Bab 207
Sinar matahari yang masuk melalui sela-sela dinding cottage membuat Intan terbangun. Dia membuka matanya perlahan lalu berusaha untuk duduk. Namun, pelukan Rangga di pinggangnya membuat Intan susah untuk bergerak.
Rangga masih nyenyak tidurnya. Dengkuran halusnya bahkan terdengar merdu di telinganya. Intan tahu jika Rangga sampai tidur dengan mendengkur itu karena tubuhnya sangat lelah.
"Pasti kamu kecapekan, ya, Mas. Makanya dengkurannya sampai terdengar. Habis kamu seperti orang yang sedang balas dendam sih tadi malam," kata Intan pelan.
Wajahnya menghangat bila mengingat pertempuran mereka malam tadi. Rangga sangat kuat dan bersemangat. Akibat harus berpuasa selama beberapa bulan membuat Rangga tak puas jika hanya satu ronde saja. Dia baru terkapar setelah bertempur sebanyak tiga ronde.
Itupun minta ronde tambahan setelah selesai salat subuh tadi. Makanya dia belum terbangun meski hari sudah siang.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com