hari ini jadwal terakhir persiapan pernikahanku dan lily. rasanya semalam tidurku sangat nyenyak hingga hari ini aku bangun lebih awal dan menyapa wanitaku dengan sangat ceria. disisi sana terlihat bibi evhe dengan wajah masam melihatku dengan sedikit kecewa, terlihat sekali ia sangat-sangat keberatan dengan keputusanku bahkan aku tidak akan bisa berpaling pada perempuan cantik manapun bahkan seorang putri. tekatku sudah sangat kuat melakukan pernikahan ini. aku yakin kehidupanku akan sangat bahagia setelah kami menikah.
aku bergegas menemaninya membersihkan diri, merapikan rambut halusnya dan membantunya berdandan. sepertinya aku sedang merawat anjing kecilku sekarang. dia sangat penurut dan manis bahkan sedikit naif. andai saja keluarga joice tau keberadaanya pasti aku akan dihukum mati karena menikahi seorang terant bahkan meski ia telah diusir dari duran lounge, keluarga joice akan membenci seseorang yang berusaha mendapatkan keuntungan dari kecacatan seorang terant.
keluarga joice adalah penghasil parfum kelas atas dengan anugrah wani tubuhnya yang akan serupa namanya. kadang aku menutupi wangi tubuh lily dengan parfum mawar aku sangat kawatir seseorang akan mengenalinya sebagai terant. aku tidak ingin di hukum mati karena menyembunyikan bangsawan.
menyisir rambutnya adalah sebuah kesenangan karena semakin lama semakin wangi itu menyeruak keseluruh ruangan dan tentu saja bibi evhe tidak tau akan hal ini. aku membawakanya mawar setiap hari karena wanginya akan menyamarkan wangi tubuh lily, dan mengingatkan akan harum tubuh ibunya.
aku selesaikan menyisir rambutnya dengan cepat dan mengganti bajunya dengan yang baru, aku ingin wanitaku tampil dengan cantik dan mengesankan sehingga orang lain tidak akan memperdulikan kebutaanya.
"hari ini bolehkan sekali aku memanggilmu sayang? "
"pertanyaan yang aneh"
"dimana letak keanehanya? "
"aku adalah tunanganmu mengapa harus meminta izin memanggilku sayang"
"karena aku ingin hari ini kau semakin yakin bahwa aku mencintaimu"
"baikah mr.scarecrow kau boleh memanggilku sayang setiap hari dan sampai kapanpun kau inginkan"
"baiklah sayang, aku akan selalu memanggilmu begitu"
saat ini aku terdiam disini dan menatap kearahnya dengan sangat lekat, jantungku berdetak kencang dan nafasku memburu.
"apakah kau baik-baik?"
"aku hanya... "
ku arahkan pandanganku padanya sekali lagi dan mencium bibirnya, kedua bibir kami saling bersentuhan dan aku merasakan detak jantungku makin memburu, ciuman ini baru pertama kali aku rasakan hingga rasanya jantungku akan pergi jauh ketika aku melepas ciuman itu. ciuman itu sangat lekat bahkan aku tak akan rela melepaskan bibinya sekarang, aku memeluknya erat dan aku merasakan detak jantungnya berdegup seolah berdetak sangat cepat.
"aku hanya sangat mencintaimu sayang"
aku tertegun melihatnya meneteskan air matanya
"ah maaf sayang apakah aku berbuat salah? maafkan aku, aku hanya tidak bisa menahan diri"
"tidak rowan, aku hanya sedikit sedih, aku bisa merasakan bibirmu tapi aku tidak bisa melihat wajahmu sayangku"
aku merasa sangat bersalah karena menciumnya sebelum menikah, dan merasa sedih lily mengatakan hal semacam itu. aku berusaha menenangkanya dan memeluknya erat, aku tidak ingin wanitaku bersedih. aku menghapus air matanya dan mengajaknya pergi keluar kamar untuk persiapan pergi ke pole lounge untuk check up kesehatan sebelum pernikahan kami dimulai, aku tidak ingin ada masalah apapun sebelum kami menikah.
akhirnya kami bergegas mengendarai kereta kuda dan menuju kediaman dokter keluarga kami dokter philip. ia adalah salah satau dokter terbaik menurut bibi evhe. aku ingin dokter philip memeriksa keadaan lily.
aku memacu kereta kuda kami dengan penuh semangat dan senyum lebar. aku merasa di surga, ciuman itu begitu nyata dan romantis, lalu kemudian aku teringat bahwa hari ini aku harus secepat mungkin tiba di kediaman dokter philip karena waktu kami tidak banyak untuk mempersiapakan ini semua. aku hanya takut lily terlalu lelah dan jatuh sakit saat hari pernikahan kami tiba.
beberapa jam kemudian akhirnya kami sampai di kediaman dokter philip. ia menyambut kami dengan ramah dan dengan senyum hangat. ia membantuku turun dan mengajak kami segera masuk keruanganya dan mempersilahkan lily untuk menuju ruang pemeriksaan terlebih dahulu.
kami berjalan menuju sebuah pintu dengan hiasan berbentuk salib emas pada pintu tersebut, dan aku sangat yakin ruangan itu adalah tempat pemeriksaan yang akan kami tuju.
begitu masuk kedalam ruangan tersebut aku sangat terkejut, aku mengira pemeriksaan ini hanya mengacu pada pengecekan kesehatan secara general. aku mulai panik saat dokter philip menyuruh mengganti baju lily dengan baju periksa berwarna hijau tua dan potongan yang sangat rendah. ini akan menjadi masalah mereka akan tau lily seorang terant. aku mulai cemas dan memutuskan untuk mendahului lily terlebih dahulu pada sesi check up.
dokter philip adalah dokter keluarga jhonson, beliau merupakan guru dari ibuku dan menguasai ilmu kedokteran secara menyeluruh. tetapi sejak aku datang ke rumah bibi evhe sekalipun tak pernah aku berbicara secara dekat dengan beliau bahkan pertemuanku dengan beliau dalam beberapa tahun ini sangat jarang terjadi. inilah yang membuatku risau, aku tidak tau secara mendalam bagaimana sifat dokter philip.
"tuan rowan tolong bantu mempelai anda mengganti gaunya dengan pakaian periksa yang sudah kami sediakan. "
"bagiamana jika aku saja yang memulai check up ini daripada anda terlalu lama menungguku melucuti satu persatu gaunya"
"baiklah tuan, anda tentu saja tidak memerlukan baju ganti karena saya yakin bisa melihat perut dan dada anda tanpa melepas seluruh baju"
aku mencoba sebisa mungkin menenangkan jantungku, terasa sekali jatungku berdebar begitu cepat.
"tenangkan diri anda tuan ini hanya pemeriksaan kesehatan anda bukan pemeriksaan hati anda tuan"
"dokter.. "
"ada yang bisa saya bantu?"
"bagaimana jika saya melewati pemeriksaan kesehatan ini? apakah pernikahan saya akan dibatalkan? "
"tidak masalah"
"benarkah? "
"tidak masalah jika anda akan mengingkan pernikahan dibatalkan pihak gereja karena syarat yang kurang, pihak kerjaan sangat menjaga ketat tentang aturan pernikahan tuanku"
"ayolah dokter aku sedang tidak bercanda"
"aku juga tidak bercanda tuanku, mana mungkin anda dan mempelai melewatkan syarat terpenting dalam pernikahan? karena kerajaan akan selalu memeriksa setiap gereja yang akan menggelar pernikahan"
"jadi seandainya mempelai wanitaku tidak bisa menyelesaikan tahap akhir, maka kami tidak bisa mendapatkan dokumen dari kerajaan? "
"tentu saja tuanku, kerajaan berfikir untuk tidak menerima pengantin dengan penyakit bawaan, karena akan melahirkan penerus yang cacat dan menambah beban kerajaan"
"aku tidak habis fikir mengapa raja begitu tak berempati"
"jelas semua keputusan bukan ditangan raja, kita semua tahu hal itu tuanku"
"cih.. kaum terant, senaknya mereka mempermainkan hidup orang lain"
"baiklah tuanku saya rasa pemeriksaan anda sampai disini dan aku tidak menemukan kelainan apapun disana, berikutnya adalah nona lily, saya harap anda sudah mengantarnya mengganti pakaian periksa di ujung sana"
"sebelum itu dokter, bolehkan lily melewatkan pemeriksaan ini? aku akan membayar berapapun untuk itu."
"saya memengang sumpah seorang dokter tuanku, tidak mungkin saya melewatkan tugas seperti ini, kelak saat kerjaan tau saya disuap bukan hanya saya yang akan digantung, tapi seluruh keluarga jhonson"
aku menghela napas panjang, berpikir sejenak lalu mempercayakan lily pada dokter philip. aku masih ragu tentang tanda mahkota dipunggungnya, aku makin bingung bagaimana harusnya aku bersikap, aku hanya takut dokter philip tau tentang tanda mahkota itu. lalu aku teringat waktu kecil di panti, bukankah suster roxana pernag mengganti bajunya, apakah mereka tidak mengenali tanda mahkota itu?