Juna's Pove
"sepertinya dia kelelahan" gumam ku dalam hati melihat gadis mungil yang tertidur di sebelah ku tanpa sadar aku tersenyum melihat nya.
"ahh.. apa-apaan ini" ucap ku lagi menyadarkan diri, kemudian fikiran ku kembali tertuju dengan pria yang tadi hampir menodai raina. Siapa pria itu? Apa yang dia inginkan? Kenapa dia melakukan itu kepada raina? Pertanyaan itu terus bertubi-tubi mengacaukan fikiran ku.
Sesampainya di depan rumah raina, ku lihat dia masih tertidur dengan lelap dan aku tidak ingin membangunkan nya. Kemudian aku merogoh ponsel ku di dalam saku ada hal yang harus aku pastikan.
Wanita itu bergerak dan terjaga dari tidurnya
"ahh.. maaf Sir saya ketiduran" ujar nya sambil mengelap-ngelap pipinya lagi-lagi aku tertawa kecil melihat tingkahnya.
Kemudian dia melepaskan sabuk nya dan membuka pintu
"terimakasih Sir, dan maaf sudah merepotkan anda" ujar nya dengan sopan
"it's okey tidak apa-apa" ujar ku sambil mengangguk dan mulai melajukan mobil ku
Rara's pove
Ponsel ku berdering dan kulihat ada 9 panggilan tidak terjawab ternyata Yasmin. sepertinya dia sudah mendengar tentang ku dari Austin.
"halo Jes" jawab ku
" Raina ! kau dimana? Apa yang terjadi? Kenapa kau tiba-tiba mendadak pulang? Tanya nya dengan bertubi-tubi
"hahhhh kau hampir sama cerewet nya seperti nenek-nenek ya?" goda ku sambil tertawa kecil
"aku lagi tidak mood bercanda Raina maxwell" ujar nya dengan nada serius
"baiklah nyonya Yasmin Hawkins" ujar ku menurut sambil tidak bisa menahan tawa
"aku tidak apa-apa hanya sedikit tidak enak badan, aku baik-baik saja kau nikmatilah malam mu good night babby" ujar ku meyakinkan dan mematikan telfon nya.
aku membuka pintu dengan perlahan-lahan dan menjinjit hampir tidak bersuara karena tidak ingin membangunkan mama, jika mama tau aku pulang lebih awal pasti dia akan bertanya apa yang terjadi Terlebih aku tidak bisa berbohong kalau sama mama dan aku tidak ingin membuat nya cemas mendengar apa yang baru saja menimpa ku. Aku menaiki tangga dengan sangat pelan dan membuka pintu kamar ku kemudian menutup nya dengan perlahan lagi.
Aku merebahkan tubuh ku di kasur kemudian bayangan wajah lelaki itu muncul lagi di fikiran ku, aku sangat takut. Siapa lelaki itu? tanya ku dalam hati. Kemudian aku teringat lagi Sir Juna yang telah menolong ku andai saja dia tidak datang tepat waktu aku tidak tau apa yang akan terjadi selanjutnya.
Ahh iya aku juga lupa mengucapkan terimakasih, bodoh nya kau raina! ujar ku sambil memukul kepala ku lagi entah berapa kali dalam sehari ini aku memukul kepala ku. Bisa-bisanya aku sampai lupa mengucapkan terimakasih kepada orang yang telah menolong ku.
Apa aku kirim pesan saja ya? Ah tidak-tidak itu tidak sopan
Bagaimana kalau telfon saja? Ah jangan-jangan aku tidak berani
Atau traktir dia makan? No no no itu terlalu intens ujar ku sambil menggeleng-gelengkan kepala. Lalu bagaimana agar aku bisa mengucapkan terimakasih? Rengek ku.
Atau aku buatkan bekal dan tinggalkan di meja nya saja ya? Ide bagus! Ucap ku sumringah
Kemudian aku berjalan menuju kamar mandi dan membersihkan tubuh ku. Setelah selesai aku mematikan lampu kamar dan bersiap untuk tidur.
"selamat pagi ma" ujar ku memeluk mama dari belakang yang tengah asik membuatkan sarapan untuk kami.
"selamat pagi honey" balas mama dan menoleh ke arah ku kemudian mengecup kening ku.
"bagaimana? Semalam menyenangkan? Tanya mama lagi
"eung, tentu ma" balas ku singkat dan berusaha mengatur ekspresi ku
Kemudian aku berlalu menuju kulkas dan mengeluarkan beberapa bahan untuk membuat sandwich
"kau mau masak apa ? "tanya mama heran karena aku hampir tidak pernah ke dapur kecuali untuk makan hehe
"aku ingin membuatkan seseorang bekal ma" ujar ku sambil mengolah bahan-bahan tersebut
"siapa? Pacar?" tanya mama menggoda ku
"bukan ma"
"seseorang yang sudah membantu ku" jawab ku sambil tersenyum
"baiklah lakukan sesuka mu honey, mama pergi ke arisan dulu ya sayang" ujar mama lagi sambil megecup kening ku kemudian bergegas pergi
"hati-hati ma" jawab ku yang masih asik membuat sandwich
"taraaaaa.. jadi deh" ucap ku puas melihat dua bekal yang sudah tertata rapi di dalam kotak makan. Satu untuk Yasmin dan satu lagi Untuk Sir Juna gumam ku. Setelah selesai aku melepas kan celemek kemudian bergegas ke kamar mandi untuk mandi kulihat jam menunjukkan pukul 9 AM, untung saja hari ini kami hanya ada kelas siang jadi aku masih punya banyak waktu.
Setelah selesai aku mengeluarkan mobil ku dari garasi dan meletakkan bekal nya di samping ku kemudian aku berangkat ke kampus.
Sesampai di kampus aku berusaha mengendap-endap menuju ke ruangan nya Sir Juna. Jangan sampai ada yang melihat batin ku, terlebih jangan sampai Yasmin mengetahui ini dia bisa teriak histeris jika melihatnya. Aku tidk ingin ada yang salah paham toh ini hanya sebagai ucapan terimakasih ucap ku menenangkan.
Ahh itu dia ruangan nya mata ku tertuju ke ruangan yang berada paling ujung ku lihat ada papan yang bertuliskan nama Juna sudah pasti itu ruangan nya batin ku dalam hati. Aku pun menuju ruangan nya ku lihat tidak ada orang di dalam, situasi yang tepat ujar ku riang. Aku meletakkan bekal di atas meja dengan sangat pelan saat aku membalikkan diri betapa terkejut nya ku lihat seorang pria sedang berdiri sambil menyilangkan tangan nya membut aku terperanjat kaget.
"Sir" ujar ku kaget
"sedang apa kau?" tanya nya heran
Tangan ku berusaha mengambil bekal dan menyembunyikan nya di belakang tubuh ku, tetapi Juna langsung merampas nya
"apa ini?"
"ah anu, itu" jawab ku terbata-bata
Juna hanya tersenyum smirik
"jangan salah paham itu hanya sebagai tanda ucapan terimakasih ku karna anda telah menolong saya semalam" ujar ku membela diri
Juna membuka bekal nya dan mulai mencicipi nya
"enak" ucap nya lagi
"terimakasih " ujar ku dan ingin undur diri
"mau kemana?" tanya nya lagi
"saya mau ke kelas sir" jawab ku
"masih ada setengah jam lagi sebelum kelas"
"temani saya sampai sandwich ini habis"
"lagi pula saya juga harus mengembalikan kotak makan ini bukan?" ujar nya
"ah iya sir" ujar ku membenarkan perkataan nya
Aku pun duduk di depan nya dan melihat nya makan dengan lahap. Sambil menunggu nya makan aku bertanya satu hal yang membuat ku penasaran dari tadi malam
"Sir bagaimana anda bisa mengetahui rumah saya dengan pasti?" tanya ku heran
Juna langsung memberhentikan makan nya kemudian dia terdiam
"aahh itu, sebelum nya saat anda tertidur saya mencari alamat anda di biodata mahasiswa pada portal kampus" ujar nya tersenyum dan mengangguk-angguk
"Ah iya" gumam ku membenarkan. dia kan dosen pasti bisa mengakses data mahasiswa nya, bodohnya aku tidak terfikir ke sana.
AYO KITA SIMBIOSIS MUTUALISME, SALING MENGUNTUNGKAN SATU SAMA LAIN DENGAN LIKE N KOMEN YANG MEMBANGUN JUGA PERLU!
To be continue