webnovel

TETAP MENGUCAP SYUKUR

BENCI. Apa dengan kebencian kita bisa hidup damai didunia ini ? tapi mau memaafkan orang-orang yang berbuat jahat kepada kita itu tidaklah mudah untuk dilakukan ? berbicara memang mudah, membuat teori memang gampang tapi melaksanakannya pasti susah.

Sulit mau menerima kenyataan ini, saat orang yang begitu dekat dengan aku bahkan masih keluargaku sendiri dengan teganya berbuat jahat terhadapku, sampai-sampai aku masih tidak percaya atas apa yang mereka lakukan terhadapku, padahal selama hidup bersama denga mereka untuk melakukan suatu kesalahan apapun nyaris tidak pernah aku lakukan yang ada mereka hidup nyaman bersamaku, tinggal gratis, makan gratis, tidak perlu berkerja tapi selalu mendapatkan uang dariku, apapun yang menjadi kebutuhan mereka selalu terpenuhi namun apa balasan mareka ? mereka menyingkirkanku begitu saja dan mengusirku dari rumahku sendiri , aku sudah hidup dirumah itu hampir tujuh belas tahun lamanya, rumah yang dibangun dengan keringat dan air mata orang tuaku dengan mudah mereka mengambilnya dan menguasainya, kemanakah aku harus pergi karena cuma rumah itu yang jadi tempat persinggahanku, rumah yang mempunyai jutaan kenangan manis bersama ayah dan ibuku. Aku menangis sejadi-jadinya sambil mengutuki diri sendiri dengan segala kebodohan yang aku lakukan. TUHAN apa salahku ? apa yang membuat aku harus mengalami hal seperti ini, sudah cukup KAU ambil ayah dan ibuku tapi kenapa sekarang KAU ambil juga semua harta milikku, aku mau makan bagaimana ?aku mau tinggal dimana ? belum lagi biaya sekolahku bagaimana ? ditengah kesendirian sambil meratapi masa depanku yang bagaimana aku juga tidak tahu.

Tante Monik memang mempunyai masa lalu yang kelam, dimana dulu waktu muda pernah berhubungan dekat dengan laki-laki yang akhirnya jadi mantan suaminya sekarang, hubungan mereka tidak pernah direstui sama kakek dan nenek sampai akhirnya tante Monik memutuskan pergi meninggalkan rumah untuk mengejar cintanya, namun setelah limabelas tahun berpisah tante Monik pulang kerumah bersama dengan kak Yuan, tampangnya begitu lusuh dan menyedihkan, ketika ditanya kenapa dia bercerai tante Monik enggan untuk bercerita bahkan sampai sekarang kita tidak pernah tahu apa yang terjadi dengan tante Monik, dia memang diterima kembali dikeluarga ayah namun ada perbedaan yang dilakukan oleh kakek dan nenek sehingga membuat tante Monik selalu cemburu kepada ayah, tante Monik akhirnya memutuskan untuk bisnis sendiri namun selalu gagal berbeda dengan ayah, dengan keuletan yang ayah aku lakukan ditambah menikah dengan ibuku semakin hari usaha mereka semakin sukses yang pada akhirnya kakekku sendiri sangat bangga kepada ayah, sampai akhir hayatnya kakek pernah bilang kalau anak yang berbakti dan penurut pasti berkatnya akan mengalir dengan lancar berbeda dengan anak yang suka melawan orang tua pasti berkatnya akan tertahan. Kecemburuan itu terus berlanjut sampai aku lahir.

Sedangkan keluarga dari pihak ibu sampai sekarang aku tidak mengetahui keberadaan mereka, dulu ibu pernah berkata bahwa ibu hanya hidup sendiri dan tinggal di yayasan panti asuhan dari kecil, mungkin itulah alasan kenapa aku sering pergi ke panti asuhan Kasih Dari Tuhan, tempat itu adalah tempat dimana ibu pernah berjuang untuk hidup.

Diitengah keterpurukan yang terjadi, ada dua sahabat yang sangat peduli dengan keadaanku, saat aku menangis mereka juga merasakan hal yang sama, saat aku marah mereka juga tidak segan mengumpat untukku. Akupun menceritakan yang terjadi kepada mereka saat aku menginap dirumahnya Gea,

"gue gak nyangka yah ada orang sejahat itu didunia ini" celoteh Angel

"iyaaa, gak abis pikir banget, padahal lu kan masih keluarga ama mereka" sambung Gea

"gak tau lah mungkin ini nasib" jawabku menghibur diri "gue hanya kesal aja ama diri gue, ama hidup gue, seolah-olah musibah itu datang silih berganti, gue ngerasa Tuhan itu jahat am ague"

"huss gak boleh ngomong gitu" angel tiba memperingatkan

"kenapa apa gue salah kalau gue ngomong Tuhan jahat, Dia ambil nyokap gue bokap gue sekarang harta rumah gue"

"tapi Tuhan gak ngmbil gue, ngambil Gea juga kak Nicky, masih banyak yang lu punya Jes"

Aku hanya terdiam merenungkan perkataan Angel, mungkin aku sedikit kasar bahwa berpikir kalau Tuhan itu begitu jahat

"udahlah gue ngantuk, dan semoga besok gue bisa lebih ngerti tentang rencana Tuhan dalam hidup gue"

Percakapan kami terhenti malam itu, Angel tidak melanjutkan ceramahnya lagi begitu juga dengan Gea, mereka juga mengerti jika mereka terlalu memaksakan pendapat mereka itu semua akan membuat aku semakin stress. Malam itu dikamar Gea akupun tertidur pulas bersama dengan Angel yang ikutan menginap bersamaku, terkadang aku juga menginap dirumahnya Angel, aku tidak tahu sampai kapan ini akan berlangsung dihidupku, ada perasaan tidak nyaman ketika aku harus merepotkan mereka.

Malam pun berganti dengan pagi, gelap itu pergi disusul dengan terangnya mentari pagi, ingin aku seperti kejadian dipagi hari, dimana gelap dihatiku ku kuubah dengan cahaya yang terang namun segalanya percuma karena bulan tetap tidak mau beranjak sehigga matahari tidak bisa bersinar.

"hey good morning ladies" tante Ivone membangunkan kami bertiga

"hey ma, selamat pagi" ucap Gea sambil merapikan rambutnya

"selamat pagi tante" jawab ku dan Angel

"tante sudah siapkan sarapan, kalian siap-siap cuci muka dan sikat gigi oke"

"oke ma abis makan kita tidur lagi ya" kata Gea dengan manja

"huss anak gadis ya gak boleh malas"kaka tante Ivone

"mumpung libur ma"

"belajar biar kayak Jesika pintar"

"huftt" Gea langsung bangun dri tempat tidur dengan persaan kesal.

Aku pun dan Angel ikut berdiri dan merapikan tempat tidur yang sedikit berantakan oleh ulah kami bertiga.

Setelah kami selesai mempersiapkan diri, kami bertiga langsung menuju meja makan dan terlihat tante Ivone mempersiapkan piring dan minuman ada juga om Hardy ayahnya Gea sedang menunggu kami untuk sarapan

"selamat pagi om" sapaku dan Angel beriringan

"hmmm, pagi"

Kami pun menyantap hidangan yang ada didepan kami, ada nasi goreng dan jus buah jeruk, ketika sedang asik menyantap hidangan yang ada didepan kami, om Hardy tiba-tiba bertanya kepadaku

"gimana perasaan kamu sekarang Jesika"

"saya merasa baikan om"

"syukurlah kalau begitu, om udah banyak dengar dari Gea, om sih mau kamu untuk tetap kuat dan jangan sungkan-sungkan untuk datang dirumah"

"iya om, terima kasih"

"hmmm, kalau ada apa-apa segalanya jangan disimpan sendiri, karena hati kita tidak akan sanggup memikulnya seorang diri, ada baiknya kamu menceritakan segalanya kepada orang-orang yang terdekat dengan kamu, meski mereka tidak dapat menyelesaikan masalahmu akan tetapi mereka bisa meringankan bebannya"

"iya om, terkadang saya marah sama apa yang terjadi untung ada mereka berdua yang selalu dukung saya"

"yah kita berhak marah sama keadaan, sama diri sendiri dan sama orang lain, itu wajar karena manusia punya hati, yang tidak wajar marah sama Tuhan, jika Tuhan mengijinkan proses ini ya kamu mesti bersyukur karena Tuhan percaya sama kamu coba kalau orang lain mana kuat mereka, ingat segala sesuatu yang kita punya adalah pemberian dari tuhan, jadi kita tidak berhak marah ataupun kecewa padaNya, seharusnya kamu bersyukur atas apa yang terjadi dalam hidupmu karena dengan begitu kamu akan dibentuk dan diproses olehNya untuk jadi pribadi yang kuat" om Hardy pun selesai dengan ceramahnya sambil melanjutkan makanan yang tersisa, yang lainnyapun sama terus melanjutkan sarapan mereka masing-masing.

Aku hanya terdiam dan merenungi kata demi kata dari om Hardy, betapa jahatnya aku menyalahkan Tuhan dalam hidupku bukankah selama ini yang aku punya juga pemberian dariNya.