Su Lihwa masih terisak dan memeluk Ne Zha erat seolah takut Ne Zha akan meninggalkannya, jubah bagian depan Ne Zha sudah basah karena tangis dari Su Lihwa yang tidak berhenti setelah dua jam lamanya. Posisi merekapun tidak bergerak dari sebelumnya, masih saling berpelukan.
Ne Zha dengan lembut menggenggam bahu Su Lihwa dan mendorong sangat perlahan agar gadis itu melepas pelukannya dan melihat menatap wajah gadis tersebut, walaupun masih berlinang air mata, namun kesan cantik pada gadis itu tidaklah luntur.
Tangan Ne Zha terulur untuk menghapus jejak air mata pada wajah Su Lihwa, setelah beberapa saat gadis itu juga tenang dan menatap Ne Zha.
"Bicaralah," ucap Ne Zha lembut.
"Aku tidak tahu harus mulai darimana," balas Su Lihwa sebelum dia memutuskan untuk bercerita tentang pembukaan Istana Takdir kesepuluh yang ternyata terkunci oleh rasa takut.
"Lalu apa yang kau takutkan?" tanya Ne Zha.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com