Memikirkan kembali, ketika mereka bertemu untuk pertama kalinya, Jun Wu Xie juga seperti itu. Dia begitu lemah dan tampak rapuh, seolah-olah angin dan hujan bisa membawanya pergi. Pada saat itu, dia tidak akan pernah mengira bahwa wanita muda yang berada di ambang kematian ini akan terikat padanya dalam takdir.
Ketidakpeduliannya, ketidaktahuannya, senyumnya, kekuatannya. Semua ini terlintas dalam benaknya, setiap gambar begitu indah dan Jun Wu Yao tidak dapat melupakan satu pun darinya bahkan untuk sedetik saja.
Jun Wu Yao secara pribadi menyaksikan pertumbuhannya, dari ketidakpedulian, dia menjadi seseorang yang perlahan-lahan menemukan kemarahan dan berbagai emosi. Dari pedang yang terhunus, hingga pelukan hangat.
Mengingat suhu tubuhnya.
Mengingat seleranya.
Mengingat perasaan ujung jarinya saat ia membelai rambutnya ke bawah.
Mengingat ciuman Jun Wu Xie yang canggung namun lembut.
Mengingat kepuasan dan kebahagiaan saat memeluknya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com