Rara's pove
Aku membuka pesan yang masuk di layar ponsel ku, ketika ku lihat di layar tertera nama Juna jantung ku berdesir aku meneguk ludah dan membasahi tenggorokan ku yang kering.
Dengan perlahan jempol ku membuka pesan text itu
"kau ada waktu? Bisa kita bertemu? Ada hal yang ingin aku jelaskan aku tunggu di cafe cour" tubuh ku bergetar membaca text yang di kirimkan oleh Juna ia yang tidak pernah menhubungi ku tiba-tiba ingin menjelaskan sesuatu
"apa yang ingin di jelaskan?" aku meraih coat pastel ku yang tergantung di stand hanger dan bergegas pergi ke cafe cour
Sesampai nya di sana aku mengedar kan pandangan ke setiap sudut cafe tetapi aku tidak menemukan sosok Juna
"apa aku yang kecepatan?" desah ku. Aku melepaskan coat ku yang masih menempal di badan dan menggantung kan nya di punggung kursi.
"hemmmm cantik nya" lirih ku ketika melihat hiasan bunga yang berdiri indah di atas meja tidak ingin melewatkan momen indah itu segera aku meraih ponsel ku dan mengambil beberapa foto bunga itu
Aku mengembangkan senyum riang karena berhasil mendapat beberapa foto bunga yang begitu indah yang nanti akan aku upload memenuhi media sosial ku.
Aku mengernyitkan dahi dan mulai jenuh menunggu,aku kira dia seharusnya sudah tiba dari tadi tapi kenapa tidak kunjung datang. Berkali- kali aku melirik ke jam tangan hitam kecil brand dari casio yang melingkar di tangan kecil ku. Jam klasik pilihan papa sebagai hadiah ulang tahun ku yang ke-20 lalu dan ini merupakan salah satu jam favorit yang biasa aku kenakan.
Aku mencoba menelfon nomor Juna berkali-kali tetapi tidak di angkat "apa dia sedang di jalan?"
Tiba-tiba seorang wanita dengan perawakan tinggi, berparas cantik, rambut curly hitam dan memakai dress mini dengan bibir sangat tipis yang mampu memikat gairah pria jika memperhatikan bibirnya. Dan rahang nya cukup tegas menunjukkan seperti nya dia seorang wanita yang berwibawa dan angkuh. aku mngernyitkan pandangan ku seolah sedang memastikan siapa perempuan ini. dia menatap ku dan melemparkan senyum masam nya. Aku bingung harus menanggapi seperti apa senyuman nya itu. Senyuman nya sungguh tidak ikhlas.
Mata ku menatap wajah nya dia menarik kursi dan duduk di depan ku "ternyata ini kekasih Juna"
"siapa kau?" tanya ku dengan perasaan was-was
Dengan ekpresi datar dia tidak menjawab pertanyaan ku " tinggalkan Juna, kau harus putus dengan nya"
Mata ku membuka lebar " apa maksud mu? dimana Juna? Apa terjadi sesuatu dengannya?" aku menatap dalam ke matanya.
"ternyata kau tipe wanita yang mengejar pria hingga ke ujung dunia ya, biar ku beri tahu sebuah fakta yang mungkin akan membuat mu sadar. Aku tengah menganddung anak Juna Parker. Keturunan keluarga Parker. Dan kami akan segera menikah"
Mata ku terbelalak, jantung ku nyaris berhenti tubuh ku gemetar "apa benar yang barusan wanita ini katakan?"
"jadi ku peringatkan tinggalkan Juna dan jangan menganggu kami lagi"
"aku yakin kau wanita terhromat yang tidak akan mengejar lelaki milik orang lain " ujar nya kemudian melongos pergi meninggalkan ku. Aku masih tercengang mendengar hal yang baru saja ia sampaikan . tubuh ku terhuyung seperti kehilangan kesadaran aku yang hendak berdiri terjatuh lagi di kursi, badan ku lemas, napas ku sesak hati ku sakit, sangat sakit rasanya seperti ada yang menghujam berkali-kali ke hati ku. "huuuuhhh..huuuhh" aku berusaha mengatur napas ku dan memukul –mukul pelan jantung ku agar kembali bekerja.
Yasmin's pove
"rainaaa...." teriak teriak ku dan langsung membuka pintu kamar nya tanpa aba-aba
Ketika aku masuk dan melihat raina yang hanya terdiam murung dan meringkuk di atas tempat tidur nya membuat senyum ku yang mulanya nya mengembang kini perlahan susut mendapati keadaan Raina
"raina?" lirih ku dan membelai rambut Raina "apa yang terjadi?"
"Jes" desah nya menatap dalam mata ku, mata besar indah yang berwarna coklat itu mulai berkaca-kaca, air mata mulai keluar melewati bulu mata nya yang panjang. Aku mengusap-usap punggung tangan nya "ayo ceritakan heemm?" pinta ku agar dia menceritakan hal yang membuat dia merasa sakit seperti ini.
Raina mulai membuka bibir nya dan bercerita hal yang ia alami kemarin, mata ku melotot terkejut mendengar cerita nya " ya tuhan" desahku prihatin dan mengusap-usap pundak nya.
"bagaimana bisa dia melakukan itu terhadap mu"
"Juna brengsek!"
"laki-laki jahat"
"tak punya hati!"
Maki ku dengan amarah, dada ku sakit dan terasa sesak bahkan aku hanya sebagai seorng teman merasakan sensasi sakit yang luar biasa ini aku bahkan sangat mengkhwatirkan raina bagaimana bisa dia melewti ini.
"hhuuuhhhhh..." aku menarik napas dalam-dalam sampai rongga dada ku mengembang dan dengan paksa ku keluarkan lagi benar-benar terasa sesak di dada. Aku berdiri dan berencana mengambil air minum untuk Raina ku kira dia butuh sesuatu yang menenangkan untuk saat ini
"apakah kau ingin minum Ra?" kataku dengan berusaha berbicara selembut mungkin padanya hatinya saat ini sangat terluka pasti ia akan sangat sensitif dan aku tidak ingin melakukan kesalahan.
Raina hanya menggeram dan mengangguk frustasi, aku berdiri dari ranjang nya telapak kaki ku meraih sendal di bawah tempat tidur dan berjalan ke dapur untuk mengambil minum.
Aku mnegulurkan gelas air itu kepada Raina ia mendongak dan meraih gelas dari tangan ku. Ia meneguk nya dengan deras "terimakasih Jes" erang nya dan meletakkan gelas itu ke buffet di samping ranjang nya.
"apakah kau butuh sesuatu lagi?"
Ia hanya menggeleng "aku baik-baik saja jes" lalu berbaring membelakangi ku
Aku menarik selimut menutupi tubuh Raina yang berbaring meringkuk di tempat tidur
"aku tau kau sedang tidak baik-baik saja Raina" batin ku dalam hati. Dengan langkah perlahan aku keluar dari kamar nya dan menutup pintu nya dengan sangat hati-hati.
Author pove
"rasanya tidak enak?" ujar Austin yang dar tadi melihat Raina hanya memutar-mutar garpunya di atas pasta itu
"tidak" jawab Raina lalu mendongak ke arah Austin dengan sedikit tersenyum
"aku mengajak mu kesini karena Yasmin bilang kau tak mau makan"
"kau ingin ke tempat lain? Biasanya kau sangat suka pasta" ujar Austin menawarkan pilihan agar Raina merasa nyaman
Raina tersenyum kecil "benar aku suka" lalu kembali memakan pasta nya
Austin masih memerhatikan Raina "ada hal yang kau cemaskan?"
"ceritakan kepada ku, mungkin saja aku bisa memberi saran"
AYO KITA SIMBIOSIS MUTUALISME, SALING MENGUNTUNGKAN SATU SAMA LAIN DENGAN LIKE N KOMEN YANG MEMBANGUN JUGA PERLU!