webnovel

Dosen Tampan itu Suamiku

Dari sekian banyak wanita yang menginginkan menjadi istri dari dosen tampan itu, aku lah yang menjadi istrinya. Menjadi wanita yang beruntung itu, Ini cerita suami dosenku yang cuek-cuek tapi bucin setengah mati padaku. Walaupun begitu, bukankah setiap perjalanan cinta seseorang pasti lah berbeda. Mereka sama seperti pasangan yang lainnya, masalah demi masalah datang bertubi-tubi dan mereka mampu untuk menghadapinya. Ini kisah dosen dan mahasiswinya, semoga suka. Lets read gaess.

Uniyeppeo · Urban
Not enough ratings
301 Chs

20

Hari pernikahan mereka yang tinggal seminggu lagi tentu juna telah mempersiapkan kan semuanya dengan matang.

Dan hari ini jadwal mereka untuk melakukan fitting baju pengantin.

"Bagaimana?" Tanya Raina yang keluar dari kamar ganti menggunakan gaun pengantin putih pilihan nya.

Juna menatap Raina dengan menaikkan sebelah alisnya kemudian menggeleng.

Juna pergi meminta kepada pelayan butik untuk memberikan gaun terbaik yang mereka miliki.

"Aku ingin menjadikan pernikahan esok hari terbaik dalam hidup mu" ujar juna tersenyum menatap Raina

Raina di bawa oleh pelayan ke ruang ganti. Selang beberapa menit Raina membuka tirai ruang ganti menggunakan gaun pengantin berwarna putih dan dada,punggung yang terekpos dengan rambut yang di sanggul asal-asalan kemudian melangkah mendekati juna yang sedari tadi duduk sambil memainkan ponsel nya.

Juna dengan perlahan melihat dari ujung kaki hingga kepala dengan tatapan takjub melihat wanita yang berdiri di depan nya.

"Cantik, aku suka" Ucap nya dan berdiri dari duduk nya

Kemudian merangkul pinggang Raina dan menarik nya hingga ke pelukan nya.

"JUNA!" Ujar Raina marah dengan nada berbisik

"Hahhah baiklah-baiklah" juna terkekeh karena berhasil menggoda Raina.

Setelah selesai melakukan fitting baju juna mengajak raina makan malam sebelum mereka pulang.

"Kenapa sangat sepi sekali?dan tidak ada tamu satu orang pun." Tanya Raina yang dari tadi melirik kesana kemari dan tidak melihat satu meja pun yang ada terisi.

Juna hanya diam dan tersenyum kemudian menarik kursi mempersilakan Raina duduk.

Raina menatap juna dan menyipitkan kan matanya seolah sedang mengintrogasi juna dengan tatapanya.

"Pasti ini ulah juna" ujar Raina dalam hatinya.

"Benar, apa yang ada di fikiran mu itu benar" ucap juna menenggak wine yang tertata rapi di meja mereka.

"Bagaimana dia bisa membaca pikiran ku" gumam raina kebingungan

Juna terkekeh melihat tingkah Raina yang sangat menggemaskan itu.

Ia tidak mengambil pusing apa yang sedang raina fikirkan. Ia mengambil pisau dan garpu kemudian sibuk memotong steak salmon yang terlihat sangat lezat di atas meja mereka. Kemudian memberikan nya kepada raina. Raina menyantap steak lezat itu dengan sangat anggun, bahkan ketika makan saja dia terlihat sangat cantik pantas saja juna sampai tergila-gila kepadanya.

Setelah selesai makan malam juna mengantar raina pulang kerumah nya dan berpisah di sana.

Juna kembali ke apartement nya dan melepaskan dasi lalu menjatuhkan diri nya ke sofa.

Baru saja ia hendak bergerak pergi menuju kamar mandi tiba-tiba bel apartement nya berbunyi.

"Siapa?" Tanya Juna heran ia pun mengurungkan niat nya untuk mandi dan pergi membukakan pintu.

"Aletta?"

"Eemmm..mmmm" berontak Juna karena mulut nya di bekap oleh dua orang pria yang tak di kenal kemudian ia tak sadarkan diri pengaruh bius dari sapu tangan yang di gunakan untuk menutup mulut nya.

**

Hari yang di tunggu pun tiba. Raina sudah berdandan sangat cantik menggunakan gaun pernikahan nya dan menunggu di ruang pengantin dengan perasaan yang sangat bahagia.

"Raina!!" Teriak yasmin yang baru saja tiba

"Jes" balas raina tersenyum dengan mata yang mulai berlinang

"Kau tampak begitu cantik beby"

"Benarkah?"

"Tentu, sangat cantik!" Puji Yasmin.

"Tapi dimana juna?" Tanya Yasmin

"Sepertinya sebentar lagi" jawab raina kemudian mengambil ponsel nya dan menelfon juna

NOMOR YANG ANDA TUJU SEDANG TIDAK AKTIF ATAU BERADA DI LUAR JANGKAUAN.

"Dia tidak aktif?" Tanya yasmin heran.

Raina tidak menjawab pertanyaan yasmin, jantung nya mulai berdebar-debar tak tentu arah kemudian dia kembali menelfon juna

NOMOR YANG ANDA TUJU SEDANG TIDAK AKTIF ATAU BERADA DI LUAR JANGKAUAN.

raina menatap yasmin.

"Tunggu sebentar lagi mungkin dia sedang terjebak macet" ujar yasmin berusaha menenangkan. Raina berusaha tenang dan terus mencoba menelfon nomor juna.

Toookkk..tokkk...

"Masuk"

"Pengantin di persilahkan mempersiapkan diri karena sebentar lagi upacara akan di mulai"

"Baik"

Raina mulai gusar tak tentu arah karena juna tak kunjung tiba.

Yasmin membantu raina berdiri dan mengangkat gaun nya.

Para tamu sudah mulai berbisik melihat hanya pengantin wanita yang ada dan tidak melihat pengantin pria.

Raina mulai cemas dan mulai meneteskan air mata.

Mama nya berusaha menenangkan raina.

"Bagaimana? Apakah sudah bisa di mulai?" Tanya pendeta

Tetapi hanya mendapat jawaban gelengkan kepala dari MC.

2 jam berlalu juna tak kunjung datang tamu satu persatu mulai pergi meninggalkan tempat duduk nya.

Raina hanya duduk termenung sembari menggenggam bunga yang seharusnya akan ia lempar nanti.

Air mata jatuh di pelupuk mata raina tatapan nya kosong ia tidak memperdulikan ruangan yang mulai kosong. Pendeta mulai pamit pergi meninggalkan ruangan. "Hari pernikahan yang terbaik dalam hidup ku? Omong kosong!!!" Ia berdiri dari duduk nya dan melempar bunga itu sambil menginjak-injak nya.

Mama dan papa raina mendekatinya kemudian mengelus pundak raina

"Sabar nak "

Raina menatap mata mamanya kemudian menangis tersedu-sedu di pelukan mamanya.

"Dii... Diaa tidak datang ma" ujar raina terbata-bata karena menangis

Mamanya berusaha menenangkan raina

Yasmin melihat raina dari kejauhan dengan sedih dan ia berusaha menelfon juna tetapi ponsel nya tidak aktif

"Sialan!! Beraninya dia berbuat seperti ini dengan Rara" ujar yasmin dengan muka merah menahan amarah.

*

Seminggu berlalu setelah kejadian batalnya pernikahan raina. Raina masih mengurung diri di kamar nya dan tidak mau makan, bahkan ia tidak pernah datang ke kampus. Juna bak hilamg di telan bumi kabarnya juga tidak terdengar. Raina sudah berusaha mencari nya kesana kemari tapi tidak ketemu bahkan ia sudah mencari ke apartement juna dan tidak mendapati juna di sana.

"Kau harus makan ra" bujuk yasmin sambil mengayunkan sendok berisi nasi ke mulut raina tetapi Raina menolak

Badanya terlihat sangat kurus dan pucat. Matanya bengkak karena menangis berhari-hari.

Yasmin keluar dari kamar Raina membawa piring makan nya

"Bagaimana?" Tanya mama Raina membuat Yasmin hanya mengeleng.

"Brengsek!" ujar Raina ketika memandangi foto nya bersama Juna yang masih tersimpan di galeri ponsel nya.

Kemudian jari nya dengan lihai menghapus satu persatu foto itu hingga bersih tak bersisa. Ia berdiri dari tempat tidur nya kemudian mengambil foto nya bersama juna yang terbingkai cantik di atas buffet

Prannnngggg...!!! Bunyi pecahan kaca

Raina melempar foto itu ke lantai hinga pecah berkeping-keping kemudian ia menurunkan foto besar berukuran 20R yang terpajang di dinding kamar kemudian merobek robeknya

"Aaaaaaaaaa!!!!!!" Teriak raina sambil merobek-robek foto prewedding mereka itu.

"SIALAN! BRENGSEK! F*CK! KAU JAHAT SEKALI JUNA! AKU BERSUMPAH AKU TIDAK AKAN MEMAAFKANMU!" teriak Raina Kemudian ia menutup wajah nya dan menangis di sudut kamar

"Kenapa?"

"Kenapa kau tega padaku Juna, brengsekkk" Raina menjerit-jerit seperti orang yang hilang akal.

AYO KITA SIMBIOSIS MUTUALISME, SALING MENGUNTUNGKAN SATU SAMA LAIN DENGAN LIKE N KOMEN YANG MEMBANGUN JUGA PERLU!