webnovel

Chapter 17 - Alchemist

Setelah masuk keruang belakang. Aku duduk di seberang Lirash dan Asmodeus berdiri dibelakangku.

"Jadi, bisa kamu jelaskan apa yang kamu maksud dengan bumbu siap saji."

"Konsepnya seperti ini. Pertama, kita perlu mencampur bahan, apapun bisa, mau daging, sayuran, atau apapun, tinggal direbus bersama ramuan ini, kita bisa makan seperti di penginapan. Yang kedua, Kita hanya perlu merebus agar makanan ini bisa dimakan. Kita tidak perlu mencari bahan atau membuat bumbu. Hanya butuh air, kita masukan ramuan ini, dan boom, kita makan."

"Jadi hampir sama dengan makanan yang diawetkan."

"Hampir sama bukan berarti sama."

"Lalu, bagaimana caranya? Dan apa bahannya? Alchemist memang bisa mencampur bahan alami menjadi ramuan berguna. Tapi kita butuh yang namanya resep. Kita perlu tahu apa bahannya, seberapa bahan yang kita butuhkan, dan bagaimana cara mengolahnya. Tidak asal masukin bahan dan keluar langsung jadi."

"Sex tinggal masuk dan langsung jadi."

"Kita tidak bicara masalah itu." Lirash terlihat sedikit kesal.

"Maaf, aku bercanda. Aku sendiri juga tidak tahu resepnya apa. Itu kenapa aku butuh bantuanmu. Aku tahu bahan yang akan kita gunakan. Tapi aku tidak tahu bagaimana mengolahnya agar bisa menjadi barang yang aku inginkan."

"Bisa kamu keluarkan apa saja bahan yang kamu maksud?"

Aku melihat kearah Asmodeus dan menganggukkan kepalaku.

Setelah itu, asap keluar dari Asmodeus dan menyelimuti meja didepanku. Setelah asap hilang, berbagai macam bumbu ada diatas meja. Selain itu, tepung dan daging asap juga ada.

"Jadi bahannya adalah bahan makanan? Aku belum pernah melakukan hal seperti ini." Lirash menjadi sedikit bersemangat karena rasa penasarannya

"Aku tahu bahan apa yang harus dicampur agar bisa menjadi rasa seperti apa. Tapi semua itu terjadi ketika bumbu bercampur dengan air dan bahan masakan lain."

"Aku tahu apa yang kamu inginkan. Aku sendiri bisa masak. Dengan kata lain, kamu mau aku membuat sebuah ramuan yang memungkinkan kita untuk merasakan masakan daging tanpa daging bukan? Bisa merasakan manis dan asin tanpa gula dan garam. Kamu mau mencampur semua bahan masakan dan menjadikan semua bahan itu menjadi satu bahan saja."

"Seperti itulah."

"Kalau begitu ikut aku. Kita masuk ke lab ku saja."

Aku kemudian masuk kedalam laboratorium milik Lirash dan melihat berbagai macam bahan tertata rapi di sebuah rak.

"Ohh... Aku memiliki pandangan kalau Alchemist adalah orang yang sedikit berantakan." Aku benar-benar kagum dengan tempat ini. Sangat rapi.

"Sekarang kita coba dengan yang paling mudah dulu "Sup". Sub tergantung sengan daging yang kita pakai. Apakah kambing, sapi, kuda, babi, atau monster. Tapi bumbunya tetap sama. Dan menyipakan bumbu untuk sup tidak begitu mudah dan sedikit buang waktu. Jika apa yang ingin kamu inginkan memang berhasil dibuat, kita bisa makan sup kapanpun kita mau dalam waktu singkat "

"Menarik bukan?"

Lirash terlihat bersemangat.

Aku dan Lirash kemudian mulai melakukan percobaan. Dan Asmodeus hanya berdiri di dekat pintu melihat semuanya terjadi. Kami berdua mencoba beberapa campuran dan takaran yang berbeda-beda.

Kita melakukan banyak uji coba dan akhirnya mendapatkan sesuatu yang sedikit sesuai.

"Kurang sempurna. Rasanya masih belum terlalu terasa."

Di tengah-tengah uji coba, Shebi memberitahukan kalau hari sudah gelap dan dia akan menutup toko dan pulang setelahnya. Lirash mengijinkan Shebi dan menyuruhku dan Asmodeus untuk pulang dulu dan kembali besok.

"Nope, lebih baik kita selesaikan satu ini dulu."

Larish tersenyum. Dia terlihat bahagia.

'Kenapa aku senang? Dia ini iblis, jangan sampai tergoda! Ingat Lirash, ingat!' pikirnya.

Setelah beberapa uji coba selesai, kita akhirnya menemukan apa yang kita inginkan.

Lirash sangat senang dan langsung memelukku.

"Kita, berhasil!!! Kita membuat apa yang belum pernah ada sama sekali. Kita bisa merasakan daging tanpa menggunakan daging! Dan bumbunya juga sangat enak!"

"Ahahahaha..." Lirash memelukku tanpa adanya rasa canggung sama sekali.

Dan akupun langsung membalas pelukan Lirash dengan senag hati.

Setelah memelukku beberapa menit. Lirash tersadar dan langsung melepaskan pelukannya. Dia merasa sangat malu dan mencoba memalingkan wajahnya dariku.

'Makhluk imut apaan ini? Kemana perginya erofu menjengkelkan tadi?'

'Master, elf adalah ras yang sangat waspada dengan lawan jenis. Jadi ketika seorang wanita elf memeluk lawan jenisnya. Bisa dibilang dia tidak waspada lagi dan lebih terbuka.'

"Karena ini sudah selesai, kita lanjutkan besok lagi saja." Lirash tidak melihat kearah wajahku.

"Baiklah, lagipula sudah malam. Kamu istirahat saja. Jangan melakukan uji coba sendiri." Aku menjawab dan kemudian menepuk kepala Lirash dengan lembut.

Setelah hari itu. Aku selalu kembali ke toko Lirash setiap pagi dan pulang ketika malam tiba. Kita berhasil menyelesaikan masakan lain setelah itu. Bumbu memanggang, berbagai macam sup, beberapa resep dari Ludis yang aku tidak tahu namanya. Kita juga bahkan membuat masakan dari bumi seperti Kare dari Jepang hingga Rendang dan opor dari Indonesia.

Aku belum bicara soal mie instan kepada Lirash, karena entah kenapa budaya mie tidak ada di sini, bahkan pasta juga tidak ada.

"Ehehehehe.... Alan, kita buat apa lagi?" Lirash sudah tidak canggung lagi denganku.

Dan jumlah skinship juga makin bertambah. Dia bahkan tidak malu ketika aku menepuk kepalanya.

'Asmodeus. Menururmu berapa umur Lirash?'

'Kalau dilihat dari jumlah mana yang aku rasakan, mungkin sekitar 400-an. Elf bisa hidup hingga 2000 tahun lebih. Bahkan aku pernah tahu seorang high elf berumur 5000 tahun ketika aku masih melayani master Solomon'

'ehh... Kenapa elf umur 400 tahun bertingkah seperti seorang remaja?'

'Mungkin karena dia bertemu seseorang yang bisa mengerti apa yang dia mau sebagai Alchemist. Alchemist sering dianggap class yang tidak berguna karena tidak bisa digunakan untuk perang. Jadi menemukan seseorang yang bisa mengerti membuatnya senang.'

'Asmodeus, sepertinya kamu tadi berkata sesuatu yang sedikit membuatku bingung.'

'apa?' Asmodeus tidak paham.

'Class. Apa itu? Di statusku tidak ada class, adanya hanya lvl dan job."

'Aku sendiri sebetulnya juga tidak begitu paham mengenai ini. Mungkin lebih baik bertanya kepada core. Karena class hanyanm bisa dirubah di tempat tertentu. Untuk manusia, mereka merubahnya di kuil. Untuk dungeon master, tentu saja core.'

'Baiklah, kita akan tanya kepada core nanti.'

"Alan, kenapa diam saja? Masih mencari ide?" Lirash terlihat tidak sabar.

Aku hanya menepuk kepala Lirash setelah mendemgar suaranya.

"Aku ada ide. Dengan ide ini, kita bisa menggunakan semua bumbu yang kita buat. Lagi pula, apa kamu lupa dengan 2 rencanaku?"

"Rencana yang mana?"

"Huhf 2 konsep yang aku miliki. 1, tinggal rebus dan makan. 2, tambah bahan rebus dan makan. Kita hanya menyelesaikan konsep kedua."

Lirash teringat dan terkejut. Dia langsung mendekatkan mukanya dan berkata. "Apa idemu?"

"Selama beberapa hari ini, aku hanya melihat roti dan tidak melihat makanan lain. Entah itu sup, steak, atau masakan apapun. Roti pasti ada di sampingnya."

"Benar juga, kalau dipikir-pikir lagi, aku juga selalu makan roti. Mungkin karena sudah terbiasa dan semua memakannya, aku jadi tidak begiri mempermasalahkannya. Mungkin iblis punya ide lain." Lirash menyadari sesuatu.

Lirash masih mengura aku seorang iblis. Mungkin karwna dia melihat Asmodeus yang seorang iblis, dia mengambil keputusan kalau aku, master dari Asmodeus juga adalah seorang iblis.

"Apa kamu tahu dari mana roti dibuat?"

"Aku bisa masak, jadi aku bisa membuat roti."

"Benar juga. Gandum, bahan utama pembuatan roti. Kita bisa membuat makanan lain dengan ini."

Lirash tidak sabar dan menggoyangkan rubuhku. "Apa? Jangan basa-basi."

"Kita akan membuat mie."

"Mie? Apa itu?" Lirash bingung.

"Menjelaskannya agak sulit. Lebih baik kita buat saja."

Aku kemudian menyipakan semua bahan untuk membuat mie. Dan Lirash melihat disampingku dengan sangat antusias.

Setelah aku selesai membuat mie. Lirash terlihat bingung. "Bukannya itu mentah?"

Aku kemudian menyiapkan alat lain. Dan mulai merebus mie yang aku buat. Sembari merebus mie, aku menyiapakan kuah yang dibuat menggunakan bahan siap pakai. Setelah 3 menit merebus mie. Aku meniriskannya dan menaruhnya kedalam mangkok. Kemudian memberikan potongan daun bawang, daging asap, dan wortel yang juga sudah direbus. Setelah mie siap, aku menambahkan kuah dengan bumbu siap pakai. Dan setelah itu aku menghisangkannya kepada Lirash dan Asmodeus.

"Jadi kamu membuat ramen?" Ucap Asmodeus.

"Ramen? Apa ini masakan dari tempatmu berasal?" Lirash mengaduk ramen yanganda didepannya.

"Iya, disebut ramen. Untuk sekarang, pembuatan mie sedikit agak susah bukan?"

"Iya, benda panjang ini agak sulit dibuat. Sari hanya sebesar genggaman tangan. Dan kemudian kamu renggangkan berulang kali dan menjadi seperti cacing. Sepertinya tidak praktis."

"Memang, tapi ini kan masakan aslinya. Kita bisa mengeringkan mie yang sudah matang tadi."

"Dikeringkan?"

"Iya, jika dikeringkan. Kita hanya perlu merebua selama 3 menit. Dan ini tahan lama juga mungkin satu tahun jika disimpan dengan baik."

"Ehh.... Sejak kapan iblis bisa membuat barang seperti ini?"

"Makan saja dulu."

Setelah mencicipi eamen didepannya. Muka Lirash terlihat sangat terkejut.

"Walau bahannya sama, tapi ini sedikit lebih lembut daei pada roti. Dan karena terendam dalam kuah, rasa kuah bercampur dengan mienya."

Lirash kemudian langsung melahap ramen didepannya.

"Ah.... Mie rasa sup daging babi. Apa kita bisa gunakan bumbu lain?"

"Bisa, sup sapi, kare, rendang, bahkan tanpa kuah juga bisa."

"Tanpa kuah!"

"Bumbu siap pakai yang sedikit lembek kita keringkan dan menjadi bubuk. Lalu kita campirkan dengan mie matang yang kita tiriskan."

Aku langsung merebus mie baru lagi. Sembari menunggu mie matang. Aku meminjam longkaran sihir Alchemist yang Lirash miliki untuk mengeringkan bumbu sup sapi. Setelah kering. Aku menumbuknya hingga menjadi bubuk. setelah mie matang dan aku tiriskan. Tidak menunggu sampai kering, aku menambahkan bubuk bumbu dan mencampurnya.

"Rasakan, ini sup sapi."

Lirash langsung memakannya. Tanpa butuh waktu lama, mie didalam mangkok habis.

"Alaaaannn...." Lirash memelukku.

"Kamu hebat!"

"Yang membuat ini bukan aku. Tapi orang lain. Aku hanya meminjam ide mereka."

"Tidak perduli. Bukan mereka yang membawa ini kemari, tapi kamu." Lirash melihat kearahku dengan senyuman manis diwajahnya.

Aku mengelus kepalanya setelah melihat senyuman Lirash.

Setelah itu, kita membuat beberapa mie kering sebai uji coba. Kemudian kita membawa itu semua ke gedung serikat eksplorer.

Rosalia sedikit teekejut melihat Lirash dan aku datang bersama.

"Master Lirash, ada perlu apa anda datang kemari. Dan bersama Alan-san juga." Tanya Rosalia.

"Woi Read!!! Turun kemari sekarang juga!!!"

Tidak lama setelah teriakan Lirash, ketua serikat terlihat sangat terburu-buru untuk turun.

"Ma..master, ada perlu apa anda kemari."

"Jangan banyak bicara dan sipakan mangkok, air, panci dan kompor."

Ketua serikat bingung.

"Kenapa diam?" Lirash bertanya dan langsung menyadarkan ketua serikat.

Ketua serikat langsung berlari mengambil apa yang dia butuhkan.

"Kenapa dia memanggilmu master? Apa kamu gurunya?" Aku bertanya kepada Lirash.

"Bisa dibilang seperti itu, dia belajar menjadi eksplorer sari ku sejak dia umur 8 tahun hingga umur 20 tahun."

"Eh... Aku pikir kami hanya mengurungkan diri di lab."

"Kamu pikir aku apan?"

Tidak lama, ketua serikat tiba dengan semua yang Lirash minta. Apa yang terjadi sekarang menjadi tontonan banyak anggota yang ada didalam gedung. Mereka tidak oenasaran dengan tingkah ketua serikat, karena mereka sudah tahu soal itu, dan Lirash sendiri sangat dihormari dan disegani di seantero kerajaan Lathis sebagai master Alchemist tertinggi.

Itulah jawaban Rosalia ketika aku bertanya kepadanya kenapa tidak ada yang terkejut dengan tinggkah ketua serikat.

Setelah semua siap. Lirash menyiapkan mie sesuai apa yang kita rencanakan. Dan hanya dalam waktu tiga menit. Lirash menyodorkan mie tersebut kepada ketua serikat dan menyuruhnya untuk makan.

"Kamu menolak perintahku?" Dengan satu kalimat, ketua serikat pasrah dan memakan mie tersebut.

Tapi berbeda dari bayangannya, mie yang dia makan sangat enak baginya.

"Master!!! Apa ini!!!"

"Bagaimana enak kan?

"Apa kamu mengundang juru masak kerajaan?" Ketua serikat terlihat cemas.

Lirash tiba-tiba mengeluarkan kipas kertas dan memukul kepala ketua serikat.

PLAAAKKK....

"Buat apa? Aku yang buat itu bersama Alan."

Ketua serikat melihat kearahku. Dan aku hanya memiringkan kepalaku.

"Serius?"

"Kamu pikir aku bohong. Apa untungnya?"

"Makanan seenak ini hanya perlu direbus dan hanya butuh waktu 3 menit. Idemu hebat juga master."

PLAAAKKK...

"Yang punya ide bukan aku. Tapi Alan."

Ketua serikat melihat kearah ku lagi. "Iblis macam apa kamu bisa punya ide seperti ini?" Ucap ketua serikat denga wajah serius.

"Aku tinggalkan ini disini. Kamu bisa coba sendiri. Aku akan juga ini mulai besok ditoko. Harganya satu perunggu untuk dua porsi. Karena keperluanku sidah selesai. Aku pulang dulu."

Lirash keluar dengan sedikit menarik tanganku.

Setelah kita keluar. Seisi gedungenjadi medan perang semua anggota berebut untuk mencicipi makanan yang tadi di makan ketua serikat.

Dan untuk Lirash dan aku. Kita kembali keruang belakang.

"Alan apa iblis punya inovasi lain?"

"Banyak, alat agar manusia bisa terbang. Alat untuk menempuh jarak jauh, misalkan saja dari sini ke Jurfast hanya dalam waktu satu jam. Alat agar air selalu hangat. Mengambil air hanya dengan satu sentuhan jari. Menghubungi seseorang dari jarak jauh hanya dengan sentuhan jari. Atau, apa kamu mau pergi ke bulan?"

Mendengar apa yang aku katakan, lirash hanya bisa tersenyum dengan sedikit terpaksa.

"Jadi itu yang iblis lakukan selama ini. Mereka bisa menciptakan semua itu, sedangkan disini manusia sudah puas dengan apa yang mereka miliki. Jika mereka sudah bisa memiliki itu semua. Pantas saja iblis tidak menyerang selama puluhan tahun ini."

'Bukan tidak menyerang. Iblis kalah dalam peperangan dan tertidur selama ini.'

'Bukannya yang kalah Solomon?'

'Memang yang kalah Master Solomon. Tapi kita ketujuh iblis paling tinggi. Raja dari semua raja iblis tertidur. Maka iblis lain yang ada dibawah kita juga ikut tertidur.'

'Tapi ketika kalian semua bangun apapkah kalian mau menyerang manusia?'

'Master, apakah menyerang manusia memiliki keuntungan buat mu?'

'Tidak juga.'

'Iblis sering dibilang makhluk yang tidak mengerti apapun selain perang. Tapi, kami sebetulnya makhluk yang paling loyal kepada tuan kami. Bahkan kalau soal loyalitas, Kami tadak kalah dengan loyalitas malaikat kepada Tuhan mereka.'

"Alan. Apa kamu yakin akan memberikan informasi itu kepada manusia? Bagaiman kalau manusia menggunakan iti semua untuk menyeranh iblis?"

"Lirash, sebelum kamu bertanya apakah manusia akan menyerang iblis. Lebih baik kamu bertanya. "Apakah kerajaan manusia tidak akan perang dengan kerajaan lain?"

Mendengar pertanyaanku. Lirash menundukan kepalanya. Dia kemudian berdiri dan mendekatiku kemudian memelukku. "Biarkan aku seperti ini sebentar."

Aku bisa mendengar kalau Lirash sekarang menagis.