webnovel

Dua Penguasa

Mengisahkan dua Pemuda dari Negara Maritim yang sangat menggilai barang antik dan kuno, keduanya mengikuti sebuah lelang di Negara Tirai Bambu. Hingga sampai dimana keinginan mereka terwujud, yaitu untuk mencapai dunia lain. Namun sial, setelah sampai di dunia tersebut. Mereka tidak mendapatkan jalan pulang. Kini keduanya terjebak di dunia dengan Manusia yang bisa mengendalikan panasnya api, membekukan air, kerasnya tanah dan hampanya angin. Mereka menyebut diri mereka adalah Kultivator Mereka mendapat identitas baru dari dua Harimau yang mereka temui untuk memulai petualangan mereka di dunia tersebut, mereka berdua dengan sangat tekun menaikan kekuatan mereka dalam tujuan untuk menguasai dunia ini! *Original bukan terjemahan.

Han_disini · Eastern
Not enough ratings
525 Chs

Bab108. Kekuatan nyata Fu Daiyu

Selepas lima orang itu pergi lari terbirit-birit, Ne Zha disisi lain masih santai dengan teh nya.

"Kau adalah eksistensi yang tidak terkalahkan pada kultivasi Alam Inti Kosong, hanya tiga petapa yang bisa sejajar denganmu. Tapi aku yakin kau bukanlah salah satu dari dua orang suci." Ne Zha membuka pembicaraan.

Fu Daiyu menghela napas pelan mendengar perkataan Ne Zha, sudah dia tebak bahwa baik Han Xiao dan Ne Zha bukanlah pemuda sembarangan. Sepak terjang mereka bertahun-tahun pada bidang dalang militer sungguh mengerikan.

"Aku merasakan ada aura dari Bunga Suci pada tubuhmu, apakah dia gurumu?" tanya Ne Zha.

Napas Fu Daiyu berhenti sejenak saat Ne Zha mengatakan hal tersebut, tidak banyak orang yang pernah bertemu sosok orang suci seperti Bunga Suci.

"Siapa kau?!" Fu Daiyu segera berdiri dengan penuh waspada, begitu juga Ruan Jian.

"Aku adalah Ne Zha, siapa lagi?" jawab Ne Zha singkat.

Tatapan Fu Daiyu dipenuhi oleh permusuhan dan penasaran, dia sungguh bingung darimana pemuda ini mengetahui informasi yang hanya diketahui olehnya.

"Tidak perlu memandangku seperti itu, aku mengetahui saat pertama kali bertemu denganmu bahwa kau bukanlah orang biasa. Lebih tepatnya aku dan Han Xiao saling lempar tanya tentang kekuatanmu, tapi setelah merasakan aura Bunga Suci aku memahaminya," jelas Ne Zha panjang lebar.

"Dan pastinya aku bukanlah musuh," lanjut Ne Zha.

Untuk kepribadian Ne Zha yang sangatlah jarang berbicara, seharusnya Fu Daiyu diberikan penghargaan atas Ne Zha yang terus menyerocos padanya.

Ne Zha hanya akan berbicara hal yang oenting, dan akan berbicar panjang lebar jika ada yang menguntungkannya, tapi sekarang jelas Ne Zha berbicara lebih banyak dari yang pernah dia ucapkan.

"Aku akan memberimu kesempatan untuk mencapai Alam Dewa hingga sejajar dengan dua orang suci, tapi dengan dua syarat. Aku tahu kau terjebak di Alam Inti Kosong sudah lebih dari dua ribu tahun."

"Seharusnya kau bisa menerobos ke Alam Dewa saat menginjakan umur pada seribu tahun, tapi ada sesuatu yang mengganjal bagimu, benar bukan?"

Hanya Ne Zha yang berani secara terang-terangan mengucapkan umur yang dimiliki oleh Fu Daiyu sedara tenang, jika itu orang lain, jelas Fu Daiyu akan langsung membunuhnya.

Perempuan mana yang suka dipanggil tua? Jika hanya beberapa puluh tahun tidak akan masalah, tapi ribuan tahun?

Fu Daiyu mau tidak mau harus menahan amarahnya saat mendengar penjelasan Ne Zha yang mengatakan ada hal yang mengganjal pada kultivasinya.

Memang selama ini dia selalu ragu untuk menerobos Alam Dewa dan berdiri sejajar dengan dua orang suci, tapi karena hal yang mengganjal itulah dia hampir mati karena gagal menerobos.

"Duduklah, aku akan menjelaskan hal yang mengganjal pada dirimu." Ne Zha menuangkan teh pada cangkir milik Fu Daiyu dan Ruan Jian.

Tatapan Fu Daiyu yang penuh waspada masih belum menghilang, bukanlah orang sembarangan yang bisa menebak umur dan kekuatannya. Dia tidak tahu apakah Ne Zha monster tersembunyi sepertinya yang sudah hidup ribuan tahun, tapi mengingat saat dia memindai usia tulang Ne Zha yang masih belasan tahun dia menepis pikiran tersebut.

Ne Zha kembali mengangkat cangkirnya untuk menawarkan teh pada Fu Daiyu.

Rasa penasaran yang bergejolak dalan dirinya mengalahkan rasa waspadanya, sehingga Fu Daiyu memilih untuk duduk kembali.

"Tenang saja, teh itu tidak memiliki racun," kekeh Ne Zha saat melihat Ruan Jian waspada terhadap tehnya.

Terpergok oleh Ne Zha membuatnya sedikit malu, tapi tidak ada salahnya bukan untuk waspada?

"Jelaskan," ucap Fu Daiyu dengan penasaran.

"Tunggu dulu, kau harus menyetujui kedua syaratku terlebih dahulu," balas Ne Zha.

"Katakan syaratmu, selagi aku bisa memenuhinya maka aku setuju."

Ne Zha mengangguk ringan, dia menjelaskan syarat yang diajukannya. Satu, ketika Fu Daiyu telah mencapai Alam Dewa nanti Ne Zha menginginkan Fu Daiyu membantunya dan Han Xiao menghadapi hal yang akan datang.

"Hal apa yang akan datang?" tanya Fu Daiyu penasaran.

"Kau akan tahu nanti, persyatan kedua. Aku ingin Ruan Jian pada timku saat Pertarungan Keajaiban."

"Hanya itu?" ucap Fu Daiyu.

Ne Zha mengendikkan bahunya, "Aku baru memiliki enam orang untuk timku, jika dengan Ruan Jian maka tujuh. Sebenarnya aku dan Han Xiao tidak menginginkan banyak orang pada tim kami, tapi peraturan tetaplah peraturan."

Fu Daiyu tidak bisa mengambil keputusan soal Ruan Jian yang akan menjadi tim Ne Zha saat Pertarungan Keajaiban, itu karena Sekte Musim Semi Kosong telah memberikan tim yang akan Ruan Jian pimpin sendiri.

Lagipula belum tentu Ruan Jian menerima dengan lapang dada dipindahkan tim dengan orang luar.

"Aku setuju untuk menjadi tim Tuan Muda Ne Zha dan Pangeran Han Xiao." Saat Fu Daiyu tengah dilema, suara tegas dipenuhi keyakinan Ruan Jian memecah keheningan.

"Ruan'er."

"Tidak masalah guru, ini adalah kesempatan langka untuk guru bisa menembus ke tingkat yang lebih tinggi. Lagipula satu tim dengan Tangan Putih dan Tinju Abu-abu," ucap Ruan Jian dengan senyumnya.

"Tangan Putih, Tinju Abu-abu?" Ne Zha menggernyit heran.

"Sepertinya kau belum mengetahuinya?" Fu Daiyu lebih heran, dia menjelaskan tentang delapan warna pada Ne Zha.

Penjelasan tersebut membuat Ne Zha terkejut sekaligus aneh.

"Lupakan, mari kita bahas untuk menembus ke Alam Dewa." Ne Zha tidak ingin membahas tentang itu lebih jauh lagi.

Ne Zha mulai penjelasannya, hal yang mengganjal di hari Fu Daiyu.

"Untuk menembus Alam Dewa, kau harus merasakan keabsolutan Alam, juga kau harus menyendiri agar bisa merasakan keberadaan Petir Penyucian. Selain itu kau harus bersih dari kejahatan yang tak termaafkan."

"Hal yang mengganjal pada dirimu adalah kejahatan yang kau lakukan dahulu, ada baiknya kau memperbaiki hal tersebut,"ucap Ne Zha menutup penjelasan singkat jelas dan padatnya.

"Kejahatan yang tak termaafkan? Dari nama sebutannya saja tak termaafkan, bagaimana menebusnya?" Ruan Jian berkerut bingung.

"Tergantung dengan apa yang kau lakukan." Ne Zha menjawab singkat.

Fu Daiyu menghela napas panjang, dia teringat hari itu, hari yang sangat mengerikan untuknya.

"Apa yang kau lakukan saat itu?" tanya Ne Zha.

"Aku memusnahkan Klan yang tidak bersalah diatas kemarahanku," jawab Fu Daiyu seraya tertunduk.

"Aish... ada dua cara untuk membersihkan dirimu dari kejahatan itu."

"Apa?" Fu Daiyu terkejut dengan perkataan Ne Zha.

"Petir Penyucian atau pembersihan jiwa," ungkap Ne Zha.

"Tapi pembersihan jiwa sungguh memiliki resiko yang tinggi jika dibandingkan dengan Petir Penyucian."

"Sulit untuk menarik Petir Penyucian," bantah Fu Daiyu.

Ne Zha tertawa kecil, "Han Xiao bisa memanggil Petir Penyucian hanya dengan mulutnya."

Ne Zha teringat Han Xiao berteriak pada Yang Mulia Xian Chin yang berujung mendatangkan dua Petir Penyucian.