webnovel

AKU DIBOHONGI

Kita tidak tahu apa yang akan terjadi satu detik kemudian, satu menit kemudian, besok atau lusa bahkan satu tahun kemudian, semua kehidupan ini penuh dengan misteri dan teka teki akan tetapi kejadian sekarang ataupun nanti tidak pernah lepas dari kejadian dimasa lalu.

Rumah besar yang aku tempati sekarang terasa sepi semenjak mereka pergi hingga akhirnya setelah dua bulan hidup sendiri, tante Monik adalah satu-satunya dari keluarga ayah datang kerumah dan menawarkan diri untuk mengurus rumah besar milik ayah dan ibu yang mereka bangun dengan susah payah, semua maksud baik dari tante aku terima dengan senang hati, setidaknya aku tidak merasa kesepian tinggal dirumah ini apalagi ada kak Yuan anak dari tante Monik ikut tinggal bersama dengan kami, kak Yuan adalah anak satu-satunya yang dipunyai oleh tante Monik setelah dia memutuskan untuk bercerai dengan suaminya delapan tahun yang lalu hingga sampai saat ini tante belum juga mencari pasangan hidupnya kembali. Kak Yuan memiliki postur badan yang tinggi dan dada yang bidang tegap serta terlihat sedikit berotot mungkin karena hobbynya yang suka ngegym sehingga tidak heran badanya terlihat seperti binaragawan. Kedatangan mereka dirumah membawa perubahan bagiku, yang tadinya aku merasa sepi kini tidak ada lagi perasaan seperti itu.

Masa lalu adalah masa lalu dan akan menjadi kenangan namun sesungguhnya hal yang baru sudah datang. Tante Monik dan kak Yuan begitu sayang sekali kepadaku sehingga tidak ragu lagi perasaanku untuk mempercayai mereka, aku memutuskan memberikan hak ku sepenuhnya kepada tante Monik baik dalam hal kebutuhan rumah tangga, sekolah yang aku jalani hingga sampai keuanganpun harus tante yang bertanggung jawab.

Suatu hari pagi-pagi sebelum jam tujuh pagi seperti biasa aku akan berangkat kesekolah namun saat hendak akan keluar pintu rumah tiba-tiba tante memanggilku

"Jesica" panggil tante dari ruang tamu

"iya tante" akupun segera membalikan tumbuhku dan pergi menuju ruang tamu, saat aku tiba diruangan tersebut aku melihat tante duduk dikursi sambil memegang pulpen "ada apa ya kok tante memanggilku ?"

"duduk dulu" akupun langsung duduk dikursi tepat didepan tante Monik hingga tubuh kami saling berhadapan, ku pandangi wajah tante yang sedari tadi juga terus memandangiku, beberapa saat kemudian tante tiba-tiba menyodorkan pulpen dan beberapa kertas kearahku, aku mengalihkan pandanganku kepada kertas yang diberikannya aku ambil kertas-kertas tersebut, lembar demi lembar aku buka namun tidak ada niatan bagiku untuk membaca isi dari kertas-kertas tersebut.

"Jesica, tante mau mengambil uangmu dibank buat biaya listrik air dan kebutuhan kita lainnya tapi tante tidak bisa mengambilnya tanpa persetujuan dan tanda tangan darimu.

Aku sempat dibuat bingung karena tidak biasanya ada kertas yang begitu banyak yang harus aku baca, biasanya aku hanya perlu satu kertas saja akan tetapi aku mencoba memaklumi mungkin ada biaya-biaya yang tidak terduga yang harus dikeluarkan untuk kebutuhan kami bertiga tidak perlu waktu lama aku langsung mengambil kertas-kertas dan pulpen itu dan langsung menandatanganinya, tanpa harus aku baca secara detail seperti yang sudah-sudah.

"ini aku sudah tanda tangan, apa boleh sekarang aku pergi kesekolah ?" pintaku kepada tante Monik setelah menandatangi kertas-kertas itu

"tunggu sebentar" tanteku pun mengambil sebuah stempel

"buat apa ini ?" karena penasaran akupun bertanya, biasanya tante tidak pernah memintaku untuk melakukan cap jempol namun kali ini berbeda.

"peraturan dibank sekarang sudah berubah, yang mereka perlukan bukan hanya tanda tangan saja, tapi perlu cap jempol juga" tante menjelaskan itu semua dan aku pun dengan mudah mempercayainya, akupun melakukan apa yang diperintahkan olehnya, setelah semuanya selesai aku hendak pamit untuk pergi ke sekolah.

"sekarang aku udah boleh pergi tante ?"

"yah silahkan, hati-hati dijalan ya"

"iya terima ksaih tante"

Aku meninggalkan rumah dengan penuh sukacita dan semangat karena yang ada dipikiran aku cuma ingin bertemu dengan teman-teman disekolah yang siap menghiburku, disekolah aku mendapatkan hal-hal yang tidak aku dapatkan ketika dirumah, aku dengan sebebas-bebasnya bisa tertawa, melupakan tangisku dan menjadikannya tawa, membuang segala kekesalanku dan menjadikannya bijaksana.. Waktupun berlalu setelah pukul tiga sore aku hendak langsung pulang kerumah biasanya sebelum pulang aku bersama kedua sahabatku jalan-jalan sebentar atau sekedar minum kopi diarea dekat sekolah namun entah kenapa hari itu aku merasa dan ingin cepat-cepat sampai dirumah.

Setibanya dirumah seperti biasa keadaan rumah begitu hening akupun langsung menuju kamar ditingkat dua rumah tersebut setelah sampai depan pintu kamarku samar-samar aku mendengar suara berisik dan sesekali terdengar suara tawa, suara itu campur-campur ada pria dan ada juga wanita, akupun mengurungkan niatku untuk masuk kekamar, kulangkahkan kakiku menuju suara-suara tersebut hingga suara itu makin jelas dimana tepat aku berdiri didepan kamarnya kak Yuan, tanpa mengetuk terlebih dahulu aku buka pintu kamar tersebut yang tidak terkunci, alangkah terkejutnya aku menyaksikan kak Yuan pesta alkohol bersama teman-temannya dirumah, aku panik dan aku kaget kenapa kak Yuan yang begitu baik aku kenal kini berubah menjadi anak yang cukup membuat aku terkejut. Melihat tingkah mereka yang seperti itu membuat aku jengkel apalagi ada beberapa tatapan sinis seolah mengejekku.

"hei lihat akhirnya anak pemilik rumh sudah datang" kata kak Yuan sambil tertawa sinis, awalnya mereka terkejut mendengarnya namun tiba-tiba mereka tertawa kembali

"eh Yuan anak kecil ini, boleh juga ?" kata salah satu dari mereka

"hahaha anak pemilik rumah dan sekarang menjadi numpang" jelas kak Yuan kepada temannya

"maksud kakak apa ?"

"lu itu ya anak bodoh, yatim piatu dan gak punya apa-apa"

"bodoh, kakak bilang gue bodoh"

"yaps, alias mudah dibohongi" kak Yuan mulai mendekati dan mencoba menyentuh bahuku namun dengan segera aku menepisnya.

"kenapa masih gak sadar juga kalau lu bodoh hahhh" suara kak Yuan dengan nada mengejek. "dengerin yah, segala asset yang lu punya udah lu serahkna semuanya sama mama gue, so dengan bodohnya tadi pagi lu menyerahkan tanpa membaca terlebih dahulu, katanya lu anak yang pintar, ternyata segini doang" kak Yuan tiba-tiba mendorongku sedikit kebelakang dengan tangan kanannya.

Aku tidak tahu harus bicara apalagi yang aku tahu cuma menangis untuk sekedar menghibur diri, kak Yuan yang didepanku hanya menatap dengan tatapan penuh ejekan. Aku tidak mau berlama-lama berdiri disitu yang ada aku hanya jadi bahan tertawaan bagi semua orang disitu, ya lebih baik pergi kekamar dan menangis sejadi-jadinya karena mungkin hanya itu yang bisa aku lakukan sekarang, kenapa aku begitu bodoh rintihku dalam hati.

Terkadang sulit buat mengetahui mana orang yang begitu menyayangi kita, ibarat sebuah pepatah jika kamu mau dipercayai oleh orang lain maka kamu harus mencoba mempercayai orang tersebut, tapi apa yang aku alami sekarang, aku mau menyalahkan siapa ?, hati manusia kita tidak ada yang tahu, ada yang kita anggap jahat tapi sebenarnya baik tapi ada yang kita anggap baik tapi sebenarnya jahat.