webnovel

Dream, Hope, and Love

Indira seorang gadis yatim piatu. Yang tak sengaja bertemu dengan Aditya Hadinata, seorang pengusaha kaya raya pemilik beberapa perusahaan besar di seluruh indonesia. Dengan pertemuan tidak sengaja itu merubah perasaan keduanya menjadi cinta. Karena himpitan hidup, Indira pun mau di ajak Aditya yang mulai menyukainya menikah. Awalnya indira mau menikah dengan Aditya hanya karena materi semata. Tapi lama kelamaan, berkat kasih sayang tulus dan cinta Aditya, Indira pun mulai menyukai pria itu. Bahkan dia pun tak ingin kehilangan pria itu walau sedetik saja.

Sholeh_Ida · History
Not enough ratings
7 Chs

5. Sudah Ingin Pergi

Dira terlihat duduk sendirian di meja makan. Banyak makanan enak tersaji disana. Tapi hampir sepuluh menit menunggu, Dira tidak melihat sosok pemilik rumah. Dira pun menoleh ke kanan dan ke kiri mencari seseorang yg bisa di tanya i nya.

Terlihat pengawal pribadi Aditya berjalan mendekati wanita yg ada disana dengan membawa beberapa paper bag di tangannya.

" Selamat siang nona Indira." sapa lelaki bertubuh tegap dengan wajah tampan serta maskulin itu.

" Siang. Anda siapa?." tanya Dira sedikit takut.

" Tadi sekertaris Alvian datang membawa ini. Katanya ini untuk anda dari tuan Aditya." jelasnya.

" Untukku??." tanya Dira tak percaya.

" Benar." pungkas nya singkat seraya menyerahkan paper bag itu.

Dira menerima bungkusan paper bag itu lalu membuka nya sekilas. Ternyata isi dari paper bag itu beberapa pakaian untuk nya.

" Kalau begitu saya permisi." ujar pengawal itu lalu beranjak pergi meninggalkan tempat itu.

" Tunggu!." seru Dira. Pengawal itu pun mengjentikan langkahnya dan berbalik menoleh ke arah gadis yg memanggilnya.

" Dimana kah tuan Aditya?." tanya Dira.

" Tuan muda tadi pergi dengan mobil serta pengawal pribadi nya. Mungkin beliau pergi ke kantor." tutur lelaki itu.

" Oohh begitu ... " Dira membulatkan bibirnya.

" Apa ada perlu lain?." tanya lelaki itu.

" Tidak. Terima kasih." seru Dira sambil tersenyum ke arah lelaki itu.

Lelaki itu pun beranjak dari sana. Sementara Dira duduk kembali di meja makan dan mengambil makanan yg tersaji disana lalu memakannya dengan sedikit malas.

Selesai makan siang, Dira pun kembali ke kamarnya lalu duduk di tepi ranjang tempat tidur nya. Dia merasa bosan sekali. Dari tadi apa yg ingin dia lakukan selalu saja di larang oleh para pelayan yg ada disini. Dengan alasan takut di marahi tuannya. Akhirnya dia memutuskan pergi ke dalam kamarnya.

" Aku sangat bosan terus - terusan berada di sini. Aku ingin kembali ke tempat kos ku. Tapi kalau aku pergi sekarang tanpa menunggu kak Aditya pulang, tidak sopan nama nya. Tapi kalau menunggu dia pulang, kapan dia akan pulang. Huuufftt ... Menyebalkan." gumam nya lirih sambil menarik guling yg tertata rapi di atas sana lalu Dira pun merebahkan tubuhnya. Tak lama kemudian dia pun terlelap dalam mimpi.

*****

Waktu pun terus berputar. Tidak terasa hari sudah menjelang petang. Tapi Dira masih saja belum sadar akan tidur siang nya.

Sebuah mobil mewah pun memasuki halaman rumah tersebut. Seorang pengawal disana pun berlari menghampiri mobil itu dan membuka pintu mobil tersebut. Ternyata Aditya bersama Alvian sang assisten pribadi nya baru saja pulang dari perusahaan.

Aditya melangkah kan kaki nya memasuki rumah besar itu. Terlihat para pelayan menunduk ke arahnya lalu beranjak pergi. Mata Aditya berkeliling mencari sesuatu. Tapi seperti tidak mendapati nya disana.

" Tuan mencari siapa?." tanya Alvian saat melihat wajah tuannya itu.

" Dira." seru Aditya.

" Mungkin nona Indira berada di kamarnya." tukas Alvian.

Aditya langsung beranjak menuju kamar gadis itu. Alvian hanya menggelengkan kepalanya tak habis pikir melihat kelakuan tuannya yg sedikit berubah itu.

Aditya membuka pintu kamar Dira. Terlihat sosok gadis cantik itu tengah tertidur dengan posisi meringkuk seperti bayi. Aditya tersenyum melihat gadis itu. Lalu dia perlahan menutup kembali pintu kamar tersebut dan pergi menuju kamar nya.

Aditya membersihkan tubuhnya yg lengket akan keringat di bawah guyuran shower yg berada di kamar mandi. Saat dia memejamkan matanya, wajah Dira sekelebat di pelupuk matanya. Aditya langsung membuka matanya.

" Kenapa wajah gadis itu seharian menari - nari di pikiran ku?." desah Aditya.

" Apa aku mulai menyukai nya?." gumamnya lirih.

" Apakah dia merasakan hal yg sama seperti ku?." imbuhnya lagi.

Aditya mengusap kasar wajahnya. Seharian ini dia begitu frustasi di buatnya. Pikirannya tidak fokus sama sekali hari ini. Bayang - bayang wajah dan senyuman Dira menghantui dirinya. Aditya tidak pernah merasakan hal seperti ini seumur hidupnya. Ini hal pertama bagi dirinya. Tentu bagi Dira juga.

Dira menggeliat meregangkan otot dan tulang - tulangnya. Rasanya nyenyak sekali dia tertidur. Gadis itu pun mulai mengerjap perlahan. Mata nya menyesuaikan cahaya lampu yg bersinar terang di dalam kamar nya. Tadi selepas Aditya mengunjungi kamarnya. Salah satu pelayan di sana juga masuk kedalam kamarnya untuk menyalakan lampu dan menutup tirai pada jendela kamar tersebut.

Dira menatap jam yg ada di dinding. Pukul tujuh malam tepat. Dira melotot dengan sangat kaget. Lalu dia pun berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah selesai, dirinya memakai baju yg telah di belikan Alvian atas perintah Aditya itu.

Dira begitu terkesiap saat melihat bandrol harga yg melekat pada baju itu. Sangat fantastis untuk ukuran baju yg terbilang biasa itu. Harga segitu bagi Dira sungguh saaaaaannnggaaaatttttt mahal sekali. Dia bisa membayar kos tempatnya selama setahun penuh.

Karena sudah di belikan. Mau tidak mau Dira terpaksa memakai baju pemberian Aditya itu. Dira memakai dress se lutut dengan terbuka berwarna putih dengan pita besar di punggung nya. Gadis itu pun menguncir rambutnya tinggi ke atas hingga seperti ekor kuda. Lalu menggunakan make up tipis dan lipstik berwarna peach di bibir nya itu. Dia terlihat sangat cantik dan menawan.

Setelah selesai, Dira pun keluar dari kamarnya berjalan menuju ruang makan. Karena ini sudah memasuki jam makan malam. Perutnya pun sudah keroncongan dari tadi.

Aditya begitu terpesona saat melihat gadis itu menuruni anak tangga yg ada di rumahnya. Dengan dress berwarna putih itu, Dira seperti seorang malaikat yg baru saja turun dari khayangan di mata Aditya. Alvian yg juga melihat Dira pun begitu terkesiap. Dia tidak menyangka, gadis itu akan secantik itu dengan baju yg di pilihnya tadi.

" Selamat malam. Kak Adit sudah pulang?. Maaf tadi aku keenakan tidur. Jadi gk tau waktu deh." tutur Dira dengan senyum sejuta watt itu.

Aditya pun langsung memegangi dadanya yg berdebar begitu kencang. Wajah nya pun berubah menjadi hangat saat melihat Dira. Gadis itu pun melihat perubahan wajah Aditya.

" Kak Adit demam?. Kok wajahnya merah?." tanya Dira seraya mendekat dan menyentuh dahi Aditya dengan punggung tangannya untuk mengecek suhu tubuh lelaki itu.

Aditya pun salah tingkah saat melihat apa yg di lakukan gadis itu.

" A .. Aku baik - baik saja. Ayo kita makan. Aku sudah lapar." seru Aditya langsung nyelonong menuju ruang makan dengan wajah tersipu nya.

Alvian hanya tersenyum melihat tingkah boss nya itu. Alvian turut senang dengan perubahan sikap boss nya sejak kedatangan gadis itu.

Mereka bertiga pun duduk di meja makan dan menikmati hidangan yg ada disana.

" Waahh lobster." seru Dira senang.

Aditya dan Alvian pun hanya memandang Dira dengan tatapan heran.

" He he he. Maaf. Aku belum pernah makan lobster. Jadi nya norak begini." ujar Dira sedikit malu.

" Benarkah?. Habiskan kalau begitu." seru Aditya. Dira pun girang dlsaat mendengar itu. Tanpa pikir panjang, gadis itu pun makan dengan sangat lahap tanpa menoleh siapa pun yg ada disana.

Aditya dan Alvian hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan gadis itu. Di sela - sela nya makan, Dira pun teringat akan sesuatu. Yaitu keinginan nya dia pulang. Dia tak mau merepotkan orang yg ada disana lama - lama.

" Eeeehhhmmm Kak Adit, aku ingin pulang ke tempat kos ku." seru Dira tiba - tiba.

Aditya yg tengah makan itu pun menghentikan aksinya. Alvian memandang wajah tuannya yg langsung berubah tidak bersahabat.

" Aku tidak ingin merepotkan kak Adit lama - lama kalau aku tinggal disini. Terima kasih atas semua bantuan kak Adit dan semua orang yg ada di rumah ini. Aku tidak akan melupakan kebaikan kalian semua. Aku juga tidak akan melakukan hal bodoh seperti kemarin lagi. Aku janji kak!!." jelas Dira.

Aditya hanya diam mendengar ucapan Dira. Entah mengapa dia sangat tidak suka saat mendengar Dira akan pergi dari rumah ini.

" Lalu kamu mau menghidupi kebutuhanmu dengan apa?." tanya Alvian.

" Heemmm .. Aku akan mencari pekerjaan lagi. Aku akan semangat dan lebih giat lagi." jelas Dira.

" Kapan kamu mau kembali?." tanya Aditya.

" Malam ini. Setelah makan malam ini. Aku akan pulang." jawab Dira.

Aditya menatap wajah Dira lekat - lekat.

' Secepat itu kah mimpi indah ini berakhir?.' gumam Aditya kecewa.

" Baiklah kalau itu keputusan mu." ujar Aditya lalu beranjak dari duduknya dan menyudahi acara makan malamnya itu.

Dira hanya diam dan melihat tubuh Aditya yg pergi meninggalkan nya di meja makan bersama Alvian.

Alvian yg mengetahui perubahan sikap tuannya pun beranjak menyusul tuannya tadi. Dira pun masih duduk di meja makan itu sendirian.

" Kenapa mereka pergi?. Padahal makanan mereka masih banyak. Apa aku tadi salah bicara ya?. Tapi sepertinya tidak ada yg salah dengan ucapanku. Aahh bodoh aahh. Yang penting akau makan saja. Kapan lagi aku bisa makan se enak ini." tukas Dira lalu kembali menghabiskan makanan nya hingga tak tersisa.