur yang ada bersama, " kata Andi. Hana semakin tidak paham, namun melihat wajah kakaknya tersenyum lebar Hana hanya mengangguk seolah-olah dia mengerti.