webnovel

Dragon Reincarnation

Tanpa Tubuh, tanpa nama, hanya dengan keinginan bertahan dalam kegelapan. Aku berhasil hidup kembali sebagai naga. Ada banyak hal di luar sana yang di luar ekspetasiku. Dengan berdiri diatas hanya akulah yang dapat menyelesaikan konfilk antar ras. Keberadaaanku sudah di takdirkan untuk menjadi raja mereka. Namun tujuanku tak pernah sebesar itu. Aku hanya ingin bahagai di kehidupan yang baru ini. Akulah sang Naga dari pulau terpencil

Felus29 · Fantasy
Not enough ratings
2 Chs

Ch 2 : Pelatihan di labirin

Untuk pertama kalinya setelah ribuan tahun aku menikmati rasanya tidur tanpa takut ditelan oleh kegelapan lagi. Waktu itu aku bermimpi tentang masa masa indah kenangan masa lalu kehidupanku yang dulu.

Aku berlari di pagi hari dengan tawa dan semangat mengejar seseorang yang sangat kurindukan. Di hari yang indah kelopak bunga berterbangan di tiup angin, menghiasi langit. Lalu mimpi itu berakhir saat bola api membakar langit.

Hahh~

Mimpi buruk setelah mimpi indah, sangat menyesakkan. Namun aku tidak terlarut dalam mimpiku. Aku bangkit dan menatap kedepan.

Ada batu dan batu di mana mana, yang harus ku lewati untuk dapat keluar dari gua ini.

Kejutan baru bagiku setelah bangun dari tidur adalah tentang tubuhku. Entah bagaimana aku merasa aku sudah tumbuh, aku merasa sudut pandangku saat ini lebih tinggi dari pada sebelumnya.

Dan betul! setelah kulihat bayanganku di tembok cermin. Di sana ada naga kecil yang berdiri dengan dua kaki dengan ekor ramping serta bagian baru yang baru tumbuh, yakni 4 benjolan tanduk kecil di kepala dekat lubang telinga.

"Ah ..."

Aku terkejut menyadari bahwa tubuhku sudah berubah padahal umur biologisku belum satu hari.

Apa jangan-jangan ini karena kelereng-kelerang bercahaya itu?

Walau saat itu aku belum tau, tapi asumsiku sudah 100 persen benar.

Lalu satu hal lagi yang terlambat aku sadari. Tidak ada cahaya di ruangan ini, namun aku dapat melihat dengan jelas. Tampaknya ada perubahan yang terjadi dengan mataku. Apakah ini sejenis dengan mata kucing yang dapat melihat dalam gelap?

Dan bukan hanya dapat melihat dalam kegelapan, aku sepertinya juga dapat melihat sumber panas, penglihatan tembus pandang, serta beberapa hal yang tak ku mengerti. Pendengaranku juga sepertinya menjadi sangat tajam. Aku tidak tau apa yang terjadi dengan indraku yang lain tapi tampaknya ada beberapa perkembangan.

Tampaknya ada beberapa perubahan pada tubuhku setelah berkembang melewati bayi naga. Beberapa yang tidak kusadari saat ini mungkin akan kutemukan nanti saat aku sudah dapat melihat matahari.

"Langit-langit yang tadinya jauh jadi terasa lebih dekat."

Aku pun memanjat ke atas dengan mudah dan melanjutkan apa yang sebelumnya kurencanakan. Keluar dari gua yang sempit ini.

"Aah... disini!"

Sekarang dengan mataku, aku dapat menemukan jalan tersembunyi di balik dinding-dinding batu. Ada rongga-rongga di sana di balik batu-batu ini. Tampaknya ada satu rongga yang menuju ke atas. Lubang kecil yang tampaknya pas dengan tubuhku itu mengarah ke atas, ke permukaan.

Kuhancurkan batu dengan tinjuku, memasuki lubang dan memanjat ke atas. Kulakukan itu berulang-ulang, menembus semua dinding batu, berlari, mendaki, ke atas.

Semakin lama aku melakukan ini, ketangkasanku semakin meningkat, kecepatanku menembus dinding dan berlari sama dengen kecepatan pelari tercepat yang berlari menembus dinding kertas.

Setelah 1 hari penuh aku melakukan ini, akhirnya aku sampai di tempat yang berbeda. Ruangan itu masih berdinding batu tapi sudah bukan tampak seperti gua lagi. Lebih mirip terowongan, atau gorong-gorong saluran air.

Kelainannya bukan hanya sampai disitu. Ada sesuatu yang menutupi seluruh dinding. Saat aku menyentuhnya aku merasakan struktur yang familiar tersebut. Itu adalah benang, dan benang-benang itu tampaknya dijahit ke dinding untuk menutupi permukaan dinding.

Memang tidak masuk akal tapi itulah yang kulihat.

"Layaknya benang yang dijahit pada sepatu, kali ini dijahit pada dinding batu dan menutupi tiap incinya dengan pola jaring."

Aku pun segera menyesal setelah mencoba untuk menghancurkannya. Pukulanku yang sebelumnya menghancurkan batu yang sangat besar dan tebal, kini dipantulkan oleh benang itu. Dampak pantulan tersebut menghempaskanku ke dinding di belakangku lalu memantulkan tubuhku kembali jatuh ke lantai.

"Aahh..."

Ini adalah pertama kalinya aku merasakan sakit dengan tubuh yang sangat kuat ini.

Ditambah efek lelah karena sudah bekerja keras selama satu hari penuh, sekarang aku merasa sulit untuk berdiri. Mataku terasa berat, perlahan rasa lelah membuatku mengantuk, lalu aku pun tertidur di tempat asing dengan semua misterinya.

**

Setelah berjalan kesana kemari dapat kusimpulkan tempat ini adalah labirin. Labirin dengan ruang menyerupai bagian dalam pipa dan dinding yang tak bisa dihancurkan yang dapat memantulkan apa pun yang menyerangnya. Labirin ini adalah penjara untuk seorang yang menyebalkan.

Awalnya aku menganggapnya mudah, tapi setelah tersesat berkali kali aku menyerah, aku bingung, aku tak menemukan jalan keluar. Dengan menandai lantai yang ku lobangi sebagai titik start aku berjalan menyusuri labirin.

Namun pada akhirnya, setelah berjalan berhari-hari yang ku temui di akhir adalah lantai yang kulubangi sebelumnya. Meski dengan mata ku yang hebat, yang dapat melihat tembus pandang sampai ke sisi lain labirin, aku hanya melihat lorong lain yang akhirnya kuikuti dan tersesat.

Aku sudah mengulangnya sebanyak 5 kali dan tetap saja, aku kembali ke titik awal. Rasanya aku berjalan memutar-mutar saja selama sebulan ini.

Ya, sudah sebulan aku di labirin tapi belum juga menemukan jalan keluar. Mungkin labirin ini memang di buat tidak memiliki jalan keluar, karena aku masuk ke dalamnya bukan lewat pintu masuk tapi lewat lubang dari lantai.

Dari semua hal aneh ada satu hal yang sangat aneh menurutku.

"Aku bisa bertahan tanpa memakan apa pun selama sebulan?"

Bukan berarti aku tak merasa lapar selama ini, aku juga merasakannya bersama dengan rasa lelahku. Aku tertidur berkali-kali karena perasaan lemah tersebut, dan aku merasa bugar setiap bangun tidur tak lagi merasa lelah atau pun lapar.

Aku lapar dan aku tidur, lalu aku tak lagi lapar setelah bangun. Bagaimana mungkin aku bisa kenyang padahal yang kulakukan hanya tidur?

Apa aku ada makan sesuatu saat tidur atau dalam tidurku. Aku yakin tidak sama sekali!

Lalu apa yang membuatku bisa kenyang begitu saja?

Sepertinya aku tidak bisa mendapatkan jawaban untuk pertanyaanku saat ini. Aku harus keluar dulu dari labirin sialan ini dan mencari jawaban di luar sana.

Nah, apa mungkin ada naga lain di luar sana tempat aku bisa bertanya segala hal tentang naga?

Hmm... itu membuatku penasaran dunia seperti apa di permukaan tanah sana.

Apakah ini dunia lain dimana naga terbang dan menguasai langit?

Apakah Naga di dewakan oleh manusia? atau musuh besar umat manusia?

Disegala jenis cerita naga adalah mahluk mitos terkuat sebanding dewa. Lalu apa yang akan seekor naga lakukan jika mereka terjebak di labirin? seperti aku contohnya. Apa yang akan mereka lakukan jika di posisiku?

Semua pertanyaan itu membuatku sangat mengantuk dan tertidur. Cukup lelap untuk mengisi kembali tenagaku, energiku. Lalu terpikirkan olehku begitu saja ketika aku bangun.

"Energi..."

Aku bisa kenyang hanya dengan tidur tanpa makan. Tidur mengisi kembali tenaga dan staminaku, tapi apa hanya itu? karena aku adalah naga bukan manusia, aku tak bisa selamanya berpikir layaknya manusia aku juga harus berpikir sebagai naga!

Bukan hanya staminaku yang terisi kembali tapi juga energi. Energi yang membuatku merasa lapar saat berkurang dan kenyang saat terisi.

Pertama kali aku merasakan lapar dan kenyang adalah saat memakan cangkang telur dan batu kelereng bercahaya itu. Memang tidak normal untuk memakan batu, tapi aku merasa sangat kenyang setelah memakannya.

Yang berarti kelereng bercahaya itu adalah kumpulan energi yang dipadatkan. Memakan batu kelereng cahaya itu, mungkin sama seperti makan besar bagi tubuh manusia.

Tubuh naga memang penuh misteri dan keajaiban. Aku hanya perlu tidur dan mengisi kembali stamina dan energi di dalam tubuhku untuk bertahan hidup. Kira-kira apa lagi keajaiban yang tubuh ku miliki.

"Yah, apa aku juga bisa menyemburkan api dari mulutku seperti naga-naga dalam cerita? Haha…"

Api…

Tunggu, kenapa itu tidak pernah terpikirkan olehku. Aku sekarang naga, seharusnya aku juga bisa menyemburkan api. Dan dengan api, mungkin aku bisa membakar benang-benang itu!

Aku harus mencobanya!

Kubuka mulutku lebar-lebar lalu kuusahakan untuk memancing perasaan itu. Rasa meludah, rasa muntah, kubayangkan sedemikian rupa untuk memuntahkan api dari mulutku.

"Gaaghh…"

"Haaghh…"

"Waahhghgh…"

Pertama dan kedua aku gagal, lalu di percobaan ke tiga leherku terasa panas dan api kecil sebesar api korek api meletup di atas lidahku. Setelah itu mulutku panas tapi tidak ada perasaan terbakar, seperti baru saja meminum air hangat yang menyegarkan.

"hah hah hah… aku bisa, aku berhasil."

Tapi ini baru permulaan, aku harus melatihnya terus sampai aku dapat menyemburkan api yang cukup besar dan panas untuk membakar apa pun yang ingin ku bakar.

Aku pun menetep di labirin untuk melatih nafas apiku, dengan rutinitas latihan dan tidur setiap hari. Tanpa ku sadari sudah 2 bulan aku di labirin. 2 bulan ini aku bukan hanya melatih nafas apiku, tapi juga kebugaran tubuhku. Meskipun pukulanku sudah kuat sedari awal, mungkin saja itu masih sama dengan pukulan bayi dalam akal sehat naga.

Aku berpikir dalam akal sehat manusia selama ini, karena aku sekarang adalah naga aku harus berpikir layaknya naga. Jika menaklukan labirin ini saja aku tak bisa, aku tak kan bisa meneruskan kehidupanku jika saja ada cobaan yang lebih berat dari ini. Aku tak bisa meremehkan dunia baru yang kutinggali ini.

Untuk itu, aku harus bersiap-siap sebelum menghadapi dunia ini.

Tidak cukup 2 bulan aku terus berlatih sampai 3 bulan. Sekarang, aku sudah bisa mengontrol nafas api ku dengan cukup baik. Dalam latihanku, aku sudah membakar semua benang jaring yang menutupi dinding. Aku berlari di labirin sambil menghembuskan api terus menerus sampai aku kelelahan dan tertidur.

"Waktunya untuk keluar."

Penglihatan tembus pandangku, sekarang sudah naik sedikit sampai aku dapat melihat jalan tersembunyi di balik labirin ini.

"Baiklah…"

Par!

Dengan pukulan ringan kuhancurkan dinding batu, menuju jalan yang lurus menanjak ke atas. Langkahku berat bersiap untuk menghadapi tantangan apa pun yang akan datang selanjutnya.

Seharusnya begitu, aku berharap akan ada tantangan yang lebih keras untuk menguji kekuatan di tubuh baruku. Kupikir akan ada batu yang lebih keras, tembok besi yang harus kulelehkan atau lahar panas yang akan menjadi bak mandiku. Khayalanku yang sudah sangat tinggi yang menantikan tantangan ekstream.

"Aku sudah sangat lama menunggumu! Nak!"

Saat ini dihadapkan dengan seorang gadis kecil yang bersikap dewasa.

"…"

Yang mulai merentangkan tangannya seperti ingin memelukku dan tersenyum di wajahnya yang imut. Dan berkata…

"Ucapkan salam pada mamamu!..."

Hah???

Pikiranku Blank.

***