webnovel

Tangisan Rara

Bab 184

Mobil yang dikemudikan Rangga masih melaju membelah padatnya jalan ibukota. Rara yang duduk di samping Rangga masih sering melihat ke arah Intan yang duduk di kursi belakangnya.

Intan berusaha bersikap santai meski diakuinya kalau degub jantungnya berdetak dengan kencang sejak bertemu dengan Rara tadi.

Jalanan sore itu sangat macet, apa lagi di beberapa bagian ada genangan air akibat hujan sejak subuh hingga pagi tadi. Sore itu pun mendung masih menggelayuti langit kota Jakarta.

"Macet, Pa?" tanya Rara membuka suara.

"Heem, parah ini sepertinya," jawab Rangga.

"Aku lapar, Pa."

Rara lapar dan perjalanan ke rumah masih sangat jauh. Intan melihat ke sekelilingnya, dia melihat ada gerai makanan cepat saji yang terkenal di depan mereka.

Mobil bergerak beberapa meter ke depan, lalu berhenti lagi. Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh suara menggelegar yang berasal dari langit yang semakin gelap.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com